UMKM Harus Punya Business Mastery untuk Terus Tumbuh dan Berkembang

Head Coach program Inkubasi Binsis UMKM, Luthfi H. Masud, saat Group Couching Inkubasi Bisnis UMKM, di Kota Malang, Senin (28/08/2023).

Malang, Ditjen Aptika – Untuk terus tumbuh dan berkembang, UMKM harus memiliki business mastery. Karena bisnis yang dapat terus tumbuh dan berkembang adalah bisnis yang memiliki fondasi kuat untuk selalu terarah, terkontrol, terstruktur, tersistem, terukur dan konsisten.

“Setiap UMKM yang ada disini harus punya business mastery, harus punya visi untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Business mastery menjelaskan alasan bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap value,” ungkap Head Coach program Inkubasi Binsis UMKM, Luthfi H. Masud, saat Group Couching Inkubasi Bisnis UMKM, di Kota Malang, Senin (28/08/2023)

Ada banyak manfaat yang diperoleh para UMKM, lanjut Luthfi, jika memiliki business master untuk usahanya. “Pertama pasti dapat mengetahui arah bisnis yang jelas dan terpola secara terstruktur dalam strategi pencapaian targetnya,” ungkapnya.

Kedua, para UMKM dapat melihat dan menganalisa bisnis secara terstruktur dan tersistem dengan seluruh tim. Selanjutnya, para UMKM dapat memahami dashboard bisnis secara mudah dengan pola canvas dan visual secara terkontrol dan tersistem.

“Terakhir para UMKM dapat melakukan pembuatan perencanaan dan strategi bisnis dengan cepat dan taktis,” tutur Luthfi.

Lutfi turut menerangkan, para UMKM juga harus memiliki visi dan misi. Visi merupakan tujuan strategis yang menjadi inspirasi bagi bisnis. Sedangkan misi adalah peta jalan yang menunjukkan bagaimana UMKM mencapai visi mereka, biasa terdiri secara umum dari empat bagian.

“Pertama apa misi yang bermanfaat bagi pelanggan? Kedua, apa misi yang bermanfaat bagi karyawan? Ketiga, apa misi yang bermanfaat bagi perusahaan? Terakhir, apa misi yang bermanfaat bagi lingkungan?” papar Lutfi.

Selanjutnya, Luthfi menerangkan kepada para UMKM mengenai gambaran business mastery yang perlu mereka buat menuju era industri 5.0. Dirinya membagi ke dalam sembilan step, yakni Vision mastery, Mission of Company, Aligning Company Culture, Smart Goals, Organization Structure, Clear Job Description, Key Performance Indicator, Management System dan How to systemize.

“Sembilan poin tersebut menjadi tugas penting owner dalam menciptakan lingkungan bisnis yang ideal. Seperti apa bisnis yang ideal? Kondisi bisnis ideal itu harus terarah, terkontrol, terstruktur, tersistem, dan terukur,” terangnya.

Semua hal tersebut menurut Luthfi yang paling terpenting harus dilakukan secara konsisten.

Pada group coaching, para UMKM akan diajarkan membuat business mastery menggunakan design strategic thinking canvas yang akan memudahkan UMKM untuk berdiskusi dan menentukan strategi. Setelah diberikan materi, para UMKM diharuskan mempraktikan desain binsis canvas secara langsung.

Lihat juga: Melalui Group Coaching, Kominfo Harap UMKM Jatim Tingkatkan Potensi Bisnis

Peserta praktik mengisi business model canvas (30/8).

Sementara itu, Mentor Bisnis Digital Marketing, Linggar Kharisma, menyampaikan materi terkait digital marketing. Menurutnya para UMKM sebetulnya telah mengetahui pentingnya digital marketing, tetapi tidak tahu harus memulai darimana.

“Para UMKM kebanyakan bingung bagaimana mau membuat kontennya seperti apa. Harus ditentukan dulu visual-nya seperti apa, copy writing bagaimana,” terangnya.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan perlu dilakukan riset terlebih dahulu terutama kepada para kompetitor, seperti keyword yang dipakai, demografi followers-nya seperti apa. “Yang terpenting harus mau memulai, jika tidak dimulai maka tidak akan pernah terjadi,” tandasnya.

Terkait riset, ia menerangkan bahwa tidak dapat berpatokan pada riset yang dilakukan orang lain. Karena tipikal media sosial tidak bisa dipukul rata, tetap perlu melakukan testing sesuai dengan followers yang dimiliki.

Pada sesi dua, para UMKM diminta mengisi business model canvas sesuai usaha mereka masing-masing. Adapun ada sembilan point yang perlu diisi mengenai business model canvas, seperti:

  1. Customer segment
  2. Value product
  3. Chanel
  4. Customer relationship
  5. Revenue stream
  6. Key resource
  7. Key activities
  8. Key Partner
  9. Cosy structure
Business Model Canvas (28/8).

Dengan business model canvas, para UMKM dapat mengidentifikasi segmen pasar yang paling potensial untuk dapat lebih tertarget strategi yang akan diterapkan dalam mencapai target ke depan. Selain business model canvas, para UMKM juga diajarkan mengenai Value Proposition Design (VPD).

Program Inkubasi Bisnis UMKM akan dimulai pada bulan juli sampai dengan oktober 2023 dengan beberapa kegiatan yang akan diikuti seperti 10 webinar series, 12 sesi group coaching, 1 group coaching on location di 5 kota, google classroom berisi materi pembelajaran, hingga pemberian stimulus digital. (lry)

Print Friendly, PDF & Email