Jakarta, Ditjen Aptika – Peluang bagi perusahaan rintisan (startup) untuk memanfaatkan ekonomi digital Indonesia sangat besar. Masyarakat pun dituntut berani memulai dan mengembangkan ide menjadi karya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan hal tersebut saat Podcast Cakap Startup Episode 2 dengan tema Regulasi, Nyali, dan Inovasi, Minggu (02/08/2020).
“Peluang tersebut bak samudera yang airnya begitu berlimpah untuk kita ambil. Saya ambil tagline teman-teman kita yang sudah besar sebagai motivasi: mulai saja dulu, pasti ada jalan,” ujar Dirjen Semuel.
Semuel pun membagi saran bagi calon startup agar tahu apa yang ingin dilakukan dan dikontribusikan. “Semakin besar masalah yang ingin kita selesaikan dan kita kontribusikan kepada masyarakat, maka peluangnya untuk berhasil juga semakin besar,” katanya.
Selain itu, masyarakat juga dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di masyarakat. “Cari solusi dan ciptakan inovasinya. Jangan pergi ke tempat yang sudah crowded, cari inovasi lain karena masih banyak peluang,” saran Semuel.
Lihat juga: Berani Pivoting jadi Solusi Startup Bertahan dari Pandemi Covid-19
Namun Dirjen Semuel mengingatkan, dalam perjalanan mendirikan startup pasti ada hambatan-hambatan yang terjadi. Oleh karena itu ia berharap masyarakat bisa menghadapi hambatan-hambatan tersebut.
“Jangan sampai hambatan membuat kita mundur, apalagi kita tahu ide ini bagus. Kita harus maju terus. Kita pelajari apa tantangannya? Di mana permasalahannya? Bagaimana menyelesaikannya?” lanjutnya.
Lihat juga: Pandemi Covid-19 sebagai Momen Startup untuk Berinovasi
Pemerintah melalui Kementerian Kominfo juga turut mendukung perkembangan startup dengan melakukan transformasi digital. Ada tiga pilar transformasi digital, yaitu pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
“Pemerintah harus berbenah diri untuk masuk ke ruang digital. Masyarakat harus menyiapkan diri agar bisa jadi masyarakat digital. Begitu juga dunia usahanya,” ungkap Dirjen Semuel.
Dalam konsep transformasi digital ini semua orang ikut diajak dan diajarkan, atau nobody left behind. Pemerintah mengajari mulai dari hal dasar, menengah, hingga lanjut.
“Pertama kali belajar mengenai startup saya baru menyadari ini merupakan cara baru membuat perusahaan. Bedanya dulu harus ada modal, punya gedung, dan anak buah. Kalau sekarang ide, kemauan, serta kerja keras sudah bisa membuat perusahaan (startup),” ungkapnya.
Dirjen Aptika menutup sesi podcast dengan memberi pesan bagi masyarakat Indonesia. Agar mulai dengan mimpi yang besar, mencari solusi, menciptakan karya, dan menghasilkan inovasi.
“Jangan pernah takut untuk menghadapi tantangan karena tantangan selalu ada. Mari hadapi dengan 1000 karya, 1000 solusi, 1000 inovasi untuk satu Indonesia,” tutup Dirjen Semuel. (lry)