Jakarta – Di tengah laju digital yang sangat pesat sekarang, Facebook hadir bersama pemerintah untuk mengedukasi pelaku UMKM dan masyarakat agar lebih maksimal memanfaatkan teknologi digital. Demikian disampaikan oleh Ruben Hattari, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia saat membuka Kampanye “Laju Digital” di Ciputra Artpreneur, Jakarta pada Rabu, 26 September 2018.
Menurut Ruben, kampanye ini dirancang dengan merujuk pada penelitian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menyimpulkan masih ada kesenjangan lebar antara kota-kota di Indonesia Timur dengan Barat, khususnya Pulau Jawa. Hal ini terlihat pada kondisi infrastruktur maupun sosial-ekonomi. CSIS dan Facebook menilai teknologi digital bisa menjadi salah satu faktor untuk mengurangi kesenjangan tersebut. Menurutnya selama beberapa bulan ke depan, kampanye Laju Digital akan menyelenggarakan rangkaian sesi pelatihan dan workshop yang bisa membantu UMKM serta masyarakat dalam meningkatkan keterampilan digital. Untuk pelaku UMKM, program ini akan membantu mereka menjangkau pelanggan baru serta mengembangkan bisnisnya. Untuk masyarakat, program ini membantu mereka meningkatkan keterampilan digitalnya dan memaksimalkan penggunaan sosial media secara produktif.
Sementara itu Dirjen Aptika, Semuel Abrijani Pangerapan mengapresiasi program “Laju Digital” ini. Dia menilai program ini sejalan dengan program Ditjen Aptika yang baru saja melakukan restrukturisasi organisasi yang disesuaikan dengan program kerjanya. Ada Direktorat Tata Kelola yang bertugas menyusun kebijakan tata kelola bidang aplikasi informatika dalam rangka transformasi menuju era digital. Direktorat Pemberdayaan Informatika yang bertugas mengedukasi dan mengadvokasi bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital secara cerdas dan produktif. Kemudian untuk transformasi bisnisnya, ada Direktorat Ekonomi Digital. Tujuan Facebook untuk mentransformasi UMKM menjadi e-UMKM sejalan dengan program 8 juta UMKM Go Online yang saat ini telah berhasil meng-online-kan 8,4 juta UMKM di Indonesia, dan masih akan terus bertambah. Begitu pula dengan literasi digital agar masyarakat lebih cerdas dalam memilah informasi yang penting dan tidak termasuk berita hoax, serta agar lebih produktif dalam memanfaatkan Internet untuk meningkatkan kehidupannya.
Selain mengedukasi masyarakat, Ditjen Aptika juga melakukan mekanisme pembatasan penggunaan teknologi digital, berupa pemblokiran konten negatif yang saat ini menjadi tanggung jawab DIrektorat Pengendalian. Namun begitu Semuel menambahkan bahwa tidak mungkin memblokir Internet 100% secara otomatis. Terutama untuk konten hoax dilakukan secara manual berdasarkan analisa.
Sejalan dengan Semuel, Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu yang akrab disapa Nando mengatakan bahwa Kominfo mendukung langkah Facebook dalam menyebar informasi untuk kepentingan Goverment Public Relation kepada setiap kementerian dan lembaga. Diantaranya bagaimana membuat fan page yang tepat untuk kementerian, dan bagaimana menggunakan Facebook untuk menangkis berita-berita hoax. Selain itu Kominfo juga mengapresiasi langkah Facebook yang berkolaborasi dengan anak-anak muda. Melalui acara-acara seperti ini diharapkan akan tumbuh startup-startup baru yang mampu tumbuh menjadi Unicorn setiap tahunnya, seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak. Nando menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa sendirian untuk mencapai cita-cita Presiden Jokowi dalam menjadikan Indonesia sebagai “Digital Energy of Asia“. Pada tahun 2020 Indonesia diharapkan dapat menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia. (cdp)