Jakarta, Ditjen Aptika – Situasi pandemi membuat cara komunikasi berubah dari tatap muka secara langsung menjadi daring. Cara ini juga diterapkan pada command center di industri konstruksi.
“Kami tetap memberikan pelayanan dan command center secara daring dari perangkat yang ada, sehingga tidak perlu ke daerah dan mengurangi kontak fisik,” ujar Direktur Utama PT. PP Properti, Sinur Linda Gustina dalam webinar BCI Talks Series 7 Awakening National Pride Through Digital Transformation in Construction Industry, Kamis (11/02/2021).
Perempuan yang biasa dipanggil Linda itu menjelaskan kunjungan ke daerah akan memakan waktu dan pelayanan daring membantu mempercepat pekerjaan. “Penjelasan desain produk hunian menggunakan video conference, apabila memungkinkan baru dilakukan secara luring (offline),” katanya.
Ia mengungkapkan situasi kini menuntut masyarakat untuk tangkas (agile). Sehingga, kebutuhan alat komunikasi yang semakin praktis juga diharapkan dapat muncul secara beriringan.
“Kita akan semakin membutuhkan tools yang praktis. Bisa menyambungkan satu komando ke seluruh bagian bersamaan di mana saja,” tandasnya.
Menurutnya selain alat yang praktis, kebutuhan terhadap bandwidth juga hal yang sangat diperlukan agar akses masyarakat semakin cepat.
Sementara itu, Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan mengatakan pembangunan infrastruktur diharapkan mampu memberikan akses internet bagi masyarakat Indonesia secara lebih luas. Infrastruktur adalah pondasi dari transformasi digital. “Apabila pondasinya belum ada, proses transformasi tidak akan berjalan lancar,” katanya.
Lihat Juga: Adaptasi “Kebiasaan Baru”, Menkominfo Dorong Penguatan Infrastruktur Digital
Infrastruktur itu dibutuhkan untuk membangun ruang digital agar masyarakat bisa memiliki aktivitas di dalamnya. Kemkominfo berencana membangun 12.500 lebih BTS di daerah yang belum memiliki akses 4G. “Terkait hal ini, kami bekerja sama dengan operator telekomunikasi,” ucapnya.
Ia menambahkan, peningkatan kemampuan digital masyarakat juga penting untuk menyiapkan masyarakat memasuki transformasi digital. “Kemampuan digital masyarakat Indonesia harus didorong untuk terus melakukan inovasi, agar mampu menjadi pemain teknologi digital,” tutup Semuel.
Smart Board Presentation Sentuh
Salah satu perusahaan dalam negeri yang memiliki peluang untuk menjadi pemain teknologi digital adalah Sentuh. Saat ini telah tersedia produk Smart Board Presentation (SPRES) sebagai alat presentasi untuk menunjang kebutuhan perkantoran, baik bidang kontruksi maupun bukan.
SPRES memiliki banyak fitur seperti video conferencing, papan tulis digital, meeting recording, hingga berbagi file menggunakan barcode.
Chief Executive Officer Sentuh, Bayunanda mengatakan papan pintar itu bisa menunjang command center sebuah perusahaan. “Fitur Integrated Real-Time Dashboard pada SPRES mampu memberikan komando di mana saja dan bisa dipecah tidak harus di satu ruangan,” jelasnya.
SPRES merupakan Android based sehingga dapat dikendalikan menggunakan aplikasi yang telah tersedia di Play Store. “Selanjutnya kami akan membuat satu platform digital yang dapat mendukung smart office hingga smart education,” pungkas Bayuanda. (pag)