Bali, Ditjen Aptika – Melanjutkan program transformasi digital di sektor pendidikan, Ditjen Aplikasi Informatika mendorong peningkatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam pemanfaatan TIK. Di tahun 2022 ini program akan menyasar SMA dan SMK dalam pembelajaran teknologi digital terkini.
“Tahun ini kita akan fokus pada SMA dan SMK untuk adopsi teknologi digital IoT, Big Data, Cloud Computing, Video Based Learning, Virtual Reality, dan Augmented Reality,” kata Direktur Ekonomi Digital, I Nyoman Adhiarna saat acara Kick Off Transformasi Digital Sektor Pendidikan di Bali, Selasa (24/5/2022).
Dalam melaksanakan program tersebut, lanjut Nyoman, Aptika menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk peningkatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan di bidang TIK, serta penggunaan platform digital dalam proses belajar mengajar.
Nyoman juga menyebut, dampak pandemi Covid-19 telah membuat ‘learning loss‘ dalam dunia pendidikan. Hal itu memaksa tenaga pendidik beradaptasi dengan teknologi digital agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
“Dalam dua tahun belakangan pandemi telah mengubah secara drastis kehidupan belajar mengajar, termasuk kehidupan kita sehari-hari. Bapak dan ibu guru dipaksa untuk segera menggunakan teknologi digital dalam kegiatan belajar mengajar agar tetap bisa berjalan,” katanya di hadapan seratus guru dan tenaga pendidik di Provinsi Bali.
Sedangkan pada 2021, program transformasi di sektor pendidikan dari Ditjen Aptika telah melaksanakan adopsi teknologi digital di 410 sekolah yang didominasi oleh SD dan SMP pada 10 lokasi. “Selain itu juga diadakan berbagai webinar yang dihadiri oleh para guru dari seluruh Indonesia,” terang Direktur Nyoman.
Lihat juga: Pandu Digital Tawarkan Solusi Hemat Internet saat Pembelajaran Daring
Sementara itu Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, Yaswardi mengatakan pandemi Covid-19 menjadi tantangan sekaligus momentum untuk percepatan transformasi digital di sektor pendidikan. Caranya melalui penyiapan kurikulum dan platform.
“Kementerian perlu menyiapkan satu bentuk implementasi kurikulum, salah satunya berupa platform dalam rangka mengantisipasi learning loss sekaligus persiapan di masa depan. Apalagi sekarang kita sudah mendekati masa endemi. Jadi nantinya siswa bisa belajar di mana saja dan kapan saja,” tutur Yaswardi.
Sedangkan Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pendidikan, Dikki Rukmana mengatakan acara seminar dan talkshow dalam kick off itu juga bisa diikuti secara nasional karena ditayangkan melalui Zoom dan YouTube.
Di acara selanjutnya, guru dan tenaga pendidik akan dilatih membuat konten-konten kreatif sebagai penunjang materi pembelajaran siswa. “Nanti pelatihan yang kita laksanakan itu akan menyiapkan guru-guru ini secara SDM untuk bisa membuat konten-konten menggunakan teknologi digital,” tambahnya.
Lihat juga: Dorong Sekolah Miliki Produk Digital, Aptika Adakan Pelatihan Guru TIK
Tak hanya sampai di situ, setelah pelatihan akan dibentuk forum-forum daring untuk terus memantau sekaligus sarana komunikasi bagi guru dan tenaga pendidik yang mengikuti pelatihan.
“Setelah pelatihan kita akan membuat forum-forum daring, kita follow up, dan di akhirnya kita akan melakukan monitoring dan evaluasi untuk hasil pelatihan ini,” kata Dikki.
Selain berkolaborasi dengan Kemendikbudristek sebagai leading sector, program juga mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait, seperti dinas pendidikan kabupaten/provinsi, Dinas Kominfo setempat, Balai Guru Penggerak, serta startup-startup digital di sektor pendidikan. (frs)