Kemenkominfo Temukan 1.991 Isu Hoaks Terkait Covid-19

Jakarta, Ditjen Aptika – Isu Berita Hoaks Tentang Vaksin Covid-19 menjadi isu terbanyak kedua pada periode ini dengan total 12 pemberitaan di media nasional dan daerah. Media mengutip penjelasan Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, dalam siaran pers bahwa terdapat sebanyak 1.991 isu hoaks COVID-19 pada 5.131 unggahan media sosial selama kurun waktu 23 Januari 2020 hingga 18 November 2021.

Menurut Jubir Dedy, isu hoaks COVID-19 tersebut tersebar di Facebook dengan sejumlah 4.432 unggahan. Pemutusan akses telah dilakukan pada 5.004 unggahan dan 127 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

“Kedua, untuk isu hoaks vaksinasi Covid-19 terdapat 390 isu pada 2.425 unggahan media sosial dengan jumlah sebaran terbanyak pada Facebook sebanyak 2.233. Pemutusan akses telah dilakukan terhadap 2.425 unggahan tersebut,” ujar Dedy dalam siaran pers Menolak Hoaks Covid-19 seperti dilansir dari Republika.co.id, pada Kamis (18/22/2021).

Sementara itu untuk isu terkait hoaks Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), terdapat sebanyak 48 isu pada 1.167 unggahan media sosial dengan sebaran terbanyak pada Facebook sebanyak 1.149. Pemutusan akses dilakukan terhadap 1.003 unggahan, sementara 164 unggahan lainnya sedang ditindaklanjuti.

Dalam kurun waktu 4 November hingga 11 November, tidak terdapat peningkatan isu hoaks. Deddy mengamati, terdapat penurunan angka sebaran konten hoaks di sosial media saat itu. “Untuk isu hoaks Covid-19, di pekan ini terdapat penambahan sejumlah delapan isu dan 32 unggahan hoaks . Di minggu sebelumnya, pertambahan isu Covid-19 adalah sebanyak 12 isu dan 34 unggahan hoaks ,” kata Dedy.

Terkait isu hoaks vaksinasi Covid-19, pekan ini terdapat penambahan sejumlah delapan isu dan 27 unggahan hoaks . Di pekan sebelumnya, pertambahan isu vaksinasi Covid-19 adalah sebanyak delapan isu dan 32 unggahan hoaks . Dedy mengatakan, pada pekan ini tidak terdapat pertambahan isu hoaks terkait PPKM. Namun, terdapat pertambahan isu sebanyak 27 unggahan hoaks.

Pentingnya pelindungan keamanan siber dalam digitalisasi UMKM

Isu mengenai UMKM Digital juga mewarnai pemberitaan, isu yang diangkat mengenai pelindungan konsumen terkait keamanan siber. Mendorong UMKM go digital mestinya bukan semata mengarahkan mereka masuk ke platform siber tanpa proteksi. Sebab semua tahu bahwa digitalisasi ibarat pedang bermata dua.
Dunia digital penuh dengan ancaman siber yang bahkan bisa mengancam kedaulatan dalam langkah jangka panjang dan luas.

Oleh karena itu, pakar IT dan digital Profesor Marsudi Kisworo menjelaskan dalam penggunaan aplikasi digital perlu ada proteksi diri untuk menghindarkan pencurian data dan antisipasi aksi hacker. Sebab dunia digital itu bersifat global dan tidak terbatas ruang, maka mesti ada upaya menjaga database yang ketat.
Kode OTP, KTP, dan data pribadi lainnya kata dia, jangan mudah diberikan pada pihak lain dengan sembarangan. Ia pun menyarankan agar pelaku UMKM memilih marketplace terpercaya dan terbukti kredibilitasnya.

Marsudi mengajak UMKM agar banyak membaca dan belajar referensi dari pihak yang terpercaya. Hal ini untuk menjaga UMKM bisa nyaman terjun ke dunia digital, jangan sampai malah menjadi bencana usaha.

“Misalnya saja untuk akun di marketplace atau sosial media sebaiknya langsung dipegang pemilik UMKM dan jangan diserahkan pegawai yang berisiko suatu saat berhenti atau bisa saja berbuat fraud di masa mendatang,” jelas Marsudi seperti dikutip Antaranews.com, (18/11/2021).

