Pandu Digital Bantu Atasi Kendala Teknologi bagi Mama-Mama Papua

Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob (ke-4 dari kanan) saat acara Pendampingan dan Pemberdayaan Pandu Digital di Kabupaten Mimika (22/04/2021).

Mimika, Ditjen Aptika – Wakil Bupati Mimika Johanes Rettob berharap hadirnya Pandu Digital dan Gradasi dapat mewujudkan transformasi sistem pemerintahan di Kabupaten Mimika. Apalagi pada 2017 lalu daerah itu ditunjuk sebagai pilot project program smart city.

“Pemkab Mimika telah membangun comand center, sistem e-Raport, sistem pelayanan kependudukan, dan pembayaran cashless menggunakan QRIS di Pasar Sentra Mimika. Namun kurangnya pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan teknologi menjadi kendala, terutama bagi mama–mama Papua,” tutur Johannes saat acara Pendampingan dan Pemberdayaan Pandu Digital di Kabupaten Mimika, Kamis (22/04/2021).

Menurutnya, program Pandu Digital menjadi harapan guna mencetak talenta digital yang paham dan mampu memanfaatkan teknologi digital dengan baik. Para relawan juga dapat menjadi mitra pemerintah dalam penerapan dan pemanfaatan smart city.

“Saya berharap Pandu Digital dapat membantu, melayani, dan mensosialisasikan transformasi sistem pelayanan pemerintah, yang tujuannya untuk memudahkan pelayanan terhadap masyarakat,” tutup Johanes Rettob.

Sementara itu Koordinator Pemberdayaan Komunitas TIK, Bambang Tri Santoso berharap Pemda dapat mengembangkan Pandu Digital sehingga anggotanya terus bertambah dan ikut mendukung percepatan transformasi digital.

“Kehadiran teknologi di masyarakat jangan sampai menimbulkan masalah bagi kebudayaan dan kearifan lokal. Pemanfaatan teknologi harus untuk kemaslahatan bersama,” tegasnya.

Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob memberikan sambutan (22/04).

Bambang yang akrab dipanggil Betri itu pun melanjutkan, program Pandu Digital yang diinisiasi oleh Kemkominfo bertujuan mengawal penggunaan menggunakan internet secara cerdas, kreatif dan produktif. Termasuk ikut menyampaikan pemahaman mengenai etika di dunia digital, berita bohong, dan ujaran kebencian.

“Anggota Pandu digital terdiri dari perseorangan, komunitas, relawan TIK, pemerintah daerah, maupun kementerian dan lembaga. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas SDM di daerah dan memberikan dampak bagi masyarakat,” pungkas Bambang.

Peluang Usaha Melalui Media Digital

Pada kesempatan itu Ketua Gradasi Kab. Mimika, Jimmy Rungkat memberikan materi Pengenalan Literasi Digital dan Digital Technopreneurship. Ia mengajak mahasiswa untuk bergabung dalam Pandu Digital dan mengambil peran di masyarakat, serta mendukung program Pemkab Mimika untuk mewujudkan program smart city.

Selain itu, Jimmy juga mengajak mahasiswa menciptakan berbagai peluang usaha melalui media digital. Salah satunya melalui Google Bisnisku sebagai media pemasaran produk.

Jimmy Rungkat saat penyampaian materi Digital Technopreneurship (22/04).

Sedangkan anggota Gradasi Kab. Mimika, A. Rasul menjelaskan peluang mendapatkan pemasukan dari Youtube. Hal itu bisa diawali dengan pembuatan akun Youtube dan membuat konten yang memiliki banyak viewer, seperti komedi, memasak, dan mainan anak-anak.

“Untuk mendapatkan penghasilan dari Youtube kita perlu memenuhi dua syarat, yaitu 1000 subscribe dan 4000 jam tayang dalam waktu 12 bulan. Setelah itu dilanjutkan dengan mendaftar Google Adsense untuk mendapatkan iklan dan pemasukan dari Youtube” terang A. Rasul.

Tanggapan Pemangku Kepentingan

Perwakilan perguruan tinggi, Herman Dumatubun menyebut mahasiswa dapat berperan aktif dalam program literasi digital. “Untuk dapat membantu memaksimalkan implementasinya di masyarakat dan mendukung program pemerintah,” katanya.

Sementara perwakilan Forkom PT. Freeport Indonesia mengatakan lompatan generasi terjadi begitu cepat dan kita harus betul-betul siap dengan digitalisasi. “Kita akan berdiskusi dan bekerjasama tentang digitalisasi untuk mendukung kemajuan di Kabupaten Mimika,” tuturnya.

Sedangkan Ketua Umum Gradasi Pusat, Muhammad Sidik K. Tomsio, menyebut pendampingan dan pemberdayaan masyarakat merupakan langkah yang dibutuhkan dalam percepatan literasi dan transformasi digital, guna mendukung penerapan smart city.

Salah satu peserta dari STKIP Hermon, Yuventus Surelian menyampaikan kesan setelah mengikuti kegiatan pendampingan. “Kami mahasiswa sangat bangga, dimana kami mengambil partisipasi sebagai mediator untuk mengenalkan teknologi digital kepada masyarakat,” katanya. (aaz)

Print Friendly, PDF & Email