Menkominfo: Mudik Jangan Sebar Hoaks Supaya Internet Lancar

Menkominfo Johnny G. Plate (tengah), dalam Konferensi Pers: Kunjungan Menkominfo Meninjau Kesiapan Operator Seluler Sepanjang Jalur Mudik, di Base Penerbangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (29/04/2022). - (AYH)

Jakarta, Ditjen Aptika – Isu terbanyak bidang aptika dalam sehari terakhir yaitu Mudik Bareng Kominfo 2022. Menkominfo Johnny G. Plate melepas keberangkatan peserta “Mudik Bareng Kominfo” di Kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (28/04/2022). Menteri Johnny mengatakan program mudik gratis ini diselenggarakan untuk pertama kalinya guna memfasilitasi para pegawai di lingkungan Kemkominfo.

Sebanyak 9 bus dengan 180 pemudik diberangkatkan menuju ke 8 kota yaitu Palembang, Lampung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Blitar.

Pada kesempatan tersebut Menteri Kominfo, Johnny G. Plate mengimbau kepada para pemudik agar tidak menggunakan jaringan internet untuk hal-hal tidak bermanfaat, seperti menyebar hoaks. Sebab pada saat-saat tersebut, trafik layanan telekomunikasi sedang tinggi-tingginya. Untuk itu ia mengajak masyarakat menggunakan jaringan telekomunikasi dengan efisien.

“Sarana telekomunikasi ini kita gunakan dengan baik, kita gunakan secara efisien, jangan sampai dipakai untuk hal-hal yang tidak perlu,”ujar Johnny saat ditemui usai pelepasan mudik bersama di Kantor Kementerian Kominfo, seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com, Kamis (28/04/2022).

“Misalnya digunakan untuk hoaks, menyebarkan berita yang tidak berguna yang menganggu trafik, menganggu kualitas layanan,” imbuhnya. Besok, Jumat (29/4) Kemkominfo dan pihak operator seluler akan melakukan tinjauan lapangan terkait dengan layanan telekomunikasi, baik untuk mudik atau saat lebaran.

Sebab dalam masa mudik dan Lebaran trafik layanan telekomunikasi akan melonjak dan dalam kordinasi dengan penyelenggara telekomunikasi, Johnny mengaku sudah mempersiapkan bandwidth yang cukup sehingga nanti tidak sampai kekurangan. “Karena ada satu kebiasaan baru saat ini dalam perjalanan mudik yang macet ini pasti trafik datanya sangat besar,” pungkasnya.

Jubir G20 Ungkap Data Pentingnya Literasi Keuangan Digital Anak Muda

Isu selanjutnya mengenai G20, Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda mengungkapkan data-data yang mendukung pentingnya pembahasan mengenai literasi keuangan digital. Anak-anak muda didorong dalam forum internasional itu sehingga lewat Keketuaan Indonesia diajang G20 2022 maka visi “Recover Together, Recover Stronger” bisa terealisasi dengan baik.

Maudy mengatakan sudah banyak program yang dicanangkan oleh Pemerintah, tetapi masih diperlukan partisipasi banyak orang untuk mewujudkan terjadinya peningkatan literasi keuangan digital khususnya bagi anak-anak muda sehingga platform digital itu bisa lebih produktif digunakan.

“Masih banyak lagi program yang dilakukan pemerintah yang berkolaborasi dengan banyak pihak untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan digital. But of course, there is still room for more action,” ujar Maudy dikutip dari Antaranews.com, Jumat (29/04/2022).

Maudy pun mengungkapkan data, selama pandemi Covid-19 percepatan digitalisasi di Tanah Air terasa sangat nyata. Ada banyak layanan-layanan yang sebelumnya hanya bisa diakses secara langsung, kini bisa didapatkan secara daring dengan sentuhan jari dari berbagai sektor layanan, seperti transportasi, kesehatan, hingga keuangan.

Dengan kekuatan digitalisasi yang kuat itu tentunya bagi Indonesia pemulihan ekonomi pascapandemi sebenarnya bisa didapatkan dengan mudah. Apalagi mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat persentase anak muda produktif di tanah air kini mencapai 52 persen lebih.

Berdasarkan riset Indonesia Youth Diplomacy dan Cint 2021 sebanyak 61 persen anak muda di negara anggota G20 masih mengalami kesulitan dalam dalam beberapa hal di tengah digitalisasi seperti akses internet, koneksi yang tidak stabil dan lambat, atau persoalan harga yang belum terjangkau.

Maudy juga mengungkapkan data lainnya, berdasarkan laporan Bank Dunia rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan enam sampai sembilan jam beraktivitas di dunia maya. Adanya literasi keuangan digital juga diharapkan dapat memudahkan dan mengamankan proses transaksi dan data di dunia digital.

Harapan itu muncul berkaca dari data Bank Dunia yang menunjukkan masih ada 59 persen masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses keuangan, bahkan tidak mengetahui manfaat menggunakan layanan keuangan digital. (lry)

Print Friendly, PDF & Email