Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar seminar dan pameran Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) Tahun 2022 bertajuk “Recover Together, Recover Stronger” di Jakarta, berlangsung pada 30 November – 1 Desember 2022. Kegiatan dihadiri perwakilan dari 141 kabupaten dalam rangka evaluasi implementasi program Smart City 2022.
“Acara ini diharapkan menjadi ruang apresiasi bagi jajaran kabupaten/kota yang berhasil membuat rencana induk pembangunan Smart City di daerahnya masing-masing. Acara ini merupakan ajang menyatukan komitmen dari seluruh pemimpin daerah dari rencana yang telah disusun hingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” kata Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP) Kemkominfo, Bambang Dwi Anggono dalam sambutannya, Kamis (1/12/2022).
Pria yang akrab disapa Ibenk ini juga menyampaikan acara ini merupakan rangkaian kegiatan penutupan gerakan Smart City 2022 bagi 141 kabupaten/kota yang telah berhasil melakukan implementasi program Smart City.
“Mereka (daerah) punya kearifan dan kebutuhan lokal ya, dan kita dorong. Tantangannya bagaimana daerah berinovasi dengan melibatkan masyarakat terdampak positif sebanyak-banyaknya. Semakin banyak masyarakat terdampak positif maka (daerah) itu akan berprestasi,” katanya.
Menurut Direktur LAIP, Gerakan Smart City memiliki tujuan untuk membimbing kabupaten dan kota di seluruh Indonesia dalam rangka merancang pembangunan berbasis digital dengan memperhitungkan potensi dan tantangan di setiap daerah.
Lebih lanjut menurutnya, program Smart City dapat membawa inovasi-inovasi yang ada di Jakarta untuk dibawa ke daerah lain agar terjadi pemerataan program pembangunan.
“Program Smart City diarahkan untuk melakukan harmonisasi antar sektor pada pemerintahan daerah sekaligus mengharmonisasikan program-program inisiatif daerah dengan Pemda lain, pemerintah pusat, dunia usaha, bahkan negara lain,” katanya.
Lihat juga: Kominfo Dorong Kolaborasi Dunia Usaha dalam Inisiatif Smart City
Selain itu, Direktur Ibenk menyampaikan pada Rabu (30/11/2022) telah dilaksanakan sosialisasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) bagi jajaran Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) di seluruh Indonesia baik secara online maupun offline.
“Harapannya untuk mengukuhkan kesiapan jajaran Diskominfo pemerintah daerah dalam mengimplementasikan SPBE dan sekaligus menjadi motor implementasi Smart City di Indonesia,” tukasnya.
Direktur Ibenk menyampaikan Smart City merupakan langkah strategis untuk menyikapi rencana pembangunan secara terpadu. Ia berharap pemerintah daerah bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah lain, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat yang memunculkan berbagai inisiatif serta berdampak positif.
Menurutnya Kemkominfo telah memfasilitasi interkoneksi dengan pihak-pihak terkait dalam pengembangan Smart City. Kemkominfo melalui Direktorat LAIP pun merencanakan akan menambah 50 kabupaten/kota dalam pendampingan masterplan Smart City pada 2023 mendatang.
“Kami berharap kepala daerah (bupati/walikota) memiliki keberanian inovasi dengan melakukan terobosan-terobosan untuk kepentingan masyarakat. Karena memang tren globalnya seperti itu. Kami memotivasi kepala daerah untuk menjadi agent of change dalam terobosan-terobosan (SPBE) tersebut,” ungkapnya saat ditemui selepas acara.
Dalam kesempatan itu, Direktur Ibenk juga menyinggung adanya rencana penerapan Smart Province pada tahun depan. Program Smart Province ini akan memilih dua provinsi untuk penyusunan masterplan di tahun 2023.
“Pembangunan Smart Province tidak hanya merumuskan inovasi pembangunan di tingkat provinsi tapi juga mengkoordinasi pembangunan Smart City di tingkat kabupaten, kota dalam wilayahnya. Kami akan memilih dua provinsi untuk pendampingan penyusunan masterplan,” jelasnya.
Lihat juga: Lanjutkan Inovasi Kota Cerdas, Kominfo Usung Smart Province Mulai Tahun Depan
Pentingnya Inovasi Berbasis Digital
Sementara itu dalam sesi diskusi panel bertajuk “Pentingnya Inovasi Berbasis Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan”, Dirjen Aplikasi Infomatika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan, transformasi digital merupakan hal yang utama dalam membangun kota cerdas.
“Membangun Smart City itu diawali pada transformasi digital, setelah itu setiap Pemda memahami apa yang dibutuhkan. Karena karakteristik setiap Pemda itu berbeda. Namun nanti arahnya semua akan menuju Smart City yang holistik tadi yang kita ajarkan,” ujarnya, Kamis (1/12/2022).
Dirjen Aptika pun menyampaikan pentingnya penyusunan masterplan untuk pembangunan Kota Cerdas yang membutuhkan waktu panjang.
“Pada program ini kita mengajarkan bagaimana membangun Smart City, diawali dengan membuat perencanaan yaitu masterplan. Karena membangun Smart City tidak bisa 5 hingga 10 tahun, bisa 15 hingga 20 tahun, dan ini berkelanjutan,” pungkas Dirjen Aptika Semuel A. Pangerapan.
Lihat juga: Tingkatkan Layanan, Pemkab Kuningan Canangkan Kuningan Menuju Kota Cerdas
Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 5 kota dan 2 kabupaten terbaik dalam penerapan program Smart City untuk tujuh kategori, yaitu:
- Smart Governance: Kota Bandung,
- Smart Branding: Kota Surakarta,
- Smart Economy: Kota Semarang,
- Smart Society: Kota Yogyakarta,
- Smart Living: Kabupaten Demak,
- Smart Environment: Kota Madiun, dan
- Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional: Kabupaten Wonogiri. (ea)