Jakarta, Ditjen Aptika – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia harus kreatif memunculkan berbagai inovasi agar dapat memanfaatkan peluang di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Menkominfo Johnny G. Plate, jika e-commerce dikaitkan dengan marketplace sebagai media, tapi di Indonesia ada tambahan satu lagi yaitu media sosial. Bahkan grup Whatsapp juga bisa menjadi media untuk berdagang.
“Ini merupakan peluang, para UMKM Indonesia harus kreatif memanfaatkannya terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujar Menteri Johnny saat Webinar #KitaBelaKitaBeli Pemerintah Hadir untuk UMKM, Selasa (21/07/2020).
Menteri Johnny menyambut baik kreativitas dan inovasi tiga pelaku UMKM dari Aceh, Yogyakarta, dan Banjarmasin. Berikut profil singkat para UMKM tersebut:
- PagiCraf Banjarmasin (UMKM di bidang aksesoris)
Menjalankan usaha bekerja sama dengan pengrajin aksesoris yang kemudian produk-produk tersebut dimodifikasi. Setelah itu dipasarkan melalui website, media sosial, serta marketplace untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia bahkan luar negeri. - Cokelat Ndalem Yogyakarta (UMKM di bidang camilan cokelat)
Hal yang berbeda dari produk ini ialah dimana dalam setiap kemasan cokelatnya terdapat cerita berbagai macam budaya Indonesia. Tujuannya memperkenalkan budaya Indonesia melalui makanan. Selain berisikan kebudayaan Indonesia, ada juga proses dari hulu sampai hilir bagaimana cokelat tersebut dibuat. - Aroma Food Banda Aceh (UMKM di bidang olahan hasil laut)
Produk dari Aroma Food ini adalah abon ikan, diolah dari ikan segar ditambah dengan bumbu-bumbu khas Aceh. Latar belakang usaha ini didirikan agar mempermudah orang yang merasa tidak nyaman makan ikan karena memiliki banyak duri. Produk diolah secara higienis dan telah memiliki sertifikat halal.
“Saya sangat senang melihat ada kreativitas dan inovasi yang lahir dari putra-putri bangsa seperti ini. Untuk UMKM PagiCraf yang semula pengrajin aksesoris hanya mampu menjual dagangannya di kampungnya saja, kini dengan sedikit inovasi bahkan bisa memasarkan produknya hingga ke Malaysia,” ujar Menteri Johnny antusias.
Begitupun Cokelat Ndalem yang memperkenalkan Indonesia dalam sebuah kemasan camilan. “Tidak hanya berhenti sampai situ, mereka bahkan sedang melakukan inovasi bersama UGM. Bagaimana menaruh komponen bakteri baik dalam cokelat tersebut,” kata Johnny.
“Oleh karena itu kita harus melakukan aksi nyata, bukan hanya sekedar membela tapi juga membeli. Saya harap para UMKM tersebut bisa jadi contoh bagi para pelaku UMKM yang lain,” ucap Johnny.
Menteri Johnny juga menyebutkan Kementerian Kominfo akan siap membantu secara konkret. Baik dalam bentuk pelatihan, pemasaran, maupun dukungan teknologi informasi dan komunikasi.
Sejalan dengan Menkominfo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio juga menganggap masyarakat harus dapat kreatif dan berinovasi untuk mencari produk yang berbeda, baru, dan unik.
“Jika produk yang kita jual sama maka kita harus melakukan perang harga. Namun jika produk kita berbeda tidak perlu melakukannya karena saingannya tidak ada. Para pelaku UMKM harus mencari peluang tersebut, harus manfaatkan platform digital yang ada agar usahanya dapat berkembang lebih besar,” saran Menparekraf.
Untuk melecut semangat para pelaku UMKM, Kementerian Parekraf pada akhir tahun akan berencana membuat award para pelaku ekonomi kreatif. Akan ada 15 kategori, antara lain fashion, kuliner, musik, film, animasi, video, foto, periklanan, seni rupa, dan seni pertunjukan.
“Saya ingatkan setiap krisis selalu ada kesempatan. Mari sama-sama manfaatkan peluang ini dengan kreativitas dan inovasi,” pungkas Wishnutama. (lry)