Manado, Ditjen Aptika – Penyampaian materi literasi digital ke masyarakat selain butuh kemampuan teknis juga perlu diimbangi kemampuan non-teknis seperti kecerdasan emosional (emotional intelligence). Selain itu, perlu dipilih pendekatan yang paling tepat agar hasilnya optimal.
Hal tersebut disampaikan oleh Aidil Wicaksono, seorang Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma dan anggota Pandu Digital Batch Biru dalam acara pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Manado (Unima) di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (19/9/2022).
“Hal yang harus dikuasai oleh peserta KKN bukan hanya kemampuan teknis mengenai pentingnya literasi digital, tapi juga memilih pendekatan paling tepat dalam proses penyampaiannya kepada masyarakat. Saat turun ke lapangan nanti, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peserta KKN, yaitu proses komunikasi, alat pendukung, dan tujuan dari KKN itu sendiri,” katanya.
Selain itu, menurut Aidil, harus ada timbal balik dari interaksi antara peserta KKN dengan masyarakat di lapangan. “Selain peserta KKN mencapai tujuannya yaitu menyampaikan materi literasi digital, masyarakat setempat juga harus mendapatkan sesuatu dari adanya interaksi tersebut,” jelasnya.
Agar mendapatkan hasil yang optimal, peserta KKN juga perlu mengetahui potensi dari desa yang menjadi tempat pelaksanaan KKN. Berdasar potensi desa tadi, pelaku literasi digital dapat mengambil langkah yang tepat dalam pendekatan kepada masyarakat.
“Tentu akan berbeda pendekatan yang digunakan untuk masyarakat di daerah pertanian dan di daerah pinggiran laut. Kita harus tahu potensinya, sehingga bisa memilih kemampuan digital apa yang sekiranya dibutuhkan oleh mereka,” terang Aidil Wicaksono.
Lihat juga: KKN UNU NTB, Tingkatkan Potensi Desa dengan Literasi Digital
Pada kegiatan pembekalan KKN itu sebanyak 963 mahasiswa Unima mendapatkan materi mengenai literasi digital yang nantinya akan disampaikan kepada masyarakat tempat pelaksanaan KKN. Kegiatan pembekalan berlangsung di Auditorium Universitas Manado.
Acara dibuka oleh Ketua LPPM Unima, Rymond J. Rumampuk yang mengapresiasi adanya program Literasi Digital bagi para peserta KKN di Unima. Sementara Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kemkominfo, Bambang Tri Santoso ikut memberikan sambutan dalam acara tersebut. Di kesempatan itu, Bambang turut menyampaikan penjelasan mengenai tiga pilar Indonesia Digital.
Peran Penting SDM sebagai Penyampai Literasi Digital
Selain Aidil Wicaksono, materi literasi digital juga disampaikan oleh Indriyarto Banyumurti dan Donny Budi Utoyo dari ICT Watch. Indriyarto memaparkan materi mengenai peran penting Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama pemanfaatan teknologi digital. Indriyarto berharap peserta KKN dapat menjadi SDM yang berkualitas dalam menyampaikan materi literasi digital ke masyarakat.
“Sebanyak 963 mahasiswa akan melaksanakan KKN. Jika seorang mahasiswa menyebarkan ke sepuluh lainnya akan ada 9.630 orang yang mendapatkan literasi digital. Tujuan akhirnya supaya internet dapat dimanfaatkan dengan edukatif dan produktif,” tutur Indriyarto.
Di kesempatan yang sama, Donny Budi Utoyo menyampaikan mengenai bahaya hoaks dalam konteks keamanan digital. Donny menyampaikan pentingnya menyaring informasi sebelum menyebarkannya.
“Jika teman-teman menerima informasi yang belum jelas, jangan langsung disebar. Cek dulu kebenarannya karena jejak digital itu sangat penting dan mempengaruhi banyak hal, salah satunya dalam mencari pekerjaan,” jelas Donny.
Lihat juga: Kominfo Gandeng Pandu Digital JSDI Ajarkan Empat Pilar Literasi Digital
Selain menyampaikan materi, Donny juga memberikan tips dan trik dalam mengecek kebenaran berita melalui portal s.id/cekhoaks.
Kegiatan Pembekalan Literasi Digital bagi KKN bersama Universitas Negeri Manado merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di sektor pendidikan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital. Program yang diinisiasi oleh Kemkominfo itu memberikan berbagai pengetahuan dasar tentang pemanfaatan teknologi digital. (hd)