Berani Pivoting jadi Solusi Startup Bertahan dari Pandemi Covid-19

Tangkapan layar Dirjen Aptika, Semuel A Pangerapan saat memberikan paparan pada Webinar Katadata mengenai Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku Ekonomi Digital. (09/07).

Jakarta, Ditjen Aptika – Perusahaan rintisan (startup) harus berani melakukan perubahan model bisnis (pivoting) untuk bertahan dari pandemi Covid-19. Perusahaan teknologi raksasa juga pernah melakukannya.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan hal tersebut saat Webinar Katadata mengenai Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku Ekonomi Digital⁣, Kamis (09/07/2020).

“Pandemi Covid-19 telah merubah perilaku masyarakat, ada fenomena-fenomena baru yang muncul. Hal itu harus dijadikan peluang oleh para startup untuk melakukan pivot pada bisnisnya agar dapat bertahan dari pandemi ini, atau bahkan membuat bisnisnya lebih besar,” saran Dirjen Semuel.

Dirjen berharap para startup Indonesia terutama yang terkena dampak negatif pandemi Covid-19 membuka mata atas peluang-peluang tersebut. “Ini waktunya melakukan perubahan, ide-ide baru yang bisa ditangkap selama kejadian ini,” tuturnya.

Dirjen Semuel mencontohkan meeting online atau webinar sebagai sebuah kebiasaan baru yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. “Ini bisa jadi sebuah layanan baru yang dapat ditawarkan kepada masyarakat, ketika hampir semua instansi dan organisasi menggunakannya saat pandemi,” terang Dirjen Semuel.

Dirjen Semuel menghimbau startup tidak terhenti dengan ide-ide awal. Mereka harus bisa menangkap peluang yang ada saat ini. Bahkan perusahaan teknologi sebesar Instagram pernah melakuan pivoting hingga akhirnya model bisnis barunya lebih terkenal dan banyak digunakan, kata Semuel.

Baca juga: Pandemi Covid-19 sebagai Momen Startup untuk Berinovasi

Turut hadir Anggota Dewan TIK Nasional Ashwin Sasongko serta Head of Marketing and Founding Kredivo, Indina Andamari (9/7).

Untuk menjembatani pivoting startup, Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika memiliki beberapa program sebagai langkah konkret. Salah satunya bernama 1.000 startup digital.

“Program 1.000 Startup Digital ini konsep awalnya hanya melakukan pelatihan bagi yang baru ingin memulai bisnis startup. Namun sekarang kita juga memberikan pelatihan bagi startup yang ingin melakukan pivot,” jelas Semuel.

Jika para startup tersebut bisa berkembang akan dicarikan dan diperkenalkan dengan para investor dan venture capital yang berminat terhadap bisnis mereka.

“Kami menjalin kerja sama dengan beberapa hub dan mengundang para founder yang sudah sukses. Kita juga melakukan pendekatan pada venture capital untuk berinvestasi pada startup-startup di Indonesia,” urai Dirjen Semuel.

Survei Katadata Dampak pandemi Covid-19 Terhadap Startup

Katadata telah melakukan survei melalui Katadata Insight Center kepada 139 eksekutif startup. Survei dilakukan pada awal Mei hingga awal Juni 2020, dengan menggunakan metode sampling melalui telepon.

Survei dilakukan kepada berbagai sektor startup, terutama enam sektor prioritas yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kominfo. Sektor-sektor tersebut antara lain pendidikan, kesehatan, pertanian, logistik, pariwisata, dan maritim.

Berdasarkan survei itu, terdapat 10,1% startup yang tidak mampu bertahan hingga akhir Juni 2020. Startup terdampak tersebut ada di sektor pariwisata atau memiliki valuasi kecil. Selengkapnya Survei Katadata Insight Center Dampak Pandemi Terhadap Startup. (lry)

Print Friendly, PDF & Email