Nelayan Kepulauan Sangihe Terapkan Aplikasi untuk Tangkap Ikan

Bupati Sangihe saat sambutan acara Nelayan Go-Online.

Sangihe, Ditjen Aptika – Program Nelayan Go Online telah merambah hingga perbatasan Filipina. Berawal dari pembelajaran Co-Class untuk mewujudkan Indonesia 4.0.

“Pemda Kepulauan Sangihe memiliki potensi ikan yang menjanjikan dan merupakan kabupaten pensuplai ikan terbesar di provinsi Sulewesi Utara. Melalui program Nelayan Go Online, kesejahteraan ekonomi dan level nelayan dapat setara dengan sektor-sektor lainnya,” ujar Bupati Kepulauan Sangihe, Yabes Ezar Gaghana, saat Implementasi Nelayan Go Online di Sangihe, Kamis (27/06/2019).

Menurut Yabes, kehadiran Direktorat Ekonomi Digital Kemkominfo dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkenalkan aplikasi Nelayan Pintar sangat berguna bagi nelayan. Aplikasi tersebut memberikan informasi titik tangkapan ikan dan berbagai informasi lain yang bermanfaat. Hasil tangkapan kemudian dijual sesuai harga yang wajar melalui aplikasi Aruna.

Ia pun memuji para nelayan dari 15 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang hadir di acara tersebut. Bahkan ada perwakilan dari Kepulauan Marore yang berbatasan langsung dengan negara Filipina. “Puji Tuhan 100% perwakilan hadir di acara ini, saya senang. Tekad saya nelayan akan tetap diedukasi terkait program-program pemerintah,” ucapnya.

Bupati Yabes awalnya mengenal program Nelayan Go Online melalui program Collaborative Class (Co-Class) dari Kominfo pada Maret 2019. Program Co-Class tahun ini berjudul Collaborative Creative Learning and Action for Sustainable Solutions (3T Go Digital) untuk mewujudkan visi Making Indonesia 4.0.

Para peserta acara Petani Go Online di Sangihe.

Program Co-Class yang sedang berlangsung diharapkan dapat menyatukan visi berbagai pemangku kepentingan sehingga membuka ruang inovasi dan kolaborasi yang lebih nyata dan dapat bertindak nyata merealisasikan solusinya di lingkungan aktivitasnya maupun tanggung jawab kerja.

Pembelajaran Co-Class menyasar kepada upaya peningkatan kapasitas pemimpin di abad 21, yaitu hardskill dengan penekanan kemampuan softskill, seperti berbagi visi, membuat keputusan strategis, meningkatkan kesadaran dalam diri, membangun hubungan, dan menjadi manusia atau organisasi pembelajar. (hmdg)

Print Friendly, PDF & Email