Badung, Ditjen Aptika – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengapresiasi adanya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang digelar di daerah tersebut. Melalui kegiatan roadshow itu, anak muda di wilayah Bali mendapatkan pengetahuan tentang perusahaan rintisan (startup) yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk membangun startup digital dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
“Dengan adanya kegiatan ini, anak muda di Bali dibekali digital skill yang bisa menjadi modal positif bagi mereka agar terinspirasi untuk menciptakan startup yang keren di Provinsi Bali,” ujar Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, I Made Gunanja pada acara Roadshow 1000 Startup Digital di Universitas Dhyana Pura Bali, Rabu (27/9/2023).
Gunanja mengatakan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut tentu perlu adanya dukungan yaitu dengan meningkatkan sinergi positif antara berbagai sektor baik masyarakat, pemerintah hingga swasta.
“Berbagai langkah positif harus terus kita ambil bersama-sama untuk meningkatkan gerakan masyarakat, dengan segala modal infrastruktur, sumber daya manusia serta sinergi berbagai kalangan,” lanjutnya.
Melalui kerjasama antara Pemprov Bali dan Kemkominfo juga diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi digital untuk mewujudkan Indonesia Digital Nation 2025.
“Kita juga harus bersama-sama mendukung visi Indonesia Digital Nation 2025 untuk meningkatkan jumlah kewirausahaan di Indonesia serta membangun ekosistem digital yang inklusif,” tambah Gunanja.
Untuk mendukung digitalisasi, Pemprov Bali sendiri memiliki Program Bali Smart Island, yaitu memasang jaringan wifi di berbagai titik dengan menyasar seluruh masyarakat di Bali melalui tempat publik dan fasilitas umum.
“Tujuan dari pemasangan wifi di berbagai tempat publik adalah supaya tidak ada lagi blind spot sinyal di pulau Bali, sehingga masyarakat Bali tidak menemui kesulitan dalam akses internet,” jelas Gunanja.
Senada dengan hal itu, Founder dan Chairman KUMPUL.ID, Faye Wongso mengatakan bahwa transformasi digital merupakan solusi teknologi untuk membangun Provinsi Bali.
“Untuk mendukung transformasi digital itu sendiri, ekosistem dan infrastruktur menjadi hal yang paling penting. Pemerintah memang harus bergerak supaya anak-anak memiliki modal untuk membangun startup,” tuturnya.
Apalagi, tambahnya, berdasarkan riset yang dilakukan East Venture, Bali merupakan daerah nomor empat yang paling kompetitif secara digital. Itu tandanya Bali menjadi tempat yang tepat untuk mulai merintis startup digital.
“Jadi, orang-orang di Bali itu kreatif dan dengan infrastruktur yang cukup memadai. Probabilitas untuk membangun startup digitalnya berarti lebih besar. Hal itu dapat dijadikan modal untuk merintis startup,” sebut Faye.
Faye juga mengingatkan mengenai pentingnya eksekusi pada setiap ide yang dimiliki masing-masing orang dalam merintis startup. Menurutnya, ide itu mudah untuk ditemukan tetapi dibutuhkan eksekusi yang tepat untuk mewujudkan ide tersebut.
“Ide itu tidak cukup, dibutuhkan eksekusi dalam ide yang ada tersebut. Eksekusi dapat dilakukan dengan rajin melakukan tes marketplace untuk tahu sejauh apa problem itu dirasakan banyak orang,” pungkasnya.
Sementara itu, Subkoordinator Bagian Kerjasama Startup Digital, Muhammad Faisal menyampaikan pesatnya transformasi digital di Indonesia. Dengan tingginya jumlah penduduk, Indonesia merupakan target pasar terbesar di ASEAN.
Oleh karena itu ia berharap Kemkominfo dapat mengambil potensi tersebut, salah satunya melalui startup digital. “Indonesia itu adalah pasar yang disasar banyak pihak luar. Kami dari Kominfo berharap bisa mengambil potensi itu, salah satunya melalui startup,” jelas Faisal. (hdy)