Pandu Digital Jadi Kunci Hadapi Tantangan Literasi Digital Pedesaan

Para pembicara dalam Webinar dan Loka Karya Pandu Digital dengan tema Peran Pandu Digital dalam Mendampingi Desa Digital, Rabu (28/04/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Program Pandu Digital diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam meliterasi masyarakat di pedesaan. Apalagi SDM dan teknologi pada masyarakat pedesaan masih kurang memadai.

“Ada berbagai tantangan yang dihadapi ketika kita ingin melakukan literasi digital kepada masyarakat pedesaan. Program Kemkominfo Pandu Digital yang membentuk agen-agen literasi digital di berbagai pelosok negeri dapat menjadi kunci,” kata Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon, Ardi Dwi Susanto dalam Webinar dan Loka Karya Pandu Digital dengan tema Peran Pandu Digital dalam Mendampingi Desa Digital, Rabu (28/04/2021).

Cakupan jaringan internet yang masih terbatas, lanjutnya, menjadi salah satu tantangan yang dihadapi dalam meliterasi masyarakat pedesaan. Selain itu ada juga permasalahan kualitas SDM pada masyarakat pedesaan yang masih kurang memadai.

“Kesenjangan yang terjadi antara kota dan desa dalam hal teknologi informasi dan komunikasi harus bisa diatasi,” tandasnya.

Kehadiran pandu-pandu digital yang menyentuh hingga pelosok desa dari ujung barat hingga timur Indonesia diharapkan dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Pandu digital akan mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital dan membuat informasi secara bijak dan kreatif.

Pria yang merupakan dosen UNU Cirebon tersebut menjelaskan indikator meningkatnya literasi digital suatu wilayah ditandai dengan meningkatkatnya jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga, atau instansi setempat dalam kegiatan literasi digital.

“Selain itu, meningkatnya jumlah fasilitas publik yang mendukung literasi digital serta meningkatnya pemahaman masyarakat terkait penggunaan internet dan UU ITE turut menjadi indikator,” tandasnya.

Lihat juga: Pandu Digital Bantu Atasi Kendala Teknologi bagi Mama-Mama Papua

Sementara itu Koordinator Pandu Digital Kemkominfo, Bambang Tri Santoso memaparkan bahwa Pandu Digital memiliki beberapa pelatihan dalam melakukan literasi digital pada masyarakat pedesaan. Misalnya pelatihan penggunaan aplikasi atau perangkat digital, pelatihan penulisan dan pembuatan blog media jurnal harian daring, dan pelatihan penggunaan perangkat atau aplikasi internet yang bijaksana.

“Kami juga melakukan sosialisasi bahan referensi tentang hukum dan etika dalam menggunakan media sosial,” jelasnya.

Koordinator Pandu Digital, Bambang Tri Santoso, saat memberikan sambutan pada pembukaan webinar dan loka karya (28/4).

Tercatat ada 83.931 desa tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang menjadi peluang bagi pandu digital untuk mengembangkan ekosistem dan transformasi digital di wilayah pedesaan. Sebagai informasi pada tahun ini Pandu Digital juga sudah melakukan roadshow pemberdayaan di beberapa desa yang ada di Indonesia.

“Pandu Digital telah melakukan beberapa pemberdayaan mulai dari Kabupaten Aceh Besar, Desa Sembalun NTB, Kabupaten Pinrang Sulsel, hingga Mimika Papua,” infonya.

Lihat juga: Pandu Digital Kab. Pinrang Bina UMKM Lokal Gunakan Model Bisnis Canvas

Bambang juga menjelaskan ada lima sektor yang menjadi sasaran dari pandu digital, yakni UMKM, pendidikan, kesehatan, desa wisata dan desa digital, juga petani dan nelayan.

“Sektor-sektor ini mengacu pada program-program ekonomi digital yang ada di Ditjen Aptika. Kami juga melakukan kolaborasi dengan skema penta helix, yaitu pemerintah daerah, media, akademisi, komunitas, serta pihak swasta,” paparnya.

Pada tahun 2021 pandu digital diamanahkan untuk membentuk 10 ribu anggota pandu digital baru. Bambang berharap bantuan dari penta helix agar para pandu digital ini bisa mencerdaskan daerahnya masing-masing.

Pada acara tersebut turut diselenggarakan serangkaian workshop dengan tema menarik, seperti Produk Desa Cantik Ekonomi UMKM Bangkit dengan pembicara Pradna Paramita (Bombat Media), Bangun Desa Dengan Jurnalisme Warga dengan pembicara Panji Prayitno (ciayumajakuning.id), serta Sistem Administrasi Desa Digital melalui OpenSID dengan pembicara Mubarok Hasanudin (RTIK Kab. Cirebon). (lry)

Print Friendly, PDF & Email