Jakarta, Ditjen Aptika – UMKM dan ultra mikro diharapkan mampu bermigrasi dari UMKM konvensional menjadi digital untuk menghadapi pandemi Covid-19. Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) dapat dijadikan titik kebangkitan dalam arus besar transformasi digital.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kominfo, Johnny G. Plate saat acara seminar daring UMKM Kreatif Menghadapi Peluang di Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Kamis (03/08/2020).
“Saya menggaris bawahi melalui gerakan ini, agar e-commerce atau marketplace yang mendapat stimulus fiskal didorong untuk kepentingan UMKM dan ultra mikro nasional. Jangan sampai penyelenggara sistem elektronik kita digunakan oleh produk-produk UMKM dan ultra mikro bangsa lain,” jelas Menteri Johnny.
Pemerintah telah hadir melalui stimulus fiskal yang diharapkan cukup untuk membantu UMKM dan ultra mikro Indonesia di masa pandemi. “Anggaran pemulihan ekonomi nasional kita sebesar 695 triliun lebih. Termasuk sebesar 123,47 triliun dialokasikan untuk stimulus UMKM dan ultra mikro Indonesia,” ungkap Johnny.
Lihat Juga: Bangga Buatan Indonesia, Wujud Dukungan bagi UMKM Terdampak Pandemi
Melalui BBI pemerintah juga mengupayakan stimulus berupa pelatihan atau pendampingan aktivitas bisnis UMKM ke ruang digital atau digital onboarding.
“Sejak awal meluncur hingga akhir Agustus ini sudah 1,6 juta lebih UMKM dan ultra mikro baru yang melakukan onboarding,” kata Johnny.
Selain melalui gerakan nasional BBI, Johnny juga mengatakan Kementerian Kominfo melakukan berbagai langkah untuk mendorong peningkatan kapasitas dan peran UMKM. Seperti pembangunan infrastruktur, memberikan stimulus pelatihan digital, dan melakukan sosialisasi literasi digital.
Lihat Juga: Kominfo Siapkan Pusat Data Nasional untuk Fasilitasi Database UMKM
Sementara itu, Ketua Umum Dekranas, Wury Ma’ruf Amin menyebutkan ada enam puluh empat juta UMKM yang berkontribusi hingga enam puluh persen pada pendapatan domestrik bruto nasional. “Maka itu, kita perlu apresiasi dan selamatkan UMKM agar bisa bangkit dari dampak pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Teknologi digital di masa adaptasi kebiasaan baru mampu menjawab tantangan yang dihadapi pelaku UMKM dan ultra mikro di Indonesia. “Pengaruhnya terhadap ekonomi makro bisa sangat signifikan,” kata Wury.
Melalui migrasi UMKM dari konvensional menjadi digital pada gerakan BBI, masyarakat Indonesia dapat mencintai dan bangga terhadap karya anak negeri sendiri. “Membeli produk buatan Indonesia merupakan wujud konkret pembelaan dan rasa cinta bangsa,” ujarnya.
Galeri Indonesia untuk UMKM
Wakil Presiden Galeri Indonesia Blibli, Andreas Pramaditya menjelaskan sebagai salah satu lokapasar di Indonesia, Blibli memiliki Galeri Indonesia yang mendukung UMKM dan ultra mikro Indonesia. Galeri ini telah berjalan selama 6 tahun.
“Kami melakukan ini bukan hanya pada saat masa pandemi, tapi sudah jauh sebelumnya. Kami memang mengalami peningkatan yang banyak sejak adanya pandemi dan gerakan nasional BBI,” ucap Andreas.
Andreas menyebutkan Galeri Indonesia memberikan komisi nol persen untuk UMKM yang bergabung dan mengupayakan peningkatan kelas usahanya melalui Blibli.
“Kami memiliki tim di beberapa daerah Indonesia untuk melakukan bimbingan dan pembinaan untuk UMKM agar dapat meningkatkan usahanya. Kami bekerja sama dengan Kementerian dan Dinas Provinsi di setiap daerah yang kami kunjungi,” ujarnya. (pag)