Webinar Literasi Digital: Tips Tingkatkan Branding Melalui Media Sosial

Ilustrasi media sosial (sumber: Pixabay).

Jakarta, Ditjen AptikaTransformasi digital mendorong perubahan di sektor perdagangan dari transaksi secara fisik (luring) menjadi berbasis online (daring). Media sosial dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan meningkatkan branding.

Untuk itu, Kementerian Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi menyelenggarakan rangkaian kegiatan webinar di bulan September 2022 untuk kelompok masyarakat atau komunitas di wilayah Sumatra, dengan tema ‘Konsep Bisnis Digital: Social Media Branding’. Kegiatan tersebut dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom.

Dalam webinar yang diadakan Sabtu (17/9) lalu dan dihadiri oleh lebih dari 1.300 orang dari berbagai kelompok masyarakat atau komunitas di wilayah Sumatra itu, hadir para pembicara dari UNPI Cianjur, Urban Sakola, dan Politeknik APP Jakarta.

Menurut Duta Kampus UNPI Cianjur & Praktisi Literasi Digital, Lusi Ayu Daningsih, social media branding diartikan sebagai sebuah kegiatan branding yang dilakukan menggunakan media sosial.

Dengan melakuan branding di media sosial, lanjut Lusi, dapat membantu meningkatkan penjualan usaha maupun memperluas pasar baru. Setidaknya ada empat tips yang dapat dilakukan untuk meningkatkan branding tersebut.

“Pertama, konsisten dalam membuat dan memposting konten. Kedua, tentukan jam postingan di media sosial agar dapat dilihat dengan mudah oleh konsumen. Ketiga, gunakan desain yang menarik. Terakhir, buat konten yang relevan dan bermanfaat,” terang Lusi.

Sementara itu, Head of RnD Urban Sakola & Praktisi Literasi Digital, Denisa Nur memberikan tambahan tips kepada para pelaku online shop untuk tetap berperilaku etis dalam melakukan branding di sosial media.

“Pertama, tidak membuat konten yang menjelek jelek kan brand lain. Lalu, selalu memberikan informasi yang jujur. Selanjutnya, selalu pahami jika komunikasi yang kita lakukan di dunia digital adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia bukan manusia dengan teknologi,” ucap Denisa.

Lihat juga: Silih: Rebranding Lembaga Berbasis Esensi, Bukan Sensasi

Sedangkan Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Politeknik APP Jakarta, Aji Kresno mengingatkan mengenai keamanan di ruang digital. Menurut Aji, kejahatan siber selalu mengintai di ruang digital. Dia pun memberikan tips aman agar terhindar dari kejahatan siber dengan berbagai modus penipuan.

“Apapun aktivitas yang kita lakukan di ruang digital tidak pernah ada yang 100 persen aman. Sebab itu, selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua hal di internet dapat menjadi satu proteksi keamanan yang paling efektif untuk menghindarkan kita dari tindakan kejahatan internet,” katanya.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Indonesia #MakinCakapDigital yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 lalu. Program tersebut berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan empat pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

Kelas Literasi Digital

Bersamaan dengan program itu, Kemkominfo juga menyelenggarakan kelas pelatihan literasi digital yang dilaksanakan hybrid menggunakan platform Zoom Meeting. Kelas diisi materi dari berbagai narasumber di bidang komunikasi, informatika dan teknologi digital. Kelas terbuka bagi seluruh kalangan masyarakat  dan tidak dipungut biaya atau gratis di sepanjang tahun 2022.

Kelas literasi digital diharapkan akan mengembangkan kecakapan digital masyarakat pada tingkat dasar, seperti fotografi dan videografi, media sosial, public speaking, Tangkas Digital dan Tular Nalar bersama Google, copywriting, digital marketing, privasi digital, dan keamanan siber.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti kelas literasi digital bisa menyesuaikan dengan minat dan waktu pilihan, dengan mengakses informasi terkait kelas-kelas ini melalui akun Instragram Siberkreasi dan melalui tautan https://event.literasidigital.id/.

Pemerintah menargetkan pada 2024 ada 50 juta orang yang sudah terliterasi digital. Gerakan ini memberikan edukasi dasar tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Kemkominfo merupakan leading sector untuk infrastruktur dan literasi digital.

Lihat juga: Menkominfo: Aptika Berperan Penting dalam Re-Branding Kominfo

Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021, indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,49 atau naik dari pencapaian tahun sebelumnya 3.46. Angka tersebut menempatkan Indonesia dalam kategori sedang, dengan skor indeks 0 sampai 5.

Pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 dilakukan kepada 10.000 responden di 514 kabupaten/kota di Indonesia melalui survei tatap muka. Dengan karakteristik responden merupakan pengguna internet berusia 13 – 70 tahun.

Dari survei tersebut ditemukan bahwa budaya digital (digital culture) mendapatkan skor tertinggi, 3.90, diikuti etika digital (digital ethics) 3.53, dan kecakapan digital (digital skill) sebesar 3.44. Kemudian keamanan digital (digital safety) mendapat skor terendah, 3.10 atau sedikit di atas sedang.

Pengukuran indeks literasi digital ini selain untuk mengetahui status literasi digital di Indonesia juga untuk memastikan upaya peningkatan literasi digital masyarakat makin tepat sasaran.

“Kita ingin terus mempercepat dan mengawal terus tingkat literasi digital masyarakat, mengimbangi dengan perkembangan teknologi digital yang cepat dan makin strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini,“ kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan saat acara Peluncuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 di Jakarta, 20 Januari 2022 lalu. (lg)

Print Friendly, PDF & Email