Surabaya, Ditjen Aptika – Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama mitra jejaring GNLD Siberkreasi berupaya membangun strategi dalam memaksimalkan literasi digital, yaitu dengan menyusun sebuah Peta Jalan Literasi Digital periode 2021-2024.
Peta tersebut terdiri dari empat kerangka, yaitu Digital Skills, Digital Safety, Digital Ethics, dan Digital Culture, serta tiga kerangka dalam menyusun program untuk tiga komponen masyarakat, yaitu: Digital Society, Digital Economy, dan Digital Government.
“Empat kurikulum ini akan menjadi kurikulum yang akan diterapkan program literasi tingkat basic dan tingkat intermediate skill. Modul ini menjadi sangat penting sebagai referensi masyarakat untuk memahami kecakapan digital,” tutur Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam acara Grand Launching Modul Literasi Digital, yang digelar secara virtual dari Surabaya, Jumat (16/04/2021).
Empat kerangka tersebut dikembangkan menjadi Modul Literasi Digital yang disusun oleh tim penulis dari Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) bersama dengan Tim Literasi Digital Kementerian Kominfo, dan melibatkan para pegiat literasi digital GNLD Siberkreasi.
Menteri Johnny menyatakan program ini disiapkan secara khusus dalam rangka untuk mengajak masyarakat dan memberikan informasi bagi masyarakat agar mengetahui kecakapan-kecakapan dasar untuk mengisi ruang digital di mana pemerintah saat ini secara besar-besaran melakukan pembangunan infrastruktur digital.
“Dengan demikian kita berharap bahwa hilirisasi digital juga digunakan dan dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat kita,” ujarnya.
Lihat juga: Siapkan Masyarakat Menuju Bangsa Digital, Aptika Susun Modul Literasi Digital
Kerja Kolaboratif
Dengan berkembangnya digitalisasi di Indonesia, maka kecakapan-kecakapan itu menjadi mutlak untuk diketahui. Program literasi digital nantinya akan dilakukan di 34 provinsi, 514 kabupaten kota hingga akhir tahun, dan secara berkesinambungan akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya sampai akhir masa kabinet.
“Dan mudah-mudahan nanti program ini diteruskan oleh kabinet yang baru. Yang pertama tentu saya berterima kasih kepada rekan-rekan media, dan secara khusus kepada Ibu Gubernur Jawa Timur yang hari ini ikut hadir dalam rangka Launching Modul Literasi Digital Nasional kita. Karena melibatkan 12,4 Juta masyarakat, maka akan dilakukan di dalam lebih dari 20.000 kegiatan,” paparnya.
Sebanyak 20 ribu kegiatan itu merupakan hasil kerjasama diantara Kominfo, bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, serta pemerintah daerah. Ada sedikitnya 110 lembaga dan organisasi organisasi kemasyarakatan yang akan melakukan secara bersama-sama, kerja kolaboratif.
“Ini tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri dan terpisah. Hari ini grand launching yang dilakukan di lima kota. Kota Surabaya yang mewakili Provinsi Jawa Timur, Banda Aceh mewakili Provinsi Aceh, Bandar Lampung mewakili Provinsi Lampung, Tangerang untuk mewakili Provinsi Banten, dan di Yogjakarta mewakili Provinsi DI Yogyakarta,” jelas Menkominfo.
Sebagai kegiatan awal, khusus untuk Jawa Timur akan melibatkan setidaknya satu setengah juta masyarakat melalui lebih dari 2.500 kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ini diharapkan tidak saja nanti dilakukan bagi pengenalan tingkat dasar, tapi juga pengenalan atau kecakapan dasar dan kecakapan intermediate.
“Ini yang membedakan adalah jam atau waktu di dalam kurikulum yang sama, namun waktu dan pendalaman substansi yang berbeda,” jelas Johnny.
Di akhir sambutan, ia mengatakan bahwa gerakan ini akan mendorong masyarakat Indonesia untuk memahami hal-hal atau modul-modul kurikulum yang paling bersih untuk kepentingan masyarakat agar bisa menggunakan ruang digital secara bermanfaat.
“Jangan sampai kita tidak cerdas dalam memanfaatkan ruang digital secara khusus juga untuk memanfaatkan ruang digital tidak saja dalam kaitan dengan etika dan etiket tetapi juga ekonomi kita. Sekali lagi saya berharap kegiatan ini menjadi kegiatan bersama sebagai tantangan kita bersama karena dan akan menghasilkan kesuksesan untuk kepentingan bangsa dan negara. Di era baru, tidak ada pilihan lain selain Indonesia juga harus mempunyai talenta-talenta digital yang memadai, baik jumlah maupun tingkat keahlian atau kualifikasinya,” tandas Johnny.
Lihat juga: Pandu Digital Ajarkan Warga Surakarta Memulai Bisnis Daring
Sebelumnya, peluncuran modul diawali dengan delapan penyelenggaraan workshop yang bertajuk Terampil Mengajar di Era Digital, Makin Cakap Digital, Internet Aman Strategi Melawan Hoaks di Dunia Digital, Makin Cakap Digital dengan Beretika dan Berbudaya di Dunia Maya, Tenaga Pendidik Makin Cakap Digital, Profesi Baru di Era Digital, Kelas Creative Copy Writing untuk Pemula, dan Makin Cakap Digital dengan Bertoleransi di Dunia Maya.
Hadir dalam acara Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Pegiat Seni/Public Figur, Nicholas Saputra; Ketua Umum GNLD Siberkreasi, Yosi Mokalu; Kepala Badan Litbang SDM Kominfo, Hary Budhiarto; Dirjen Aptika, Semuel Pangerapan, Staf Khusus Menkominfo Bidang Digitalisasi dan SDM, Dedy Permadi; Direktur Pemberdayaan Informatika Boni Pudjianto; serta Plt. Kepala Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Surabaya, Hamzah Arifuddin. (hm.ys)