Jakarta, Ditjen Aptika – Nongsa Digital Park di kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK) cukup ideal sebagai digital zone wilayah timur Sumatera. Ditjen Aptika memiliki sejumlah inisiatif untuk ikut mendorong perkembangan ekonomi digital di sana.
Plt. Direktur Ekonomi Digital Kemkominfo, I Nyoman Adhiarna, menjelaskan faktor BBK cukup ideal untuk menjadi digital zone atau digital park saat Rapat Persiapan Pelaksanaan The 11th Indonesia-Singapore Co-Chairs Working Group Meeting on Cooperation in The Island of Batam-Bintan-Karimun (BBK) and Other Special Economic Zone (SEZs), di Hotel Aryaduta Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).
Faktor tersebut yaitu kondisi pantai timur Sumatera membuat banyak operator membangun data center dengan infrastruktur yang menyamai ibu kota. Hal itu menjadi modal untuk meningkatkan pelayanan di bidang bisnis dan pemerintahan BBK.
Ditjen Aptika, lanjut I Nyoman Adiarna, memiliki beberapa penawaran kerja sama untuk pengembangan Nongsa Digital Park dan BBK, yaitu:
- Membantu pusat data menjadi lebih teratur, seperti pusat data pemerintahan BBK bisa terpusat di Batam;
- Menyediakan akses broadband intenet yang lebih luas bekerjasama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI);
- Melalui program kerja UMKM Go Online, Aptika bisa membantu UMKM, nelayan, dan petani di BBK untuk go online;
- Melalui program Pandu Digital, melakukan pendampingan bagi masyarakat untuk menggunakan internet atau aplikasi berbasis internet dalam usahanya;
- Peningkatan inovasi digital di masyarakat melalui Digitalent untuk mengikuti perkembangan Artificial Inteligence dan Internet of Things;
- Gerakan 1000 Startup Digital, dengan proses inkubasi startup bisa bertumbuh bukan hanya di di BBK tapi juga seluruh Indonesia;
- Memberikan edukasi mengenai Smart Goverment.
Nongsa Digital Park (NDP) merupakan kawasan industri digital yang diharapkan menjadi digital bridge menghubungkan Indonesia ke mancanegara. NDP diresmikan tanggal 20 maret 2018 dan telah menarik satu investor dari perusahaan besar di Singapura, Glints. Saat ini terdapat 56 partner dalam model co-working space serta 100 tenaga kerja lokal di bidang TIK.
Batam, Bintan dan Karimun diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) masa depan demi menarik investor luar negeri seperti Singapura. Kawasan ini diharapkan akan menjadi pusat bagi sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital, seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program digital, film dan animasi karena berada di area crossborder. (pag)