Kominfo Bekali Pelajar SMK Provinsi Bali agar Makin Cakap Digital

Foto Bersama Para Narasumber dan Peserta Literasi Digital SMK di Provinsi Bali (27/02/2023).

Denpasar, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo membekali pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Bali dengan literasi digital agar makin cakap digital dalam proses pembelajaran. Literasi digital penting sebagai panduan dalam memanfaatkan dunia digital.

“Literasi digital menjadi sangat penting karena berperan sebagai panduan untuk memasuki dunia digital. Dengan bermodalkan kecakapan digital, para pelajar dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dan menghindari dampak negatifnya,” ujar Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika Kota Denpasar, Gde Wirakusuma Wahyudi, pada pembukaan kegiatan Literasi Digital di Lingkungan SMK, di Gedung Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika Kota Denpasar, Senin (27/02/23). 

Digitalisasi, lanjut Gde Wirakusuma, merupakan sebuah cara baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menurutnya harus dapat dimanfaatkan pelajar SMK melalui penguasaan teknologi, agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dan beretika.

“Generasi muda saat ini bukan hanya dituntut untuk menguasai perkembangan TIK, tetapi juga harus mampu menghadapi risiko-risiko negatif yang timbul akibat digitalisasi,” tutur Gde.

Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistika Kota Denpasar tersebut karenanya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo yang telah memberikan perhatian khusus kepada generasi muda dengan program literasi digital.

Lihat juga: Kominfo Gandeng 12 Perguruan Tinggi Tingkatkan Literasi Digital Pendidikan

Sekretaris Dinas Kominfo dan Statistika Kota Denpasar, Gde Wirakusuma Wahyudi (tengah) saat memberikan sambutan (27/2).

Pada kesempatan tersebut Pandu Digital Provinsi Bali memberikan materi lengkap empat pilar literasi digital, yakni digital safety, digital ethics, digital skills, dan digital culture. Pandu Digital Provinsi Bali sekaligus Ketua RTIK Provinsi Bali, I Gede Putu Krisna Juliharta menyampaikan bahwa para pelajar harus mewaspadai rekam jejak digital. 

“Jejak digital itu sifatnya permanen, jadi para siswa perlu memikirkannya karena akan berkarir di kemudian hari. Siswa juga perlu berpikir kritis, jangan mudah percaya dengan informasi yang ada di ruang digital,” jelasnya.

Selain itu para pelajar juga diajarkan memahami pentingnya sebuah etika komunikasi agar menjadi generasi muda yang beretika di dunia digital. “Bukan hanya etika di dunia nyata, tetapi etika di dunia digital-pun sama pentingnya,” tuturnya. 

Para pelajar juga dibekali terkait kecakapan digital, anggota RTIK Bidang Komunikasi Publik sekaligus anggota Pandu Digital Badge Merah, I Wayan Adi Karnawa, menyampaikan bahwa kecakapan digital dapat dicapai jika tiap pengguna teknologi paham mengenai ragam perangkat lunak yang menyusun lanskap digital.

“Gunakan gadget yang kita miliki dengan bijak untuk meningkatkan produktivitas. Kita harus mampu memverifikasi informasi yang didapatkan, serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” Ujarnya. 

Terakhir terkait dengan penerapan budaya digital di era digital. Para pelajar diajak untuk menjadikakn ruang digital sebagai ruang yang berbudaya, serta menjadi tempat belajar dan berinteraksi. 

Kegiatan tersebut diikuti oleh 427 peserta yang hadir secara langsung dan 200 peserta secara daring yang terdiri dari berbagai SMK di Provinsi Bali. Setelah kegiatan tersebut para pelajar diharapkan dapat berkontribusi dan beradaptasi terhadap transformasi digital di lingkungan sekolah. (hdy)

Print Friendly, PDF & Email