Bekasi, Ditjen Aptika – Menjelang perhelatan Seleksi Nasional Produk TIK atau Indonesia Entrepreneur TIK (IdenTIK) 2021, komite juri mengharapkan kategori public sector harus bisa berbuat lebih dari sebelumnya.
“Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, kategori public sector memiliki sedikit pilihan dibanding dengan kategori-kategori lainnya. Oleh karenanya di tahun 2021 kami mendorong agar kategori ini bisa berbuat lebih,” terang anggota komite juri, Shita Laksmi, saat acara Penjaringan Peserta Kategori Public Sector dan Ngulik Solusi IdenTIK Smart City Series, di Bekasi, Selasa (20/04/2021).
Ia juga menegaskan perlunya disampaikan upaya integrasi, kolaborasi, dan dampak inovasi dari produk. “Selain itu, dalam mempresentasikan produk yang pertama harus ditonjolkan adalah gambaran besarnya baru ke hal spesifik. Jangan sebaliknya,” saran Shita.
Dalam acara penjaringan tersebut, Ditjen Aptika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika ingin menggali lebih jauh kandidat peserta dari kategori public sector. Berdasarkan hasil kajian tim riset, ada empat perwakilan yang dinilai cukup baik dalam pelayanan publik dari sektor pemerintahan, yakni:
- Cirebon dengan Wistakon,
- Grobogan dengan Smart City Grobogan,
- Surakarta dengan Solo Destination, dan
- Yogyakarta dengan Jogja Istimewa.
Empat perwakilan itu diundang hadir dan diminta memaparkan apa saja keunggulan produk yang mereka miliki. Komite juri kemudian memberikan sejumlah masukan terhadap produk-produk yang dipresentasikan.
Lihat juga: Ngulik Solusi Lawan Covid-19 Bersama Pemenang IdenTIK
Sementara itu anggota juri dari Fasilkom Universitas Indonesia, Eko K. Budiarjo, menyarankan untuk menonjolkan aspek kebergunaan di masyarakat dan fitur penggunaan teknologi. Kedua aspek itu memberikan nilai tinggi dalam penjurian.
“Sehingga statistik menjadi penting untuk ditampilkan, seperti berapa banyak orang yang mengunduh, berapa sering produk tersebut digunakan, dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap produk tersebut,” terangnya.
Sedangkan fitur dari teknologi turut menentukan tingkat kebermanfaatannya tinggi atau tidak. “Untuk yang mengangkat masalah pariwisata juga akan menarik, mengingat di masa pandemi Covid-19 ini pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak,” ungkap Eko.
Sedangkan juri lainnya, Yudho Giri Sucahyo, menekankan pentingnya manajemen waktu. Dalam ajang penjurian IdenTIK, setiap peserta diberi jatah waktu untuk presentasi sekitar 10 menit.
“Antara menampilkan video dan paparan harus bisa fokus pada apa yang ingin ditampilkan, sehingga bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal,” saran Yudho.
IdenTIK sendiri merupakan sarana sekaligus wadah ajang kompetisi untuk mengidentifikasi dan kurasi produk-produk TIK karya putra-putri bangsa yang kreatif dan berpotensi. Nantinya diharapkan menjadi wakil Indonesia dalam ajang internasional, seperti ASEAN ICT Award (AICTA), APICTA, dan ajang bergengsi lainnya.
Lihat juga: Program Digitalisasi Nasional Bantu Peserta IdenTIK dalam Berkarya
Kategori dalam IdenTIK 2021 masih sama dengan tahun sebelumnya, yaitu Startup Company, Digital Content, Corporate Social Responsibility, Private Sector, Public Sector, dan Research and Development. Rencananya pendaftaran akan ditutup pada 1 Agustus 2021 dan pengumuman pemenang pada 7 Oktober 2021. (lry)