Pemerintah Minta Lokapasar Prioritaskan Produk UMKM Lokal

Ditjen Aptika – Isu mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Digital ramai diberitakan media sehari terakhir. Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta penyelenggara platform
lokapasar mengutamakan kehadiran produk-produk buatan usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM lokal di platform mereka.

“Tolong pastikan kalian mendukung produk Indonesia, buatan UMKM, kita harus pastikan UMKM bisa bertahan” tegas Menteri Kominfo Johnny G. Plate saat acara virtual, dikutip suara.com, Senin (24/5/2022).

Pemerintah saat ini sedang membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi secara besar-besaran di seluruh Indonesia. Keberadaan infrastruktur akan membuat lebih banyak wilayah yang terjangkau jaringan telekomunikasi, khususnya internet. Internet juga akan mendorong pelaku UMKM untuk berjualan di platform dalam jaringan. Setelah masuk ke lokapasar digital, Menteri Plate mengingatkan penyelenggara platform untuk membantu UMKM meningkatkan bisnis mereka.

Tidak hanya memprioritaskan UMKM, sang menteri juga meminta penyelenggara platform lokapasar untuk menjaga ketahanan dan keamanan digital mereka sebaik mungkin. Manajemen keamanan yang mumpuni bisa berarti menggunakan teknologi enkripsi terkini dan diterapkan di seluruh sistem. Memiliki talenta yang cakap soal teknologi terkini juga tidak kalah penting untuk menjaga keamanan siber.

Kominfo Jelaskan Alasan Startup di Indonesia Rentan Mengalami Kegagalan 


Isu lainnya yang sedang hangat diberitakan media yaitu industri startup di Indonesia, Tidak semua startup dapat bertahan dan berhasil meraih kesusksesan karena membangun perusahaan rintisan atau startup bukan menjadi hal yang mudah. Terbukti banyak startup yang tumbang, bahkan saat mereka masih belum sempat berkembang. kegagalan tersebut karena beberapa faktor, seperti kurangnya kecocokan pasar dengan produk hingga ketidakharmonisan tim.

Menurut Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, startup di Indonesia mengalami kegagalan akibat faktor managerial, seperti kurangnya pengalaman dan visi jelas dari founder dan kurangnya fokus dalam menjalankan bisnis juga menjadi penyebab gagalnya startup di Indonesia.

“Selain itu, menurut laporan dari CBinsights dua alasan utama Startup mengalami kegagalan adalah karena kehabisan dana (ran out of cash) dan tidak adanya kebutuhan pasar ( no market need ),” ujar Dedy saat dihubungi melalui pesan singkat, dikutip cnbcindonesia.com, Senin (23/05/2022).

Berdasarkan laporan dari CBInsights berikut 3 alasan yang berada di posisi teratas yaitu ; tidak adanya kebutuhan pasar sebesar 42%, kehabisan uang sebesar 29% dan komposisi tim tidak tepat sebesar 23%. (hth)

 

Print Friendly, PDF & Email