Jakarta, Ditjen Aptika – Transformasi digital menjadi salah satu cara UMKM Indonesia bangkit dari pandemi Covid-19. Untuk itu Kementerian Kominfo melakukan tiga upaya utama.
“Pemerintah sangat serius mengupayakan transformasi digital, salah satunya untuk membantu UMKM bangkit dari pandemi Covid-19. Untuk itu Kominfo setidaknya mengupayakan tiga hal, yaitu infrastruktur, sumber daya manusia, dan ekosistem,” ujar Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi, saat Webinar Kebangkitan UMKM di Era Pandemi, Jum’at (26/06/2020).
Mengenai infrastruktur, Kementerian Kominfo akan mengupayakan akses internet bagi seluruh pelaku usaha, termasuk UMKM. “Infrastruktur merupakan hal paling mendasar jika ingin bertransformasi digital. Tanpa ada infrastruktur maka tidak ada transformasi digital,” terang Dedy.
Indonesia memiliki 83.218 kelurahan dan desa. Dari jumlah tersebut, terdapat 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau 4G. “Harapannya di akhir tahun 2021 sebagian besar kelurahan dan desa sudah terjangkau 4G, dan seluruhnya pada tahun 2022. Ini misi besar kita,” ucap Dedy.
Upaya selanjutnya mengembangkan SDM era digital. Kominfo memiliki tiga level kecakapan digital untuk percepatan UMKM online, yaitu basic digital skills, intermediate digital skills, dan advance digital skills.
“Kita harus melihat apa yang dibutuhkan UMKM Indonesia untuk dapat bersaing. Mereka butuh big data, artificial intelligence, machine learning, cloud computing, dan cyber security,” jelas Dedy.
Lihat Juga: Siapkan Masyarakat Hadapi Era Digital melalui Literasi Digital
Mengenai ekosistem, Kominfo sejak tahun 2016 sudah menginisiasi gerakan UMKM Go Online. “Kita gandeng marketplace untuk bekerja bersama-sama. Sudah lebih dari 8 juta UMKM yang sudah go online,” terang Dedy.
Dedy mengajak ketiga upaya tersebut dikerjakan bersama-sama untuk menjadi satu kekuatan digitalisasi nasional. Apalagi menurut laporan Google dan Temasek, sektor ekonomi digital dapat menyumbang 11% dari total Gross Domestic Product (GDP) di Indonesia.
Sedangkan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, melihat dampak dari Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat terhadap sejumlah produk.
“Beberapa kalangan masyarakat berhenti mengonsumsi barang-barang tersier (bukan bahan primer) dan lebih memilih untuk menabung,” ungkap William.
Dengan banyaknya toko fisik yang tutup, William justru melihat akselerasi adopsi digital yang mungkin menjadi kekuatan para UMKM Indonesia setelah masa pandemi Covid-19 memasuki normal baru.
“Di masa krisis ini ada peluang baru yang lahir. Jika UMKM Indonesia jeli melihat peluang ini, justru bisa menjadi industri baru yang sangat menjanjikan,” ucap William optimistik.
Lihat Juga: Satyalancana Wira Karya untuk Startup Unicorn
Pola pikir yang selama ini ada bahwa berjualan secara daring itu sulit harus diubah. “Membuka toko online sangat mudah, semudah membuat sebuah akun media sosial ataupun akun e-mail hanya dua menit jadi,” pungkas William.
Webinar tersebut diselenggarakan oleh Katadata bekerja sama dengan Kementerian Kominfo, serta Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka memperingati hari UMKM Internasional.
Turut dikampanyekan pula tagar #JagaUMKMIndonesia untuk mendukung peran penting UMKM sebagai penopang perekonomian Indonesia. Sebagai pendukung tema, Katadata telah mensurvei 206 UMKM di Jabodetabek pada 8-15 juni 2020 (lihat Survei Dampak Covid-19 Terhadap UMKM) (lry)