Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) dan Jaringan Ustadz dan ustadzah se-Kabupaten Pemalang bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika sepakat bahwa Literasi Digital itu terkait dengan sikap mental tabayun atau cek and ricek (15/9). Sikap mental tersebut menjadi tanggung-jawab bersama untuk dibangun dengan semangat kolaborasi. Warga pesantren perlu dibekali dengan daya kritis atas informasi apa pun yang mereka terima. Dari sikap-sikap itulah kita harap tercipta kematangan dan kedewasaan bersikap dalam era media sosial yang penuh dengan serbuan konten negatif & illegal.
Hal ini merupakan salah satu hasil diskusi publik literasi digital pada tanggal 15 September 2018 di Pesantren salafiyah Kauman Pemalang. Diskusi dengan tema “waspada hoak budayakan tabayyun” ini diinisiasi FKDT bersama Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Aris Kurniawan, Kasubdit Literasi Digital.
Budaya cek dan ricek, konfirmasi atau Tabayyun dalam budaya pesantren mempunyai peran penting untuk mengurangi dampak buruk hoak yang bisa disamakan dengan sampah peradaban dunia maya. Dengan tabayyun diharapkan bisa menjaga tali silaturahmi tetap kuat, karena tabayyun menutup ruang bagi hoak untuk memecah-belah persatuan kaum nahdliyin dan harapan kita bersama bahwa kita semua akan menjadi lebih cerdas dan produktif dalam memanfaatkan internet.
Acara Diskusi berlangsung sangat dinamis dengan melibatkan narasumber Ibu Erni Sulistyowati dari RTIK Kabupaten Pemalang dan Bapak Lukman Hakim DPP FKDT. /Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah dimoderatori Bapak Mahfudin Ketua GP Ansor Kab Pemalang. Hadir dalam acara Diskusi Publik kali ini sekitar 200 perwakilan dari Dewan asyadit madrasah diniyah dan Jaringan Ponpes Salafiyah Se-Kabupaten Pemalang.(ARSK)