Jakarta, Ditjen Aptika – Pemerintah terus mengeluarkan stimulus dan berbagai kebijakan dalam upaya membangkitkan perekonomian UMKM di tengah pandemi. Mulai dari pemberian insentif hingga mendorong UMKM untuk transformasi digital.
“UMKM menyumbang 56-59% produk domestik bruto (PDB) bagi perekonomian Indonesia, oleh karenanya pemerintah akan terus mendorong bangkitnya UMKM. Pemerintah telah mengeluarkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar 695 triliun rupiah,” papar Direktur Informasi dan Komunikasi Publik Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary, saat Webinar Membangkitkan Perekonomian UMKM di Tengah Pandemi Covid 19, Rabu (14/10/2020).
Adapun distribusi penggunaan dana PEN tersebut misalnya untuk bantuan modal kerja produktif kepada 12 juta UKM dan pinjaman tanpa bunga selama setahun untuk koperasi simpan pinjam. Selain itu dana PEN juga akan disalurkan guna pemberian bantuan terhadap 12 juta UKM, masing-masing sebesar Rp 2.400.000,-.
Lihat juga: Menkominfo: UMKM Sumbang 60 Persen PDB Indonesia
Pemerintah juga terus mendorong para pelaku UMKM untuk bisa bertransformasi digital. Ditjen Aptika Kemkominfo bekerja sama dengan lokapasar (marketplace) memiliki program UMKM Go Online yang bertujuan memfasilitasi para UMKM untuk bisa on boarding.
Ditjen Aptika saat ini sedang membuat kajian roadmap scale up UMKM Go Online. Kajian tersebut dimaksudkan guna mencari strategi tepat agar dari 9,4 juta UMKM yang sudah on boarding saat ini dapat mengembangkan usahanya.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) juga turut mendukung UMKM dengan menghadirkan laman UMKM pada katalog LKPP. Untuk mendorong belanja pemerintah melalui UMKM, LKPP juga membuat aplikasi yang memudahkan UMKM untuk mengakses pengadaan barang/jasa pemerintah.
Selain itu, pemerintah melalui kerja sama beberapa instansi menggagas Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia sebagai tonggak penguatan UMKM. Diharapkan melalui Gernas BBI masyarakat menjadi terinformasi dan memutuskan untuk membeli produk-produk lokal.
“UMKM harus bisa melihat peluang di tengah pandemi, karena tidak semua sektor usaha mengalami dampak negatif saat pandemi. Alat kesehatan seperti masker masuk dalam kategori high demand saat ini,” saran Septriana
Selain transformasi digital, menurut Septriana, UMKM juga dapat berinovasi dengan diversifikasi hingga pengalihan produk.
Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut berpendapat generasi muda berperan penting dalam membangkitkan UMKM melalui platform digital di masa pandemi ini. Generasi muda diharapkan menjadi bagian dari gerbong ekonomi digital, baik sebagai pemain ataupun pengguna.
“Tidak hanya generasi muda di perkotaan saja, tapi mereka di pedesaan juga harus turut didorong. Apalagi sudah banyak dan akan lebih banyak lagi infrastruktur yang dibangun hingga ke pelosok daerah. Hal ini harus dimanfaatkan generasi muda Indonesia,” tutur Brigitta.
Lihat juga: UMKM Pedesaan Harus Bersiap Hadapi Transformasi Digital
Dia percaya ekonomi digital Indonesia akan menjadi raksasa global apabila potensi UMKM bisa diangkat melalui platform digital dan perdagangan elektronik.
“Perkembangan teknologi akan memicu pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja baru, mengentaskan kemiskinan, mengembangkan inklusi keuangan, dan memperluas akses modal bagi UMKM. Jika perkembangan teknologi ini dimanfatakan dengan baik, maka akan mendorong lebih banyak pelaku UMKM,” paparnya.
Brigitta juga menerangkan bahwa saat ini Indonesia sedang berada pada puncak bonus demografi. Artinya generasi muda menjadi harapan dalam mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Mari manfaatkan teknologi untuk meningkatkan peluang generasi muda dalam menggerakkan potensi ekonomi digital dari sektor UMKM. Hal tersebut sebagai kontribusi meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi bangsa,” tutupnya. (lry)