Tiga Agenda Prioritas Kominfo dalam G20 Indonesia 2022

Menteri Kominfo, Johnny G. Plate saat memberikan keynote speech pada Acara Konferensi Nasional Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (03/11/2021). (Foto: AYH)

Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan perhatian khusus pada tiga isu prioritas Presidensi G20 tahun 2022 mendatang. Adopsi teknologi dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital.

“Tiga isu prioritas di sektor digital dalam Presidensi G20 Indonesia tahun depan, yaitu pemulihan dan konektivitas pasca Covid-19, literasi digital dan keterampilan digital, serta arus data lintas batas negara,” kata Menteri Kominfo, Johnny G. Plate pada acara Konferensi Nasional Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) di Jakarta, Rabu (03/11/2021).

Johnny menjelaskan, ketiga agenda yang disiapkan kementerian yang dipimpinnya itu, pertama kali disampaikan pada diskusi Digital Economy Working Group (DEWG) setelah Indonesia mengelevasi Digital Economy Task Force (DETF) pada G20 di Trieste, Italia, yang telah berlangsung di awal Agustus tahun ini.

Sementara itu, serah terima Presidensi G20 dari Italia kepada Indonesia dilakukan saat KTT G20 dilaksanakan di Roma, Italia, pada 30-31 Oktober 2021 lalu.

“Selain pembahasan DEWG, Pemerintah Indonesia juga menyiapkan agenda prioritas lainnya seperti Sherpa Track dan Financial Track. Untuk Jalur Sherpa berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Ketua I) dan Kementerian Luar Negeri (Ketua II). Sedangkan Kepala Divisi Financial Track adalah Menteri Keuangan (Ketua I) dan Gubernur Bank Indonesia (Ketua II); serta Ketua Pendukung Event Organizer dijabat oleh Menko Polhukam,” jelas Johnny.

Setiap tahun negara-negara anggota G20 bergiliran menjadi tuan rumah serangkaian kegiatan pertemuan organisasi. Setelah Italia, Indonesia akan menyelenggarakan Presidensi G20 tahun 2022 selama satu tahun.

“Ini pertama kalinya Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20 sejak G20 terbentuk pada 1999,” kata Johnny.

Serangkaian Pertemuan dan Imbauan

Terdapat berbagai persiapan dan penyelenggaraan serangkaian pertemuan dalam pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia, antara lain KTT, pertemuan tingkat menteri dan Gubernur Bank Sentral, pertemuan tingkat sherpa, pertemuan tingkat deputi, pertemuan tingkat Working Group, pertemuan tingkat Engagement Group, program Side Events, dan program Road to G20 Indonesia 2022.

Dalam rangka persiapan penyelenggaraan Kepresidenan G20 pada 2022, Presiden Joko Widodo pada 27 Mei menerbitkan Keppres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Komite Nasional Kepresidenan G20 Indonesia.

Menkominfo menyatakan, secara berkala akan memberikan update kepada pemangku kepentingan/ekosistem industri dan publik, mengenai perkembangan pembahasan Pokja Ekonomi Digital pada pertemuan G20.

Lihat juga: Presidensi Indonesia di G20 Fokus Tingkatkan Keterampilan Digital

“Kami akan melaksanakan agenda-agenda tersebut dalam 4 sesi dan 1 pertemuan tingkat menteri. Jadi, untuk tahun 2022, kita berharap pandemi Covid-19 lebih melandai, sehingga kita bisa melaksanakan implementasi kita baik secara hybrid maupun fisik,” ujarnya.

Untuk itu, sebagai Menkominfo saat ini, Johnny juga berharap dan mengimbau kepada masyarakat agar turunnya kasus Covid-19 di Indonesia tetap terjaga dengan baik.

“Oleh karena itu, kita semua butuh kedisiplinan. Dukungan masyarakat luas sehingga kita melakukan dua hal, yaitu menerapkan protokol kesehatan yang tertib dan ketat, dan berperan aktif dalam vaksinasi,” imbaunya.

Dia melanjutkan, vaksin tersedia dalam jumlah yang cukup dan pemerintah telah mengambil keputusan untuk meniadakan liburan Natal dan Tahun Baru.

“Kebijakan ini dibuat dengan harapan masyarakat juga ikut berperan aktif dalam pencegahan gelombang ketiga Covid-19. Dengan demikian, kita dapat mengendalikan pandemi yang sedang marak saat ini dan dapat berlangsung lama sehingga saya harap penyelenggaraan G20 Summit di Indonesia pada tahun 2022 dapat terlaksana dengan baik dan sukses,” harap Johnny.

Apalagi sebagai showcase untuk Indonesia, adopsi teknologi telekomunikasi secara serius telah dilakukan untuk menjembatani kesenjangan digital demi rasio internetifikasi.

“Kami juga mendesak dan meminta kesiapan operator jaringan telekomunikasi 5G untuk memberikan layanan 5G experience selama persiapan acara dan pada pertemuan G20 Summit 2022 yang akan dimulai pada awal Desember tahun ini,” pinta Menkominfo.

Selain itu, Indonesia juga akan memperkuat ekosistem digital melalui bisnis digital dan pemberdayaan masyarakat digital sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan literasi digital.

Ia menambahkan, pengembangan infrastruktur TIK di hulu, jika tidak didukung dengan ketersediaan talenta digital, tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dan kerjasama untuk memastikan ketersediaan digital talent di Indonesia.

“Kami telah meluncurkan empat kurikulum literasi digital, yaitu etika digital, keterampilan digital, masyarakat digital, dan budaya digital. Keempat modul itu akan didistribusikan ke 34 provinsi di seluruh tanah air. Kita menyebutnya Gerakan Nasional Literasi Digital. Dinamika era digital harus diketahui masyarakat agar dapat memanfaatkan momen-momen era digital dengan baik dan optimal,” papar Plate.

Lihat juga: Luncurkan 4 Modul Literasi, Menkominfo: Agar Masyarakat Miliki Kecakapan Digital

Indonesia juga akan memfasilitasi diskusi untuk menjembatani sudut pandang berbagai anggota G20 tentang Cross-Border Data Flow dan Data Free Flow with Trust.

“Indonesia akan mengkaji berbagai sudut pandang mengenai prinsip lawfulness (keabsahan), fairness (keadilan), transparency (transparansi), dan reciprocity (resiprositas/timbal balik),” tegas Menteri Johnny. (hm.ys)

Print Friendly, PDF & Email