Jakarta, Ditjen Aptika – Ajang UMKM Go Online Virtual Expo 2022 dinilai dapat meningkatkan produktivitas para pelaku UMKM, eksportir, retailer, untuk menggarap pasar yang lebih luas hingga ke mancanegara. Pangsa pasar untuk UMKM masih sangat besar, karena kontribusi UMKM pada ekspor nasional baru mencapai 14 persen.
“Angka ini menunjukan masih ada potensi UMKM yang perlu digali lagi dengan memanfaatkan teknologi digital agar UMKM kita dapat berkembang dapat memenuhi pasar dalam negeri dan ekspor,” kata Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan saat membuka UMKM Go Online Virtual Expo 2022, Sabtu (8/10/2022).
Dirjen Semuel menambahkan, salah satu upaya pemanfaatan teknologi digital adalah memperkenalkan cara berbisnis online kepada UMKM dengan memanfaatkan platform e-commerce dan marketplace. Karena itulah, Kementerian Kominfo berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, menggulirkan program adopsi teknologi 4.0 yang fokus mengangkat UMKM untuk go online.
Diakui oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), ceruk pasar ekspor bagi produk pengusaha kecil masih cukup luas. Menurut Kepala Bidang Kemudahan Usaha Mikro KemenkopUKM, Berry Fauzi, pihaknya menargetkan kontribusi ekspor UMKM pada 2024 sebesar 21,60 persen. Saat ini kontribusi ekspor UMKM Indonesia masih lebih rendah dari negeri jiran seperti Singapura 41 persen, Malaysia 18 persen, Thailand 29 persen, Jepang 25 persen, dan Tiongkok 60 persen.
“Saat ini penetrasi internet di masyarakat Indonesia mencapai 73,7 persen. Dan selama pandemi UMKM menggunakan banyak jaringan marketplace untuk memasarkan produknya. Sebanyak 40 persen pelaku UMKM menggunakan media sosial, 38 persen dengan instant messaging, pada penggunaan e-commerce 13 persen, dan ride hailing di angka 5 persen,” tutur Berry dalam forum UMKM Go Digital Virtual Expo pada Senin (10/10/2022).
Berry menerangkan saat ini KemenkopUKM telah berkolaborasi dalam mewujudkan akselerasi digital UMKM yang melibatkan sejumlah lokapasar di tanah air, yaitu Tokopedia, Shopee, Blibli, Wahyoo, Lazada, TaniHub, Krealogi, Inaproduct, dan RANS.
KemenkopUKM juga menggelar Bimbingan Teknis untuk UMKM on boarding. Selain itu, mereka melakukan kolaborasi dengan sejumlah kementerian/lembaga untuk akselerasi digitalisasi UMKM, yaitu Kementerian Kominfo, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia.
“Dengan kolaborasi ini diharapkan target UMKM on boarding 30 juta dapat tercapai di 2024,” ujar Berry.
Pemasaran Digital UMKM Online
Sedikitnya ada empat kiat sukses agar bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM) berkembang dengan fondasi kuat. Yakni, memiliki kompetensi sumber daya manusia (SDM), teknologi dan inovasi, hak kekayaan intelektual (HKI), serta pasar pilihan.
Empat hal tersebut dijabarkan oleh Executive Director Forum of Small Medium Economics AFRICA ASEAN (FORSEAA), Euis Saedah pada forum diskusi UMKM Go Online Virtual Expo 2022, Senin (10/10/2022).
Lihat juga: Manfaatkan Virtual Expo, UMKM Jangkau Pasar Lebih Luas
Mengenai kompetensi SDM, Euis Saedah menyampaikan, para pelaku UMKM sudah saatnya meningkatkan keterampilan digital mereka. Seperti mempelajari ilmu pemasaran digital yang di dalamnya terdapat penguasaan copywriting, mengadopsi aplikasi-aplikasi foto produk, serta memahami social media planning dan keywords untuk riset.
“Juga penguasaan menggunakan marketplace untuk memasarkan produk UMKM ke pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Menurut Euis, teknologi dan inovasi sangat diperlukan bagi para UMKM untuk bisa naik kelas. Teknologi informasi menggunakan digital marketing dan machine learning dapat dipakai untuk pengolahan produk UMKM yang sebelumnya manual.
Disampaikan juga, Kemenperin memiliki program rekonstruksi mesin yang memberikan subsidi 40 persen bagi pelaku usaha yang membeli mesin dari dalam negeri, dan subsidi 25 persen apabila membeli mesin dari luar negeri. Subsidi ini sangat membantu bagi pelaku UMKM yang ingin naik kelas dalam hal produksi.
“Kami harapkan UMKM naik kelas, banyak yang memulai usaha dari rumah, dan jika sudah berjalan berkembang dapat menerapkan teknologi dan inovasi agar lebih efisien,” ujar Euis yang juga mantan Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian itu.
Lebih lanjut, Euis mengingatkan, pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam membangun sebuah usaha. Ia menekankan agar pelaku usaha dan industri untuk mendaftarkan usahanya jika pasarnya telah memadai. Adanya lisensi HKI tersebut agar produk UMKM bisa dilindungi dan tidak bisa ditiru tanpa izin orang lain.
“Untuk KemenkopUKM, saya ingin para UMKM harus didampingi jangan setelah dilatih dilepas saja ke pasar. Kita harus ada pasar pilihan dan mereka (pelaku UMKM) harus dibantu setelah pemerintah memberikan banyak fasilitas,” tukas Euis yang juga Ketua Dewan Serat Indonesia.
Sementara itu, Co Founder PT Citrapata Mutiara Mulia, Irna Nurhasanah membagikan pengalamannya merintis bisnis dengan menerapkan ilmu digital marketing dalam forum diskusi virtual tersebut.
Menurut Irna dalam berbisnis harus pintar dalam mengambil peluang dan melakukan riset untuk menentukan pasar. Ia juga mengakui selama pandemi, bisnis produk minyak kemiri tradisional yang dirintisnya mengalami kesulitan memperoleh kemasan.
“Akhirnya saya menentukan titik-titik lokasi salon dengan melakukan riset digital marketing yang saya lakukan selama tiga bulan. Sehingga akhirnya saat itu saya menjual dengan kemasan literan karena salon membutuhkannya kemasan literan bukan spray,” ungkap Irna dalam forum Virtual Expo, Senin (10/10/2022).
Lihat juga: Dengan Adopsi Teknologi Digital, UMKM Ternate Optimis Bisa Ekspor Produk
Perempuan yang juga mentor UMKM binaan Pemerintah Kota Bogor ini membagikan tips secara virtual pada Riani, salah satu pengrajin benang rajut asal Labuan Bajo, NTT. Ia menyarankan Riani untuk memanfaatkan Google Trend dalam mencari wilayah yang konsumennya tertarik dengan kerajinan benang rajut.
Setelah mengetahui lokasi-lokasi pasar dari Google Trend, ungkap Irna, fitur Halaman Facebook sangat efisien untuk memasarkan produk sesuai lokasi yang telah ditentukan, sebelum ditawarkan secara publik.
“Halaman Facebook sangat bisa digunakan untuk memasarkan produk secara ekspor, dan di situ juga Ibu Riani bisa menggunakan ekspedisi yang bisa bantu pengiriman. Saya juga gunakan Halaman Facebook dan dapat konsumen dari Malaysia serta negara-negara Asia. Fitur itu sangat recommended untuk yang mau memasarkan ke pasar ekspor secara mandiri,” kata Irna dalam diskusi virtual tersebut. (ea)