Menkominfo: Smart City Jadi Aktualisasi Transformasi Digital yang Inovatif dan Solutif

Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, saat memberikan keynote speech pada acara Rapat Koordinasi bersama seluruh pegawai Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika di Nusa Dua Bali. Sabtu (11/12/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan keberadaan smart city di Indonesia, bakal menjawab tantangan kependudukan yang diproyeksikan pada 2045, 82,37 persen penduduk akan hidup di pusat kota. Maka dari itu, Menkominfo pun mengatakan Kementerian Komunikasi akan terus mendorong penerapan dan pengembangan kota cerdas melalui Gerakan Menuju Smart City.

Selain itu, pengembangan smart city dilakukan untuk menjangkau Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Menteri Johnny menambahkan pengembangan smart city menjadi bagian dari utilisasi teknologi digital dalam pengelolaan kota moderen. Menurutnya, smart city juga merupakan salah satu aktualisasi dari transformasi digital yang inovatif dan solutif.

“Ini terjadi urbanisasi, untuk itulah diperlukan strategi pengembangan kota yang akomodatif terhadap perkembangan zaman, dan pengembangan kota cerdas atau smart city melalui Gerakan Menuju Smart City menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh kita bersama, yang diinisiasi oleh Kementerian Kominfo,” ujarnya dalam Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Pameran Smart City, di ICE BSD Tangerang, seperti dikutip dari liputan6.com, Selasa (14/12/2021).

Pemerintah daerah pun juga didorong untuk memanfaatkan teknologi digital, termasuk internet of things (IoT), dalam membuat terobosan baru atau smart solution, yang sejalan dengan arus digitalisasi. Johnny mengatakan bahwa di tahun 2025, akan ada 41,6 miliar perangkat IoT yang terpasang secara global.

“Di Indonesia, jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat di tahun 2022, dan akan meningkat menjadi 678 juta perangkat tahun 2025 dengan hadirnya 5G,” ungkap Johnny.

Waspada! Hoaks Seputar Covid-19 Sentuh 5.253

Isu mengenai hoaks Covid-19 yang semakin beragam juga mewarnai pemberitaan, kondisi ini dapat mengecoh penerima pesan sehingga dapat menyesatkan karena telah percaya pada informasi palsu. Agar hal tersebut tidak terjadi, kita harus memastikan terlebih dahulu kebenaran informasi yang didapat.

Berdasarkan catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dilansir dari liputan6.com, hingga Selasa (14/12/2021) sebaran hoaks seputar Covid-19 mencapai 5.253 unggahan dengan temuan sebanyak 2.026. Sebaran hoaks seputar Covid-19 paling banyak diunggah lewat Facebook sebanyak 4.552. Hoaks seputar Covid-19 terbanyak kedua diunggah lewat Twitter sebanyak 572 unggahan.

Sebaran hoaks seputar Covid-19 ketiga terbanyak disebar lewat YouTube, mencapai 55 unggahan. Sedangkan sebaran hoaks seputar Covid-19 terbanyak keempat terdapat di Instagram dengan 49 unggahan dan sebaran kelima terbanyak lewat TikTok dengan 25 unggahan.

Kominfo pun telah menangani hoaks seputar Covid-19 untuk menghentikan sebarannya, pada periode yang sama sebanyak 5.091 hoaks seputar Covid-19 telah ditindaklanjuti dan 767 konten telah diserahkan ke penagak hukum. (lry)

Print Friendly, PDF & Email