Pahami Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Konten Kreatif UMKM

Founder INFINA, Oktora Irahadi memaparkan teknik-teknik pembuatan konten kreatif saat Webinar Digitalisasi UMKM Indonesia Timur, Kamis (7/10/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Pembuatan konten-konten kreatif untuk promosi UMKM di internet perlu memahami perilaku dan kebutuhan masyarakat. Promosi yang tepat sasaran akan membantu meningkatkan penjualan.

“Aktivitas paling populer pengguna internet di Indonesia adalah media sosial, pencarian, dan menonton video. Sebelum membuat konten yang kreatif, kita mesti mengetahui perilaku masyarakat secara keseluruhan,” ungkap founder INFINA Oktora Irahadi saat Webinar Digitalisasi UMKM untuk Indonesia Timur, Kamis (7/10).

Dia melanjutkan, saat ingin melakukan promosi perlu diketahui konten seperti apa yang ingin dibuat. Perhatian pertama adalah pasarnya, karena konten menyesuaikan kesukaan konsumen. Selanjutnya target dari pemasaran, mengingat konten untuk anak-anak dan orang dewasa sangat berbeda.

“Ketahui minat pelanggan dengan produk tertentu, contohnya makanan pedas sangat digemari ibu-ibu, maka konten juga harus menyesuaikan,” sambungnya.

Setelah mengetahui sasaran, cara menjangkau pelanggan selanjutnya dengan aktif dalam mesin pencari, media sosial, dan pemberitaan. Bisa pula dengan mengundang media untuk menyebarkan produk secara berulang.

“Pelanggan akan melihat dari sisi ketertarikan dan kesadaran, seperti media sosial, ­e-mail marketing, dan video seperti YouTube. Harapannya, pelaku UMKM ada di setiap saluran dan pelanggan akan mencari tahu lebih jauh setelah mengenal produk,” jelas Oktora.

Misalnya dalam aplikasi e-commerce terdapat fitur near me, pengguna akan sangat terbantu karena dapat mencari produk di sekitar dengan mudah. Selanjutnya mereka akan membeli setelah melihat review dan testimoni produk.

“Survei Edelman Trust Barometer menyebutkan, pelanggan kemungkinan besar akan ingat dan mempercayai sesuatu yang ditawarkan ketika mereka sudah terpapar tiga sampai lima kali. Jadi terus-menerus hadir di media sosial dan Google Search, lalu mereka mulai ingat dan berpikir enak atau tidaknya,” paparnya.

Selain itu, lanjut Octora, dalam pemasaran dikenal crowd influencer dimana dalam satu kali post dapat mencakup 10 hingga 30 orang sekaligus. Sehingga review produk dapat terlihat oleh banyak orang.

“Kita mesti ingat algoritma media sosial yang membuat echo chamber atau ruang gema itu membatasi jangkauan konten. Sebisa mungkin kita manfaatkan semua teman yang memiliki banyak pengikut, seperti nano influencer yang follower-nya mencapai 1000 hingga 10.000,” ungkapnya.

Lihat juga: Pelatihan Digital untuk Bantu UMKM NTT Bangkit dari Pandemi

Menimbang banyaknya persaingan, masa berlaku tren konten kreatif saat ini ada di kisaran tiga hari. “Orang mulai bosan karena dalam satu menit mereka bisa dapat banyak sekali konten, yang berakibat sirkulasi tren menjadi lebih pendek,” ungkap Octora.

Dia pun menyimpulkan secara umum penggunaan media sosial setara dengan menonton video dan mencari produk. Selain itu, masyarakat Indonesia juga condong menikmati internet yang bersifat hiburan.

“Pastikan konten Anda itu menghibur walaupun terdapat pesan di akhir. Tujuan dari konten kreatif yaitu dapat dibagikan berulang kali dan dapat menjangkau pelanggan secara luas,” pungkas Octora. (adn/magang)

Print Friendly, PDF & Email