Jakarta, Ditjen Aptika – Hasil survei literasi digital yang dilakukan Ditjen Aptika menyimpulkan bahwa tingkat ICT Indonesia masih rendah dan perlu ditingkatkan untuk menghadapi tranformasi digital.
“Anak muda yang menguasai teknologi harapannya dapat memberikan literasi digital sehingga dapat menjadi agen perubahan dan menciptakan ekosistem digital yang baik untuk Indonesia,” ujar Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan dalam acara Young On Top National Conference yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (17/07/2021).
Menurut Semuel, setiap warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban dalam melakukan kegiatan di ruang digital, mengetahui konten-konten negatif, dan dampak dari konten-konten tersebut.
“Perlu digarisbawahi sebagai pengetahuan yaitu UU ITE mengatur hak warga negara. Setiap kegiatan yang dilakukan di ruang digital dilindungi oleh negara dan agar masyarakat mengetahui rambu-rambunya, sehingga dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman di internet,” jelasnya.
Lihat Juga: Survei Nasional jadi Acuan Peta Jalan Literasi Digital
Dalam rangka meningkatkan kemampuan digital, Kemkominfo memiliki beberapa program yang dapat diikuti masyarakat, dapat dilihat pada gambar di bawah.
Ada tiga level yang dapat dipelajari, level pertama yaitu basic digital skill yang memberikan pengetahuan dasar mengenai dunia digital. Selanjutnya, intermediate digital skill yang memberikan program workshop bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kemampuan digitalnya hingga membuat startup.
Di level terakhir, advanced digital skill, Kemkominfo memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan beasiswa pendidikan jenjang S2 dan S3 yang menunjang talenta digital dalam transformasi digital. Selain itu, terbuka kesempatan bagi startup digital aktif dalam mempersiapkan usahanya agar naik kelas dalam Startup Studio Indonesia.
Lihat Juga: Presiden Jokowi: Literasi Digital akan Tingkatkan Kecakapan Digital Masyarakat
“Apabila hal-hal tersebut telah dikuasai, maka masyarakat Indonesia telah cakap digital dan mampu membentengi diri,” kata Dirjen Semuel.
Ia pun berpesan bagi semua anak muda Indonesia untuk mulai meningkatkan kemampuan digital dan menyebarkannya agar mampu memberikan solusi bagi lingkungan.
Membangun Komunitas Berkelanjutan
Founder dan CEO Young On Top, Billy Boen juga menyampaikan bahwa anak muda dapat memberikan literasi digital bagi masyarakat Indonesia melalui komunitas.
“Ada yang bisa digarisbawahi mengenai komunitas. Melalui komunitas, ternyata dapat memberikan awareness dengan lebih efektif,” jelas Billy.
Ia menambahkan beberapa tips dalam membuat komunitas yang berkelanjutan dengan penjelasan sebagai berikut.
Untuk membuat komunitas yang mandiri dan terus berkembang, harus memiliki tujuan yang jelas dan konsisten. Kolaborasi juga perlu untuk mendapatkan dukungan dalam melakukan suatu hal.
“Dalam mendirikan suatu komunitas tidak asal mengikuti tren. Tapi apa yang menjadi concern dalam komunitas tersebut. Sehingga, selalu punya fokus untuk menyelesaikan masalah yang diselesaikan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa komunitas yang dibangunnya telah bekerja sama dengan Siberkreasi yang diharapkan dapat terus membantu Indonesia semakin cakap digital. (pag)