Jakarta, Ditjen Aptika – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kominfo terus berupaya melakukan akselerasi transformasi digital, salah satunya dengan menyiapkan Roadmap Digital Indonesia 2021-2024. Peta jalan itu mencakup empat sektor strategis, yaitu infrastruktur, pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital.
Pada Forum Asia Tech x Singapore 2021, Menteri Kominfo Johnny G. Plate berkesempatan memaparkan strategi Roadmap Digital Indonesia guna meningkatkan konektivitas dan menjembatani kesenjangan digital.
“Pemerintah Indonesia ingin lebih kuat di era digital ini, baik dalam keuangan digital, perbankan digital, e-commerce, pariwisata digital, UMKM digital, dan banyak lainnya,” ungkap Menkominfo dalam Forum Asia Tech x Singapore 2021 – AtxSummit, Future Role of Connectivity: Bridging the Digital Divide yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Selasa (13/07/2021).
Penyediaan infrastruktur TIK dilakukan dengan menggelar jaringan kabel serat optik sepanjang 342.000 kilometer, baik di daratan maupun lautan. Saat ini juga terdapat sembilan satelit telekomunikasi, microwave link, dan jaringan fiber-link.
Selain itu, lebih dari 500.000 Base Transceiver Stations (BTS) juga telah dibangun untuk memungkinkan jangkauan sinyal 4G. “Semua akan menjadi tulang punggung infrastruktur digital, guna percepatan transformasi digital,” tandas Menkominfo.
Menurut Menteri Johnny, dengan tersedianya infrastruktur TIK memungkinkan para pelaku UMKM Indonesia untuk dapat beralih ke digital. Dirinya menyampaikan saat ini diperkirakan sudah ada 11 juta UMKM digital Indonesia dan beberapa di antaranya sedang dalam tahap scaling-up.
“Kami berharap hingga akhir tahun 2024 setidaknya ada 30 juta UMKM Indonesia yang akan onboarding secara digital. Oleh karenanya, Kemkominfo memastikan keandalan infrastruktur TIK agar semua orang dapat terhubung secara digital,” jelasnya.
Namun Johnny menyatakan pihaknya tidak akan berhenti sampai di situ. Setelah percepatan infrastruktur sebagai fondasi utama akselerasi transformasi digital, Kemkominfo juga tengah menyiapkan terbentuknya masyarakat digital. Diantaranya pemerintahan digital, ekonomi digital, hingga peningkatan SDM Digital.
Pemerintahan Digital
Penerapan konsep pemerintahan digital dihadirkan guna mendukung dan mendorong pelayanan publik yang efisien, efektif, dan transparan. Pemerintah sedang dalam proses mengintegrasikan layanan pemerintah melalui konsolidasi Satu Data Indonesia.
“Kami berencana untuk membangun empat Pusat Data Nasional (PDN) mulai tahun ini, dengan standar global Tier-IV,” jelas Menteri Johnny.
Kemkominfo merencanakan akan membangun PDN di empat lokasi, yaitu di Bekasi Jawa Barat, Batam Kepulauan Riau, Ibu Kota baru di Kalimantan Timur, dan Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur. Empat lokasi pusat data tersebut menjadi upaya negara mengamankan data seluruh masyarakat, sebagai komponen kekuatan nasional.
Lihat juga: Bangun Pusat Data di 4 Lokasi, Menkominfo: Untuk Mendukung e-Government
Menkominfo juga menjelaskan, pembangunan PDN merupakan upaya mempercepat transformasi digital yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. PDN diharapkan dapat memberi sumbangsih besar dalam rangka tata kelola data nasional.
Pembangunan PDN juga harus memenuhi standar Telecommunications Industry Association (TIA). Pusat data tersebut memiliki spesifikasi Tier 4 dengan kapasitas 43 ribu core dan 72 petabytes. Kehadiran PDN nantinya akan menggantikan 2.700 pusat yang saat ini dipakai secara nasional.
Ekonomi Digital
Pembangunan infrastruktur digital dan penyediaan PDN diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia. “Hilirnya dari infrastruktur TIK yaitu ekonomi digital itu sendiri. Makanya, kita harus memanfaatkan infrastruktur kita untuk peningkatan ekonomi digital,” tutur Menteri Johnny.
