Yogyakarta, Ditjen Aptika – Arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi membawa peluang dan tantangan dalam pelaksanaan diplomasi. Kemampuan diplomasi menjadi natural skills para birokrat negara guna mencapai kepentingan nasional yang sebesar-besarnya.
Kominfo berkomitmen untuk memperkuat sumber daya manusia agar dapat memanfaatkan ekonomi digital. Untuk itu telah dilakukan sejumlah program, misalnya pelatihan TIK dalam bidang Artificial Intelligence (AI), Big Data Analysis, Cloud Computing dan Internet of Things (IoT). Juga peningkatan SDM dalam pelaksanaan hubungan kerja sama luar negeri.
“Saya berharap akan semakin banyak SDM Ditjen Aptika yang bisa menjadi negosiator ulung yang memiliki kemampuan dan teknik negosiasi dengan baik. Para SDM Ditjen Aptika ini yang kelak akan menjadi delegasi negosiasi dalam perundingan pada berbagai konferensi sidang luar negeri,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, saat membuka acara Workshop Peningkatan Mutu SDM Aparatur Ditjen Aplikasi Informatika dalam Pelaksanaan Diplomasi dan Negosiasi Kerjasama Luar Negeri di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Senin (22/4/2019).
Menurut Semuel, dari pengalamannya saat mengadakan Internet Governance Forum (IGF) di tahun 2013, sangat penting membuat referensi bagi para delegasi. Tujuannya sebagai dasar pengetahuan diplomasi dan posisi Indonesia, sehingga posisi Indonesia menjadi sama di berbagai fora. Bentuknya dapat berupa buku saku atau bentuk lainnya.
Selain itu, lanjut Semuel, Indonesia perlu memantapkan posisi untuk ke depan dan keuntungan dari fora internasional yang diharapkan oleh negara. Kementerian Luar Negeri sebagai poros Indonesia dengan luar negeri, diharapkan dapat membantu kementerian/lembaga dalam pelaksanaan kerja sama.
Sementara itu Sesditjen Aplikasi Informatika, Sadjan, mengharapkan partisipasi aktif delegasi Ditjen Aptika dalam berbagai fora internasional. Misalnya FTA/CEPA, RCEP, WTO, dan berbagai fora bilateral lainnya. “Butuh peningkatan kemampuan SDM agar mampu memperjuangkan kepentingan nasional untuk berbagai posisi Indonesia yang terkait aplikasi informatika,” ujar Sadjan.
Materi dalam workshop ini diantaranya Pengantar Perjanjian Internasional, Ketentuan Perdagangan Internasional dalam Kerangka WTO dan Free Trade Agreement/Comprehensive Economic Partnership Agreement (FTA/CEPA) khususnya terkait E-Commerce, Public Diplomacy, Teknik Negosiasi pada Persidangan Internasional, Simulasi Persidangan, Keprotokolan dan Etika Pergaulan Internasional, serta Teori Table Manner.
Hadir beberapa narasumber dari Kementerian Luar Negeri, yaitu:
- Ina Hagniningtyas Krisnamurthi, Staf Ahli Diplomasi Ekonomi Kemlu (Best Practices on RCEP Negotiation on Chapter of E-Commerce);
- Sulaiman Syarif, Sekretaris Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kemlu (Pengantar Perjanjian Internasional);
- P. Endang Sri Agustini, Direktorat Diplomasi Publik Kemlu (Public Diplomacy);
- Ricky Eka Virgana Ichsan, Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (Teknik Negosiasi pada Persidangan Internasional dan Simulasi Persidangan);
- Dubes Djoko Hardono (Praktek dan Teori Table Manner dan Keprotokolan dan Etika Pergaulan Internasional), dan
- Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Prov. DI Yogyakarta (Kerja Sama Luar Negeri Pemda D.I Yogyakarta).
Acara workshop ini terselenggara atas kerja sama Ditjen Aptika dan Pusdiklat Kementerian Luar Negeri, berlangsung dari tanggal 22 – 23 April 2019. Peserta terdiri dari pegawai di lingkungan Ditjen Aptika, pejabat/staf dari Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Prov. DI Yogyakarta, Ditjen Multilateral Kementerian Luar Negeri, dan Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta. (nls)