Menteri Johnny: Kominfo Bahas Tiga Isu Prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia

Menkominfo Johnny G. Plate (kanan), dalam Dialog Publik "Executive Education Program for Young Political Leaders: Transformasi Digital yang Inklusif”, yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Senin (24/01/2022).

Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo membawa tiga isu prioritas pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan tiga isu tersebut yaitu pemerataan akses digital, literasi digital, dan arus data lintas batas negara yang aman.

“Ketiga isu itu yakni post covid-19 recovery dan ICT infrastructure connectivity, digital skill and digital literacy, cross-border data flow and data free-flow with trust yang menjadi isu paling strategis dan mendapat perhatian bersama,” tuturnya dalam Dialog Publik “Executive Education Program for Young Political Leaders: Transformasi Digital yang Inklusif”, yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Senin (24/01/2022).

Pada isu prioritas pertama, kata Johnny, Indonesia akan mendorong diskusi pemerataan akses digital dan digitalisasi yang menyeluruh termasuk bagi kelompok rentan. Konektivitas digital menjadi penting guna mendukung ekspansi kegiatan ekonomi, secara khusus untuk pemulihan pasca Covid-19 dalam bidang Digital Economy Working Group (DEWG).

Selain itu, dari segi bisnis, Indonesia mendorong agar negara-negara G20 untuk mewujudkan fair level of playing field sebagai sebuah tujuan bersama atau common interest atau common goals mengingat lansekap digital saat ini masih belum berimbang.

“Melalui DEWG, Kominfo akan menyelenggarakan Digital Innovation Network untuk memfasilitasi business matchmaking bagi startup-startup digital,” ujar Menteri Johnny.

Sedangkan isu yang kedua, guna meningkatkan literasi dan ketrampilan digital, Indonesia saat ini tengah menyusun dokumen G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy.

“Sebuah dokumen pengukuran kesiapan kecakapan dan literasi digital yang belum ada sebelumnya dan dapat kita jadikan sebagai rujukan bersama oleh negara-negara anggota G20,” jelas Menkominfo.

Literasi dan keterampilan digital, menurut Johnny, akan menjadi jembatan Indonesia sebagai negara emerging market di pertemuan G20. Selain membutuhkan SDM yang terampil, pemahaman atau literasi digital yang luas, Indonesia juga telah membangun infrastruktur secara besar-besaran, sedang dan akan terus melakukannya.

“Kegiatan literasi dan kecakapan digital bisa mendorong pengembangan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam kegiatan ekonomi digital. Tidak hanya Indonesia, tapi juga di lingkungan negara-negara G20 lainnya. Indonesia sebagai jembatan dari emerging nations dan juga bagi industrial nations, untuk sama-sama memperhatikan keterampilan dan literasi digital, di mana semua orang dapat memanfaatkan ruang digital secara produktif untuk menciptakan nilai-nilai ekonomi,” tegasnya.

Lihat juga: Kominfo Targetkan 12,5 Juta Masyarakat Terliterasi Digital Setiap Tahun

Sementara itu pada isu ketiga, Indonesia akan terus mendorong perwujudan tata kelola arus data lintas batas negara yang aman, produktif dan berbasis kepercayaan melalui empat prinsip, yakni lawfulness, fairness, transparency, dan reciprocity.

“Hal ini bertujuan guna melanjutkan diskusi terkait dengan definisi secara khusus dalam data free-flow with trust dan prinsip cross -border data flow,” tandas Johnny.

Selain Menkominfo Johnny G. Plate, dialog publik juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Wakil Ketua Golkar Institute, Rizal Mallarangeng; Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid; Executive Co-Chair, Yose Rizal Damuri; dan Co-Founder East Ventures, Willson Cuaca. (hm.ys)

Print Friendly, PDF & Email