Seperti diketahui, Kemkominfo sudah membuka pelatihan bagi pelaku UMKM, dengan target pendampingan maupun fasilitasi terhadap 26 ribu pelaku UMKM yang kini masuk tahapan active selling di platform digital. Pusat Pelatihan Sebagai bentuk upaya perlindungan dan pembekalan kepada para pelaku UMKM, Kemkominfo telah menyediakan basecamp atau pusat pelatihan di daerah-daerah mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi digital melalui pendampingan dan fasilitasi.

Pelaku bisa langsung memantau penjualan di berbagai marketplace yang sekaligus sebagai aplikasi transaksi atau Point of Sales. Melalui program Fasilitasi UMKM Menuju Active Selling, Kemkominfo juga menyiapkan pelaku UMKM secara aktif memanfaatkan teknologi dan platform digital.

Program itu mencakup empat tahapan, yaitu On Boarding, Active Selling, Scale Up Business, dan Go International Market-Export. Maka tak heran jika ratusan pelaku UMKM yang memproduksi berbagai macam produk bergabung dalam acara webinar yang diinisiasi Kementerian Kominfo terkait cara memasarkan produk secara digital belum lama ini.

Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna mengatakan saat ini tantangan terbesar dalam mendorong digitalisasi adalah mengubah pola pikir generasi tua untuk bisa menerima dan belajar pemasaran digital. Oleh karena itu pihaknya terus-menerus tanpa lelah memberikan bimbingan, terutama program active selling.

Selain itu juga, tidak semua daerah di Indonesia sudah terkoneksi internet, maka ia mengimbau untuk daerah yang belum terkoneksi agar fokus pada produksi dan mencari mitra pemasaran daerah yang sudah terkoneksi.

Lewat HUB.ID, Kemenkominfo Kembangkan Startup Digital di Indonesia

Selanjutnya isu mengenai Hub.id turut menghiasi pemberitaan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerald Plate mengatakan, perlu ada dorongan percepatan akses network yang lebih luas untuk mengembangkan startup digital di Indonesia..
Oleh karenanya, kata dia, pihaknya terus berupaya memfasilitasi pelaku startup digital agar bisa berkolaborasi dengan inovator dan investor, salah satunya lewat program HUB .ID.

“Hadirnya program HUB.ID sebagai salah satu jawaban untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi dari para inovator dalam menghadirkan terobosan di ekosistem ekonomi digital Indonesia,” kata Johnny dikutip dari laman kominfo.go.id yang dikutip Kompas.com, Kamis (18/11/2021).

Pengembangan ekosistem startup digital, lanjut dia, menjadi kunci percepatan transformasi digital Indonesia. Menurut Johnny, transformasi digital diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Oleh karena itu, ia kembali menyatakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memfasilitasi sinergitas ekosistem digital di Indonesia.

Hal tersebut bertujuan untuk menggerakan inisiatif-inisiatif guna mendorong pertumbuhan dan memperkuat startup digital di Indonesia.  Tak hanya itu, sebut dia, transformasi digital juga mendorong penguasaan teknologi mutakhir untuk seluruh putra-putri Indonesia.
Terkait HUB.ID, Johnny menjelaskan, program tersebut dirancang sebagai program business matchmaking, yaitu mempertemukan startup digital dengan pihak yang memiliki kebutuhan inovasi dan strategi bisnis yang sama.

“Melalui kegiatan demo day HUB.IB pada Rabu (17/11/2021), saya mengharapkan agar startup digital mendapatkan komitmen investasi. Dengan komitmen investasi, maka dapat membantu peningkatan kemampuan startup digital dalam memperluas layanan kepada masyarakat,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Johnny mengatakan, program HUB.ID dapat membuka ruang bagi startup untuk memperoleh akses pendanaan kerja sama bisnis dan kemitraan.

Begitu pula dengan pertumbuhan startup Indonesia akan semakin akseleratif dan resilient, hal ini demi mewujudkan Indonesia yang terkoneksi, semakin digital semakin maju. Untuk diketahui, dalam demo day HUB.ID tersebut, terdapat 43 startup digital yang terpilih. Masing-masing startup digital terbagi ke dalam tujuh sektor bisnis, yaitu pertanian dan kemaritiman, pendidikan, kesehatan, pariwisata, logistik, keuangan, dan smartcity .

“Saya ucapkan selamat kepada 43 startup digital yang terpilih menjadi peserta dalam program HUB.ID startup digital Kemenkominfo dan telah mengikuti berbagai rangkaian kegiatan hingga tiba pada acara hari ini, demo day ,” ucap Johnny. (lry)

Print Friendly, PDF & Email