Di Indonesia saat ini tulang punggung perekonomian ialah UMKM dan Ultra Mikro yang menjadi penyumbang 61,07% dari GDP nasional. Mengutip data dari Google Temasek, Menkominfo mengungkapkan saat ini ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan melampaui 124 miliar USD pada akhir tahun 2024.
Oleh karena itu, menurut Menteri Johnny, pemerintah memberi perhatian serius kepada 64,2 juta UMKM Indonesia agar bisa go digital, karena potensi ekonomi digital Indonesia yang besar. Bahkan, pemerintah telah menargetkan agar pada tahun 2024 mendatang, jumlah pelaku UMKM yang tergabung ke dalam ekosistem digital dapat meningkat hingga 30 juta melalui Program Nasional Gerakan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Bahkan, Presiden Joko Widodo mendorong Indonesia dapat menghasilkan unicorn dan startup digital di sektor jasa keuangan digital, digitalisasi perindustrian, media hiburan (digital broadcasting), pertanian dan perikanan digital, pendidikan digital, kesehatan digital, serta real-estate atau perkotaan digital.
Lihat juga: Presiden Jokowi: Gernas BBI akan Fokus Kembangkan Potensi Daerah
“Saya akan mendukung konsolidasi bisnis telekomunikasi, platform digital,startup digital Indonesia, untuk bisnis dan industri yang lebih kuat dan andal. Penting juga bagi Indonesia untuk berperan dalam produksi dan manufaktur sistem ICT, jaringan dan produk, perbankan digital dan e-commerce, dan bisnis digital hilir terkait, pariwisata, dan logistik,” ungkap Menkominfo.
Talenta Digital
Melihat potensi besar ekonomi digital, Menteri Johnny menilai hal itu perlu didukung dengan keberadaan masyarakat digital agar Indonesia dapat menjadi pemain di rumah sendiri bukan hanya menjadi pasar. Keberhasilan transformasi digital bergantung pada kesiapan masyarakat untuk go digital.
“Kemkominfo telah menyiapkan beberapa program guna memungkinkan masyarakat Indonesia memasuki ruang digital dengan beragam cara, antara lain melalui Gerakan Literasi Digital yang ditargetkan setidaknya 12,4 juta orang Indonesia setiap tahun. Masyarakat akan dilatih tentang digital dasar dengan kurikulum seperti etika digital, keamanan digital, budaya digital, dan keterampilan digital dasar,” paparnya.
Lihat juga: Peluncuran Literasi Digital, Indonesia Makin Cakap Digital
Selain literasi digital dasar, Kemkominfo juga menyiapkan program literasi digital lanjutan dalam bentuk program Digital Talent Scholarship (DTS) dan literasi digital atas melalui program Digital Leadership Academy (DLA).
DTS memberikan beasiswa kepada 100.000 peserta setiap tahun pada bidang-bidang seperti komputasi awan, AI, IoT, Big Data Analytics. Sedangkan DLA untuk mendukung pengembangan kota cerdas dan pembuat kebijakan digital, serta pendiri startup digital.
Pada akhir pemaparan, Menteri Johnny mengapreasiasi forum ATxSG 2021 sebagai upaya berbagi perspektif dan pengalaman negara ASEAN, bahkan menjadi acuan dalam pemajuan transformasi digital di ASEAN.
“Saya berharap untuk suksesnya penyelenggaraan konferensi ini dan berharap acara ini dapat menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana Singapura dan negara-negara anggota ASEAN dapat lebih memajukan transformasi digital di kawasan ini,” pungkasnya.
ATxSG 2021 sendiri merupakan konsep baru dari pameran inovasi bernama Smart Nation Innovation Week (SNIW) yang setiap tahun diselenggarakan secara rutin oleh Pemerintah Singapura sejak 2015. Pameran tersebut menggabungkan unsur teknologi, digital society, dan digital economy. ATxSG 2021 akan diselenggarakan pada tanggal 13 – 16 Juli 2021 di Marina Bay Sands, Singapura.
Selain Menkominfo, acara tersebut juga dihadiri secara virtual oleh Presiden Republik Estonia (Kersti Kaljulaid), Menko Perekonomian Indonesia (Airlangga Hartarto), Menko Kebijakan Ekonomi Singapura (Heng Swee Keat), Menteri Energi dan Pengembangan Digital Swedia (Anders Ygeman), dan Menteri Perhubungan dan Komunikasi Brunei Darussalam (Dato Abdul Muthalib Yusof). (lry)