Bandung, Ditjen Aptika – Sebanyak 24 kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar) sudah menerapkan program Smart City. Hal itu sejalan untuk mendukung Jabar yang saat ini tengah didorong untuk menjadi smart province.
“Jabar ini sudah progresif. Dari 27 kabupaten/kota, 24 diantaranya sudah melek digital. Mereka punya cetak biru masterplan untuk digital city atau smart city atau smart province, apapun namanya,” ujar Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat diwawancarai dalam kegiatan Bimtek Penyusunan Perencanaan Gerakan Menuju Smart Province Tahap 2 di Bandung, Selasa (22/08/2023).
Ridwan Kamil menyebut, keberhasilan dalam digitalisasi program pemerintahan dalam lima tahun terakhir itu bisa dicapai karena inovasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
“Para pengambil keputusannya, baik walikota atau gubernurnya sudah sefrekuensi karena selalu ketemu. Kita ingin jadikan kota dan kabupaten sebagai digital society, termasuk Jawa Barat. Sehingga nanti ke mana pun kita pergi (di Jawa Barat) semua sudah melek digital,” sebutnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jabar, Iendra Sofyan menjelaskan dampak dari ekosistem digital yang dicanangkan dalam lima tahun terakhir tersebut.
Diantaranya, ia mengatakan bahwa menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar pada tahun 2022 mengalami kenaikan dibanding tahun 2018, yakni mencapai 49,04 juta per kapita.
“Meningkat drastis sejak tahun 2018, yang saat itu sebesar 40,27 juta per kapita (naik 8,77 juta),” ujar Iendra.
Kemudian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2018 sebesar 71,3 menjadi 73,12 pada akhir 2022. “Efisiensi anggaran (unit cost per 1 poin kenaikan IPM) Jabar jadi nomor satu jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa,” lanjut Iendra.
Lalu Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jabar di akhir tahun 2022 mencapai 5,45 dan menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa.
“Saat ini tidak ada lagi desa tertinggal dan sangat tertinggal di Jabar. Bahkan kita memiliki ribuan desa mandiri dengan BUMDes yang mampu memberikan PAD bagi desa,” sebut Iendra.
Terakhir di sektor lingkungan, program Citarum Harum yang menangani DAS Citarum juga menunjukkan progres yang signifikan. Indeks Kualitas Air (IKA) DAS Citarum pada tahun 2018 sebesar 33,43 naik menjadi 51,01 dan berubah dari cemar berat menjadi cemar ringan.
“Program ini akan terus dilakukan hingga angka IKA mencapai 60 atau bebas cemar,” terang Iendra.
Lihat juga: Kab. Bandung Barat Kuatkan 6 Dimensi Smart City untuk Dukung Branding The Beauty of Priangan
Iendra mengatakan, Bappeda Jabar akan terus mengawal sektor pembangunan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025. Inovasi akan terus dilakukan untuk memberikan dampak positif untuk masyarakat.
“Inovasi bukan hanya aplikasi, tetapi banyak hal baru dan pembaruan yang dibuat ternyata berdampak positif bagi masyarakat. Inovasi tidak perlu hal baru, tetapi memperbaiki yang sudah ada sehingga menjadi cepat dan berdampak jauh lebih baik,” pungkasnya.
Bappeda Jabar Gelar Bimtek Smart Province
Sejalan dengan hal itu, Bappeda Jabar pun menggelar Bimtek Tahap 2 yang diselenggarakan di Bandung pada 21-22 Agustus 2023 tersebut. Bimtek itu merupakan bimtek lanjutan, setelah sebelumnya Bimtek Tahap 1 sudah diselenggarakan pada 10-11 Juli 2023 lalu.
Disampaikan Koordinator Tim Tenaga Ahli Pendampingan Provinsi Jawa Barat, Harya Widi Putra bahwa Bimtek Tahap I berfokus dalam analisis strategi yang kemudian dimatangkan pada Bimtek Tahap II untuk merumuskan inovasi dan rencana aksi jangka pendek, menengah dan panjang.
“Tahap I fokusnya analisis strategis dan kesiapan Provinsi Jabar untuk menuju ke smart province. Tahap II kita fokus kepada merumuskan berbagai inovasi dan rencana aksi pada jangka pendek, menengah dan panjang, itu artinya sampai 10 tahun ke depan,” terangnya.
Ia melanjutkan, inovasi itu baik yang dilaksanakan oleh dinas atau OPD di tingkat provinsi, maupun inovasi yang akan dikolaborasikan lintas kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Jabar.
Bimtek tersebut diikuti oleh seluruh OPD yang mewakili masing2 dimensi smart city. Nantinya hasil Bimtek Tahap I dan II akan disusun kembali untuk menjadi bahan masukan dan rencana kegiatan bagi pejabat maupun gubernur definitif untuk melanjutkan program menuju Jabar Juara sebagai smart province. (ran)