Adopsi Teknologi 4.0 Bantu Atasi Kendala Pelaku UMKM

Diskusi “UMKM Go Online Virtual Expo 2022” dengan tema “Penggunaan Teknologi 4.0 untuk UMKM”, Minggu (9/10/2022).

Jakarta, Ditjen Aptika – Para pelaku startup nasional mengakui program adopsi teknologi 4.0 meningkatkan perfoma bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemanfaatan transaksi secara online merupakan salah satu kunci bisnis dari pelaku UMKM agar mampu berkembang dan tetap bertahan. Pandemi Covid-19 justru mendorong pertumbuhan UMKM di e-commerce lebih terakselerasi. Mengacu dari riset Google sejak 2021 terjadi penambahan 21 juta konsumen yang bertransaksi melalui aplikasi digital.

Co-Founder dan CEO Qasir, Rachmat Anggara, mengakui meski telah terjadi transformasi digital dalam beberapa waktu terakhir. Pada kenyataannya masih ada sejumlah pegiat UMKM sulit berkembang bisnisnya. Menurut Rachmat selaku perusahaan aplikasi kasir digital, kunci agar UMKM berkembang dan membantu pemulihan ekonomi adalah transaksi bisnisnya bisa divalidasi. Dengan memiliki catatan yang tervalidasi dapat membuka akses permodalan sehingga dapat membantu pemulihan ekonomi.

“Beberapa kasus yang ditemukan, sebenarnya pendapatan pedagang cukup besar. Ada pedagang yang bisa meraup penghasilan hingga Rp1,5 juta sampai dengan Rp5 juta per hari. Tapi kalau melihat 10-20 tahun ke belakang usahanya begitu-begitu saja, padahal kalau melihat penghasilannya sebesar itu seharusnya bisa lebih bagus lagi. Misalnya dari pakai gerobak menjadi pakai ruko. Ini semua karena tidak ada pencatatan yang memadai,” ungkap Rachmat Anggara dalam diskusi daring “UMKM Go Online Virtual Expo 2022” dengan tema “Penggunaan Teknologi 4.0 untuk UMKM”, Minggu (9/10/2022).

Dikatakan, dengan sistem pencatatan yang baik dan digunakan secara rutin, biaya operasional jadi lebih murah, praktis, stok barang tercatat rapi, jumlah penjualan bisa langsung ketahuan, dan lebih menghemat waktu. Ketika catatan transaksi bisa divalidasi, menurut Rachmat, maka memudahkan UMKM dalam mengajukan permohonan dana. Dengan demikian, pengelola bisnis bisa memberikan informasi yang valid kepada calon investor atau bank mengenai data penjualan yang akurat dan perkembangan usaha dari tahun ke tahun.

Lihat juga: 100 Pelaku Usaha Kecil Ikuti UMKM Go Online Virtual Expo 2022

Saat ini sebanyak 1 juta lebih pelaku usaha telah bergabung dengan Qasir dari 514 kota di seluruh Indonesia. Aplikasi Qasir telah membantu 12 ribu pelaku usaha meningkatkan skala usahanya dari usaha mikro menjadi usaha kecil. Hingga saat ini transaksi yang tercatat di Qasir sebanyak 30 triliun transaksi.

Pemanfaatan Teknologi Digital bagi UMKM

Hal penting lainnya yang mesti diperhatikan pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital adalah mencermati perilaku belanja konsumen di Indonesia. Menurut Trias Puspita Hayati dari SIRCLO, aplikasi aggregator marketplace dan e-commerce, mengatakan sebanyak 38,6 persen konsumen sering berbelanja daring dengan frekuensi sebanyak 1-3 kali dalam satu bulan.

Konsumen mesti merogoh kocek mereka rata-rata Rp250 ribu untuk sekali belanja. Biasanya konsumen melakukan belanja online sekitar tanggal 25-28 setiap bulan.

“Ini merupakan informasi penting bagi pelaku usaha kapan harus melakukan promosi, mengeluarkan koleksi terbaru atau varian baru,” ujar Senior Store Commercial Manager SIRCLO tersebut dalam diskusi daring “UMKM Go Online Virtual Expo 2022”.

Trias menerangkan dengan menggunakan SIRCLO, pelaku UMKM dapat terhubung dengan berbagai lokapasar nasional yang tergabung satu dashboard sehingga membantu konsumen lebih praktis dan mudah dalam berbelanja. Selain itu, ia menambahkan, sistem yang dipakai SIRCLO dapat mengontrol jumlah stok barang.

Pasalnya, jika ada satu jenis barang yang terjual melalui salah satu lokapasar, secara otomatis stok akan berkurang jumlahnya di lokapasar lain. Adapun manfaat yang diperoleh pelaku UMKM dengan menggunakan SIRCLO adalah penjualan lebih terintegrasi, sinkronisasi stok barang, pengelolaan order, dan memuat data penjualan terpadu.

Tips Transaksi Pembayaran yang Aman

Sementara itu, salah satu tantangan bagi pelaku UMKM untuk masuk ke pasar digital adalah sebagian tidak memiliki rekening bank. AVP External Affairs LinkAja, Luciana Dita Chandra, menyebut sebanyak 51 persen dari penduduk yang memiliki akses internet di Indonesia tidak memiliki rekening bank.

“Saat ini pelaku UMKM atau merchant yang terdaftar pembayaran digital QRIS mencapai 19,3 juta. Sementara merchant LinkAja sendiri yang tercatat sebanyak 3 juta,” jelas Lulu, sapaan akrab Luciana.

Lihat juga: Virtual Expo, Cara Baru UMKM Pamerkan Produk dan Bertransaksi Daring

Selama ini, Lulu menjelaskan, pihak LinkAja membantu memudahkan pelaku UMKM bertransaksi. Sebagai aplikasi dompet digital menjadi alat pembayaran praktis, akuntabel, realtime, aman, dan nyaman bagi pengusaha kecil di daerah. Dalam kesempatan tersebut, Lulu memberikan beberapa tips bertransaksi digital yang aman:

  • Menghindari membagikan informasi rahasia;
  • Menjaga kerahasiaan kode OTP (password sekali pakai);
  • Melakukan transaksi hanya di aplikasi resmi;
  • Meneliti lagi transaksi yang akan dibayar;
  • Menghindari transaksi dengan menggunakan koneksi internet publik;
  • Menghindari mengklik tautan yang belum jelas; dan
  • Mengganti password secara berkala.

Webinar tesebut merupakan bagian dari agenda Pameran virtual “UMKM Go Online Virtual Expo 2022” yang digelar 8–11 Oktober 2022. Perhelatan ini diikuti sebanyak 100 UMKM unggulan dari 30 ribu UMKM di 13 daerah. Para pelaku UMKM tersebut telah mendapatkan pendampingan dari Dirjen Aptika Kementerian Kominfo melalui program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM. (lg)

Print Friendly, PDF & Email