Terapkan Konsep ‘Tabayyun’ dalam Bermedia Sosial: Cek Kebenaran saat Terima Informasi

Foto bersama para pembicara dan peserta pada acara Literasi Digital kepada seluruh Masyarakat Balikpapan agar Makin Cakap Digital', di Hotel Platinum Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (27/08/2023).

Balikpapan, Ditjen Aptika – Menerapkan konsep tabayyun merupakan salah satu cara bijak dalam bermedia sosial. Dengan konsep itu, masyarakat diharapkan bisa mencari kebenaran atas suatu informasi yang didapatkan, sebelum membagikan atau menyebarkannya di internet.

“Media sosial sangat menentukan kehidupan manusia, kita bisa terlihat baik atau buruk hanya dari bagaimana perilaku kita dalam menyikapi informasi yang kita dapatkan di media sosial. Oleh karena itu, sesuai dengan ajaran agama Islam yaitu tabayyun, kita sebaiknya mencari kebenarannya terlebih dahulu sebelum menerima sebuah informasi,” ujar ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Balikpapan yang diwakilkan Ahmari Sidiq, pada acara Literasi Digital bertema “Bijak dalam Bermedia Sosial” di Hotel Platinum Balikpapan, Minggu (27/08/2023).

Hal ini, lanjut Ahmari, dikarenakan media sosial tidak selalu menyajikan informasi yang positif dan konsep tabayyun tersebut dinilai dapat memberikan dampak positif dalam bermedia sosial.

“Dengan menerapkan tabayyun, membantu mengurangi penyebaran informasi palsu, menghindarkan fitnah, dan menciptakan lingkungan digital yang lebih jujur dan akurat,” tambahnya.

Ia juga menyebut, fitnah dan konten yang menyesatkan sering tersebar dengan cepat di media sosial. Hal ini, menurutnya, dapat merusak reputasi individu atau kelompok dan memicu konflik di ruang digital.

Oleh karena itu, Ahmari pun mengajak agar masyarakat tidak tergesa-gesa saat mendapatkan informasi dari media sosial. “Hendaklah kita berhati-hati. Lakukan cross check, check and recheck. Saring dulu sebelum kita sharing kepada kerabat terdekat,” tegasnya.

Pertama dari sebelah kiri Gus Soleh memberikan paparan materi terkait Etika Digital.

Senada dengan Ahmari, Pengurus RMI PBNU, Abdulrahman Soleh Fauzi mengatakan bahwa masyarakat harus bijak bermedia sosial, yaitu dengan memiliki sikap etis. Salah satunya dengan mencari kebenaran atas informasi yang didapatkan dari sosial media sebelum membagikannya.

Pasalnya, menurutnya, media sosial sudah menjadi platform bagi siapa saja untuk bisa berbicara dan membagikan pendapatnya tanpa terkecuali.

“Dasar dari bijak bermedia sosial adalah sikap etis, atau akhlak dari setiap manusia itu sendiri. Etis dalam bermedia sosial ini bisa ditunjukkan dengan cara mencari kebenaran atas informasi yang didapatkan dari sosial media,” terang pria yang kerap disapa Gus Soleh itu.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat bisa memanfaatkan media sosial menjadi media untuk menyebarkan kebaikan.

“Jangan sampai kita dimanfatkan oleh media sosial. Kita lah yang harusnya dapat memanfaatkan media sosial menjadi media dakwah untuk memperluas kebaikan agar tetap menjadi amal zariah untuk diri kita sendiri dan sekitar,” ucap Gus Soleh.

Pentingnya Literasi Digital bagi Masyarakat Balikpapan

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Masyarakat Umum, Rizki Ameliah mengatakan bahwa pemberian literasi digital bagi masyarakat di Balikpapan itu sangat penting. Hal itu lantaran perkembangan teknologi informasi semakin maju dan informasi yang didapatkan lewat media sosial begitu beragam.

Sementara, menurutnya, masyarakat masih belum memahami pentingnya bijak dalam media sosial serta beragam modus-modus penipuan, pencurian data pribadi dan phising.

“Literasi digital ini sendiri adalah kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan,dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital” jelas Rizki.

Ketua Tim Literasi Digital Sektor Masyarakat Rizki Ameliah pada saat memberikan materi terkait dengan literasi digital

Oleh karena itu, Ia pun berharap melalui kegiatan itu para peserta dapat memahami dan menerapkan pilar literasi digital di kehidupan sehari-hari.

“Dalam bermedia sosial Bapak dan Ibu harus memahami empat pilar literasi digital, yaitu Kecakapan Digital (Digital Skill), Budaya Digital (Digital Culture), Etika Digital (Digital Ethics) dan Keamanan Digital (Digital Safety) agar kita semakin cakap digital,” ujarnya.

Lihat juga: Bantu Ciptakan Ruang Digital yang Positif, Literasi Digital Penting Dimulai dari Keluarga

Kegiatan Literasi Digital yang berkolaborasi dengan Sinar Mas Land dan Yayasan Sinar Mas itu merupakan kegiatan lanjutan, dimana sebelumnya sudah diselenggarakan di Kota BSD Tangerang pada tanggal 10 Juni 2023.

Acara diikuti oleh sebanyak 300 peserta yang terdiri dari karyawan Sinar Mas Land Balikpapan, anggota organisasi keagamaan BKPRMI dan masyarakat umum kota Balikpapan serta diisi oleh sejumlah pemateri lainnya, yakni Pengurus RMI PBNU (Abdulrahman Soleh Fauzi) dan ICT Watch (Indriyatno Banyumurti).

Adapun informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fanpage @literasidigitalkominfo, kanal YouTube Literasi Digital Kominfo, dan website literasidigital.id. (wpu)

Print Friendly, PDF & Email