Jakarta, Ditjen Aptika – Hasil survei terbaru Asia Iot Business Platform (AIBP) menyebut perusahaan manufaktur tradisional ASEAN, yaitu Indonesia dan Thailand, telah banyak merasakan manfaat transformasi digital dan teknologi Internet of Things (IoT).
“Konsisten dengan yang kami saksikan selama 3-4 tahun terakhir, perusahaan di Indonesia dan Thailand paling banyak berinvestasi dalam teknologi dan mulai menuai hasilnya saat ini,” kata Irza Suprapto, Direktur Asia IoT Business Platform di Jakarta, Rabu (11/07/19).
Sebanyak 43,1 persen responden lokal dalam industri manufaktur dan 46,2 persen dalam industri logistik yakin transformasi digital telah diimplementasikan dalam satu atau lebih area fungsional di dalam perusahaan mereka.
Survei tersebut mendapati hanya 9 persen enterprise yang belum mengimplementasikan transformasi digital. 78,6 persen setuju bahwa perusahaan mereka harus terhubung dan menggunakan otomatisasi, analisis data dan berbaga digital tool lainnya dalam upaya meningkatkan proses dan operasional perusahaan mereka.
Untuk membahas topik tersebut, AIBP akan menghadirkan sejumlah pembicara terbaik di bidangnya dalam konferensi Asia IoT Business Platform ke-32 yang akan digelar di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta pada 28-29 Agustus 2019 mendatang. Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan sudah mengkonfirmasi kehadirannya sebagai pembicara dalam konferensi tersebut.
Konferensi ini akan membahas pencapaian industri IoT di Indonesia, dengan meluncurkan Draft Nasional Roadmap IoT. Selain itu konferensi akan menyoroti perkembangan implementasi IoT, permasalahannya, solusinya dan berbagai inisiatif yang mendorong untuk mengadopsi IoT. Termasuk membangun kota-kota pintar berbasis teknologi.
Pembicara lain yang akan hadir yaitu Honesti Basyir (CEO Kimia Farma), Syofvi Roekman (Direktur Perencanaan Korporat PLN), Sigit Djokosoetono (Direktur Blue Bird Group), Muhammad Effendi (Direktur Operasi MRT Jakarta), dan Ajay Sohoni (ASEAN Digital Director of The Coca Cola Company). (pag)