Pertemuan AMRI Ke-15, Hoaks Vaksinasi Covid-19, dan Aplikasi Snack Video

Menteri Kominfo, Johnny G. Plate dalam Menkominfo Menyapa, Senin (04/01/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Isu seputar Pertemuan AMRI ke-15 juga mendominasi pemberitaan akhir pekan. Media menyorot berita Indonesia yang menginisiasi forum ekonomi kreatif di negara ASEAN. Selain itu, terdapat berita tentang pentingnya penggunaan Teknologi Informatika dalam memajukan kerja sama ASEAN.

Media menyorot pernyataan Menkominfo yang mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk meningkatkan ekonomi digital melalui transformasi digital, terutama di sektor ekonomi kreatif. Menkominfo juga menyampaikan inisiatif Indonesia dalam menyelenggarakan Economy Business Forum yang akan diselenggarakan November 2021.

“Kami menyampaikan inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan ASEAN Creative Economy Business Forum yang akan diselenggarakan pada November 2021 dengan tema Enhancing Digital Creative Economy: A Step Towards Regional Economic Recovery,” ungkapnya dalam pertemuan virtual 15th ASEAN Ministers Responsible for Information (AMRI) dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (12/3/2021).

Menkominfo juga menjelaskan bahwa pertemuan AMRI menekankan pada penggunaan komunikasi publik yang tepat untuk mempromosikan identitas dan komunitas regional yang lebih luas, dukungan ASEAN terhadap multilateralisme, saling menghormati, kedaulatan, kesetaraan, dan demokrasi. Sehingga dengan adanya hal ini, penggunaan Teknologi Informatika dapat memajukan kerja sama antarnegara ASEAN.

Selain itu, Menkominfo juga memberikan keterangan terkait permasalahan politik negara Myanmar. Keterangan tersebut bersifat ajakan untuk mengingat kembali tujuan dan prinsip yang tertuang pada Piagam ASEAN yang didalamnya terdapat penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Fundamental.

“Kami mendorong terciptanya dialog, rekonsiliasi, dan kembali normal sesuai dengan kemauan dan kepentingan rakyat Myanmar,” kata Johnny G.Plate dalam keterangan resmi di hari yang sama.

Hoaks Vaksin Covid-19

Isu mengenai vaksinasi Covid-19 juga masih mendominasi pemberitaan. Kementerian Kominfo terus melaporkan sebaran hoaks yang menyangkut soal vaksin Covid-19. Hingga Kamis (11/03/2021) sebanyak 736 hoaks vaksin Covid-19 ditemukenali pada berbagai platform media sosial.

Sebaran hoaks seputar vaksin Covid-19 paling banyak beredar di Facebook. Tercatat ada 626 sebaran hoaks di platform besutan Mark Zuckerberg. Twitter berada di posisi kedua. Dalam catatan Kementerian Kominfo ada 45 sebaran hoaks soal vaksin covid-19 di platform ini.

Situs berbagi video, seperti YouTube dan TikTok juga tak luput dari sasaran hoaks. Tercatat, ada 41 hoaks di YouTube dan 15 di TikTok. Sembilan sebaran hoaks sisanya ditemukan Kementerian Kominfo berada di Instagram.

Pihak Kementerian Kominfo sudah melakukan takedown kepada semua informasi hoaks tersebut. Salah satu macam hoaks soal vaksin covid-19 yang sudah ditelusuri kebenarannya ialah orang lebih rentan terinfeksi virus setelah divaksin Covid-19.

Aplikasi Snack Video Terdaftar di PSE

Snack Video kini sudah terdaftar di situs Penyelenggara Sistem Elektronik Kementerian Komunikasi dan Informatika (PSE Kominfo) pada 4 Maret 2021. Di Indonesia, Snack Video terdaftar sebagai perusahaan PT Karya Kreatif Nusantara dengan Nomor Tanda Daftar 000251.01/DJAI.PSE/03/2021. Adapun alamat situsnya, snackvideo.com.

Meskipun situs Snack Video masih diblokir oleh Kominfo, namun aplikasi platform mirip TikTok ini bisa digunakan.

Sebelumnya, media di Indonesia ramai memberitakan bahwa aplikasi Snack Video tidak bisa digunakan gara-gara belum terdaftar di PSE Kominfo.

Satgas Waspada Investasi (SWI) yang berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), beranggotakan 13 kementerian dan lembaga dalam tugasnya mencegah kerugian masyarakat, meminta aplikasi Snack Video untuk menghentikan kegiatannya karena tidak terdaftar sebagai PSE dan tidak memiliki badan hukum dan izin di Indonesia. (lry)

Print Friendly, PDF & Email