Terima Dubes Portugal, Menteri Johnny Bahas Peluang Kemitraan Sektor TIK

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate (kiri), saat berbincang dengan Duta Besar Portugal untuk Indonesia H.E Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso (kanan), di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta, Rabu (03/11/2021). (Foto: AYH)

Jakarta, Ditjen Aptika – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dan Duta Besar Portugal untuk Indonesia H. E. Maria Joao Falcao Poppe Lopes Cardoso, membicarakan peluang kemitraan antar kedua negara di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pertemuan berlangsung di Rumah Dinas Menkominfo, Jl. Widya Chandra, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (03/11/2021).

“Hari ini saya menerima kunjungan Duta Besar LBPP Portugal untuk Indonesia. Kami mendiskusikan banyak hal dalam hubungan Indonesia dengan Portugal, khususnya di bidang teknologi informasi dan digital,” ujar Johnny.

Ia melanjutkan, Pemerintah Republik Indonesia meneruskan kerja sama bidang teknologi informasi dan komunikasi serta digital. Dia mengharapkan kerja sama itu berlanjut untuk mendukung industri dan bisnis antarnegara serta mendukung upaya menjembatani kesenjangan digital.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang membangun infrastruktur secara besar-besaran untuk menjembatani kesenjangan digital. Oleh karena itu, Menkominfo berharap Indonesia dan Portugal bisa meneruskan kerja sama di bidang digital.

“Menyambungkan yang belum terhubung, to bridge the digital divide. Kita harapkan Indonesia dan Portugal bisa meneruskan kerja sama yang sudah pernah terjalin sebelumnya,” harap Menkominfo.

Menurut menteri asal Ruteng, Nusa Tenggara Timur itu, Indonesia dan Portugal memiliki payung kerja sama yang sudah ditandatangani pada 2012. Di tahun tersebut, dikutip dari situs Kemlu RI, sebanyak tiga perjanjian ditandatangani oleh kedua negara: di bidang sosial budaya, kerja sama ekonomi, dan pembebasan visa diplomatik dan dinas.

Oleh karena itu, Menteri Johnny mengharapkan agar kerja sama yang telah berlangsung bisa berkembang lagi.

“Kerja sama Indonesia – Portugal sudah tertuang dalam Peraturan Presiden No. 183 Tahun 2014. Kita meneruskan itu, mudah-mudahan kerjasama Indonesia dan Portugal di bidang TIK bisa terus kita kembangkan,” harapnya.

Menurut Johnny, pengalaman Duta Besar Maria menjadi diplomat karir akan menjadi pendorong peningkatan kerja sama dengan Indonesia.

“Saya mengapresiasinya, beliau baru saja datang ke Indonesia setelah penempatannya di San Fransisco dan ia adalah seorang diplomat karir yang memiliki pengalaman kerja di berbagai posisi. Jadi, tentu kita harapkan bisa menjadi dorongan kerja sama antar kedua negara,” ungkapnya.

PDN dan Talenta Digital

Menkominfo juga menyatakan pertemuan itu ikut membahas peluang kerja sama pembangunan pusat data yang kini tengah dikerjakan oleh Kementerian Kominfo. Portugal memiliki pusat data dan jaringan yang membentang hingga ke Atlantik, menembus sampai Amerika Tengah dan Selatan.

“Ibu Dubes Portugal menyampaikan bahwa negaranya mempunyai pusat data yang bisa menjadi Hub Indonesia. Pusat Data dan jaringannya yang melintasi Atlantik dari Portugal ke Brazil, Amerika Selatan,” jelasnya.

Pemerintah Republik Indonesia sedang mempercepat transformasi digital, salah satunya dengan terus membangun infrastruktur TIK, sesuai dengan Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024.

Kerja sama dengan negara lain merupakan salah satu cara untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Hal itu membuka peluang bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan Portugal dalam memanfaatkan jaringan tersebut.

“Kita akan berdiskusi lebih lanjut bagaimana pemanfaatan jaringan, khususnya fiber optic domestik nasional kita dihubungkan dengan lintas Pasifik, untuk menghubungkan antara Asia dan Eropa,” papar Menkominfo.

Menkominfo Johnny G. Plate (tengah), bersama Dubes Portugal (kiri) dan Dubes Designated RI untuk Portugal, Rudy Alfonso (kanan), memberikan keterangan pada pekerja media usai menggelar pertemuan antar kedua negara, Rabu (03/11).

Berkaitan dengan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN), Menteri Johnny menjelaskan saat ini pemerintah tengah menyiapkan pembangunan empat PDN guna mewujudkan Pemerintahan berbasis digital. Menurutnya, penerapan konsep digital government itu bertujuan untuk mendukung dan mendorong pelayanan publik yang efisien, efektif, dan transparan.

“Pusat data yang akan dibangun ini adalah pusat data Tier-IV global standar, jadi kualifikasinya sangat tinggi sehingga membangunnya pun tentu kita harus menyiapkan dengan benar,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Menkominfo, pembangunan PDN dalam tahap finalisasi pembiayaan. Pembangunan pusat data pemerintah yang akan dibangun di Jabodetabek itu mengadopsi teknologi Perancis.

“Nanti perusahaan pemenangnya tentu akan disampaikan setelah kita lakukan lelang tahap akhir.  Kita harapkan nanti di akhir tahun 2023 PDN sudah bisa digunakan,” ungkapnya.

Johnny pun menegaskan pengoperasian pusat data akan mengandalkan karya anak bangsa. Ia mengatakan, sistem government cloud dibangun dan dikembangkan Indonesia sendiri.

“Itu secara teknis pembangunan infrastruktur pusat data, tapi government cloud akan dibangun dan dihasilkan oleh Indonesia sendiri untuk memastikan bahwa pusat data dilayani dengan cloud system yang dihasilkan oleh putra-putri Indonesia,” tandasnya.

Sektor Strategis

Sementara itu, Dubes Maria Cardoso menilai TIK merupakan sektor yang sangat krusial bagi kedua negara.

“Ada ruang untuk melakukan sejumlah kerja sama di sejumlah sektor, dan IT adalah salah satu sektor tempat kita bisa melakukan banyak hal bersama. Konektivitas adalah sebuah isu di abad ke-21 ini,” ungkap Dubes Cardoso dalam bahasa Inggris.

Cardoso mengatakan, ia dan Menteri Johnny membicarakan sejumlah ide yang dapat membantu kedua negara lebih terkoneksi.

“Kami (Portugal) memiliki pusat data di salah satu port kami. Ini merupakan sesuatu yang sangat baru, dengan potensi konektivitas yang sangat baik ke bagian selatan dari benua Amerika,” jelasnya.

Dengan lokasi Portugal yang strategis, kerja sama TIK keduanya dapat membantu Indonesia lebih terhubung dengan area-area seperti Eropa, Brasil, dan sejumlah negara di Asia lainnya.

“Kedua negara memiliki talenta, memiliki kepentingan dalam membangun hubungan yang lebih erat. Oleh karenanya, saya mengundang Menteri Johnny untuk mengeksplorasi sektor TIK kami,” tutupnya. (hm.ys)

Print Friendly, PDF & Email