Pandemi Covid-19 sebagai Momen Startup untuk Berinovasi

Tangkapan Layar Live Streaming Menkominfo, Johnny G Plate (kanan) saat membuka acara Startup Weekend Covid-19 Indonesia, (24/4).

Jakarta, Ditjen Aptika – Perusahaan rintisan (startup) dapat menjadikan masa pandemi Covid-19 sebagai momen untuk berinovasi. Ekonomi digital Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.

“Pada saat pandemi Covid-19 kita diharuskan melakukan physical distancing, sehingga ruang digital memegang peranan yang besar. Hal tersebut tentu akan memberikan ruang serta kesempatan yang begitu besar bagi startup Indonesia,” ucap Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, saat membuka kegiatan Startup Weekend Covid-19 melalui live streaming, Jumat (24/04/2020).

Terkait peningkatan peran di ruang digital, Menkominfo mendapatkan tiga tugas utama dari Presiden Joko Widodo, yaitu:

  1. Memperhatikan kedaulatan data di Indonesia (pelindungan data pribadi);
  2. Menjaga dan memerangi cyber crime dan cyber security; dan
  3. Mendorong kemajuan industri di bidang telekomunikasi dan informatika, dengan mendorong startup untuk naik kelas menjadi unicorn bahkan decacorn.

Menteri Johnny berharap para startup tetap membangun dengan semangat yang tinggi untuk menghasilkan inovasi baru. Karena melalui inovasi yang baru, menurutnya bangsa Indonesia dapat meningkatan ekonomi digital.

“Terlepas dari adanya pandemi, akan tetapi perspektif jangka panjang ekonomi digital Indonesia dilihat memiliki potensi yang sangat besar. Karenanya saya mempercayai bahwa Indonesia sebagai satu bangsa yang besar dengan semangat pluraslisme yang tinggi, serta semangat mengedepankan konsensus kebangsaan, pasti akan menghasilkan inovasi-inovasi baru,” jelas Johnny.

Menteri Johnny juga menyampaikan, pemerintah akan memberikan dukungan dan komitmen termasuk insentif dan payung hukum bagi para usahawan muda kita yang tergabung dalam Startup Weekend Indonesia Covid-19.

Pemerintah sebagai regulator memiliki tugas memastikan sektor hulu terjaga dengan baik, yaitu menjamin infrastruktur telekomunikasi baik fix broadband maupun mobile broadband. Hal tersebut penting agar sektor hilir termasuk startup dapat mengambil peranan dengan baik.

Menteri Johnny juga menyampaikan mengenai perubahan konfigurasi penggunaan internet. Menurutnya pandemi Covid-19 telah mengubah konfigurasi ruang internet dari tempat-tempat publik menjadi pemukiman.

“Oleh karena itu perusahaan seluler harus memiliki infrastruktur tambahan untuk memastikan tersedianya layanan internet yang prima di wilayah yang awalnyanya tidak menjadi konsentrasi penggunaan internet, khususnya pada wilayah episentrum penyebaran Covid-19,” ungkapnya.

Gambaran Pandemi Covid-19 secara Global

Pada kesempatan tersebut Menteri Johnny juga menyampaikan mengenai gambaran terkini terkait pandemi Covid-19, baik secara global maupun di dalam negeri.

“Pandemi Covid-19 ini telah tersebar di 213 negara termasuk di Indonesia. Dampak tidak saja pada aspek medis, tapi justru menjadi makro pada aspek non medis termasuk ekonomi,” jelasnya.

Menurut data International Monetary Fund (IMF) awalnya diperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3%. Namun setelah masuknya Covid-19 ramalan akan pertumbuhan ekonomi global berada pada downside risk yang besar, diperkirakan berkisar antara -2,5% sampai dengan -3% atau memasuki krisis.

“Pengalaman krisis terkait dengan darurat kesehatan dunia belum pernah terjadi, baru kali ini terjadi. Jika sesuai dengan perhitungan maka akan ada penurunan sebesar 6%, ini memberikan dampak yang luar biasa,” tutur Menteri Johnny.

Menurut IMF negara-negara G-20 diramalkan akan mengalami pertumbuhan negatif. Misalnya Jepang -4%, Korea -5%, dan New Zealand -7%. IMF juga memperkirakan hanya ada tiga negara G-20 dengan pertumbuhan ekonomi positif setelah pandemi Covid-19 ini, yaitu India 1,9%, tiongkok 1%, dan Indonesia 0,5%.

Menteri Johnny mengatakan IMF juga menyatakan bahwa jika Indonesia berhasil melakukan reformasi struktural, maka potensi ekonomi rebound Indonesia akan tinggi pada tahun 2021, dengan kisaran 6% hingga 8%.

Pemerintah pun telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2020 untuk mempersiapkan reformasi yang fundamental.

“Walaupun ekonomi kita terdampak pandemi Covid-19, tapi potensi ekonomi kita masih besar. Oleh karena itu kita harus membangun energi positif kita dengan semangat dan fokus, jangan sampai energi nasional kita digunakan untuk hal negatif yang justru akan memperlemah kita,” jelas Johnny.

Startup Weekend Covid-19

Kementerian Kominfo bersama dengan penggerak ekosistem startup digital di Indonesia (Kumpul), beserta mitra jejaringnya, menginisiasi program Global Online Startup Weekend Covid-19 Indonesia. Acara ini digelar selama 54 jam pada tanggal 24 – 26 April 2020.

Program ini merupakan bagian dari inisiasi Global Online Startup Weekend Covid-19 yang diselenggarakan oleh Techstars, sebuah platform investasi dan inovasi global. Saat ini sudah ada lebih dari 60 negara termasuk Indonesia yang bergabung menjalankan program berskala dunia ini.

Program yang untuk pertama kalinya dilakukan secara online ini akan diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta dari  seluruh Indonesia, dengan total submisi 390 ide. Pada acara tersebut akan ada lebih dari 50 pembicara/mentor yang akan memberikan pembelajaran untuk membangun startup terutama pada 6 fokus sektor (kesehatan, populasi rentan, komunitas, bisnis, edukasi, dan hiburan).

Para pembicara tersebut diantaranya CEO & Founder Pinhome (Dayu Dara), Business Officer Halodoc (Doddy Lukito), perwakilan KawalCovid19.id (Ainun Najib), Co-founder & CEO QM Financial (Ligwina Hananto), CEO dan Founder Wahyoo (Peter Shearer), serta Staf Khusus Bappenas (Danang Rizki Ginanjar).

Di akhir acara pada 26 April 2020 juga akan ada live pitching 10 startup terbaik dengan juri Dirjen Aptika Kominfo (Semuel Abrijani Pangerapan) dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky. (lry)

Print Friendly, PDF & Email