Menteri Johnny: 24 Juta UMKM Ditargetkan Masuk Marketplace Tahun Ini

Menteri Kominfo, Johnny G. Plate (tengah) saat meluncurkan program Pelatihan Digital UMKM di Indonesia, Senin (05/10/2020).

Jakarta, Ditjen Aptika – Pemberitaan terkait Forum Ekonomi Digital Kominfo masih menjadi isu yang banyak dibicarakan periode ini. Menkominfo Johnny G. Plate mengharapkan masukan langsung dari CEO dan founder marketplace mengenai perumusan kebijakan untuk mendorong peningkatan peran UMKM dalam aktivitas perdagangan digital.

“Pada masa pandemi Covid-19, sudah tercatat ada 17,5 juta pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital. Capaian ini belum cukup dan harus ditingkatkan. Target tahun 2023, 24 juta UMKM masuk marketplace dan 30 juta di tahun 2024,” jelas Johnny dikutip dari Merdeka.com, Rabu (06/04/2022).

Dilanjutkan Menkominfo, presiden juga menyampaikan bahwa di tahun 2022 ditargetkan 1 juta UMKM masuk ke e-katalog. Anggaran di APBN, APBD, dan BUMN semuanya harus difokuskan untuk membeli produk-produk dalam negeri utamanya yang diproduksi oleh UMKM.

Menkominfo menyatakan sesuai hasil studi berbagai lembaga kajian dan penelitian pada tahun 2021 produk impor yang dijual melalui platform e-commerce masih sangat dominan. Diperkirakan porsi produk impor yang dijual bisa mencapai 90 persen sehingga perlu ada kerja sama kementerian/ lembaga dengan pelaku lokapasar untuk meningkatkan penjualan produk dalam negeri.

Kominfo Ajak Masyarakat Kuasai Kecakapan Digital

Juru Bicara Kemkominfo, Dedy Permadi saat memberikan keterangan mengenai Clubhouse (18/02) (Sumber Foto: Indra Kusuma)

Isu mengenai Literasi Digital juga meramaikan pemberitaan 24 jam terakhir. Kemkominfo mengajak masyarakat menguasai kecakapan yang dibutuhkan di era digital agar bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia.

“Mengingat karakteristik dunia digital yang makin kompleks, dinamis, serta berkembang dengan sangat cepat. Talenta digital Indonesia diharapkan tidak hanya unggul dalam hal keterampilan teknis atau hard skill, tapi juga cakap keterampilan nonteknis atau soft skill,” kata Juru Bicara Kemkominfo, Dedy Permadi dari keterangan pers dikutip dari suara.com, Rabu (06/04/2022).

Merujuk laporan The Future Jobs dari World Economic Forum, diperkirakan 43 persen pelaku industri akan mengurangi jumlah tenaga kerja karena terdapat pilihan teknologi pada 2025. Selain itu, diperkirakan 85 juta pekerjaan lama akan hilang dan muncul 90 juta pekerjaan baru yang merupakan pembagian kerja antara manusia, mesin, dan algoritma.

Kecakapan digital berfokus pada tiga hal yang dikenal sebagai The ABC. The ABC merupakan kependekan dari artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data, dan cloud computing (komputasi awan). Selain kemampuan teknis, masyarakat juga perlu menguasai kecakapan nonteknis era digital yang disebut sebagai 4C, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi).

Untuk mengatasi kesenjangan kecakapan digital, Kemkominfo telah mengadakan program literasi digital komprehensif, dari tingkat dasar sampai mahir. Peningkatan kecakapan digital tingkat dasar dilakukan melalui program Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Tahun lalu, gerakan ini menjangkau lebih dari 12,3 juta peserta secara nasional. Pada tingkat menengah, Kominfo memiliki program Digital Talent Scholarship (DTS) yang tahun lalu menjangkau 133.000 peserta. Untuk tingkat lanjut, Kemkominfo menyasar para pengambil kebijakan baik sektor pemerintahan maupun swasta pada program Digital Leadership Academy (DLA). (hth)

Print Friendly, PDF & Email