Literasi Digital Perluas Potensi Indonesia di Ruang Digital

Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan dalam Talkshow Peluncuran Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital, Kamis (20/05/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Dalam rangka mencapai target 50 Juta masyarakat Indonesia terliterasi di tahun 2024, Kemkominfo melalui Ditjen Aplikasi Informatika mengadakan program Literasi Digital Nasional untuk memberikan edukasi beraktivitas di ruang digital secara positif.

“Memasuki era baru dimana realitas bukan saja di ruang fisik tapi juga ruang digital, maka melalui Literasi Digital Nasional masyarakat dapat memperluas potensi yang bisa dilakukan di ruang digital,” ujar Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan dalam peluncuran program Literasi Digital Nasional, Kamis (20/05/2021).

Program yang bertajuk Indonesia Makin Cakap Digital tersebut memiliki tujuan untuk menanamkan kesadaran, keterampilan, dan pengetahuan baru untuk memahami cara beraktivitas di ruang digital secara produktif, bijaksana, dan kreatif.

“Nantinya masyarakat dapat menciptakan pekerjaan baru di dunia digital yang sebelumnya tidak ada dan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia,” katanya.

Dirjen Semuel pun berpesan, di era baru ini masyarakat harus mengetahui hal yang ingin diambil dari ruang digital. “Apabila kita memiliki keterampilan dan mengetahui budaya dan etika di ruang digital, harapannya masyarakat dapat memanfaatkan dunia digital secara aman,” ungkapnya.

Lihat juga: Aptika Adakan Literasi Digital ke 514 Kabupaten/Kota

Dirjen Semuel bersama Menteri Johnny saat melakukan peluncuran program Literasi Digital Nasional (20/05).

Budaya dan Kultur Digital

Wakil Ketua Umum Siberkreasi, Anita Wahid berpendapat bahwa budaya dan etika sangat penting untuk membentuk jati diri individu di ruang digital.

“Budaya dan etika dapat memperlihatkan siapa diri kita dan nilai apa yang kita pegang dalam menjalani kehidupan kita di ruang digital,” jelasnya.

Anita juga menambahkan, setiap individu dalam ruang digital harus menerapkan nilai sosial, budaya dan etika yang sama seperti dalam kehidupan di lingkungan fisik. Karena baginya, di ruang digital apa yang telah diunggah tidak bisa dihapus dan akan menjadi jejak digital individu tersebut selamanya.

“Maka dari itu, penting sekali memperhatikan etika dan budaya yang positif dalam beraktivitas di ruang digital,” ujarnya.

Sementara itu, atlet pararenang Laura Aurelia Dinda membagikan beberapa hal yang ia lakukan untuk membuat ruang digital menjadi positif.

“Sebagai mahasiswa psikologi dan seorang atlet, saya sering dianggap sebagai motivator. Maka dari itu saya jadikan media sosial sebagai tempat untuk berbagi motivasi dan tips pengembangan diri kepada para followers,” tuturnya.

Menurut Laura, adanya internet dan teknologi digital mempermudah dirinya dalam membagikan motivasi dan pengembangan diri tersebut.

“Masa saat ini, internet dan ruang digital sangat membantu saya saat memberikan materi pengembangan diri, dari tadinya per daerah dan sulit dijangkau, menjadi daring dan lebih mudah dan luas jangkauannya,” jelasnya.

Peluncuran program Literasi Digital Nasional itu dihadiri oleh 500.000 talenta digital melalui aplikasi Zoom, dan mendapatkan rekor MURI sebagai Pertemuan Daring Peserta Terbanyak.

Lihat juga: Presiden Jokowi: Literasi Digital akan Tingkatkan Kecakapan Digital Masyarakat

Piagam penghargaan Rekor Indonesia Muri atas Pertemuan Daring Peserta Terbanyak (20/05).

Informasi terbaru terkait kelas-kelas daring Literasi Digital dapat dilihat pada media sosial Ditjen Aptika Kemkominfo, situs event.literasidigital.id, dan aplikasi Siberkreasi. (pag)

Print Friendly, PDF & Email