Jakarta, Ditjen Aptika – Isu terkait pelaksanaan Digital Economy Working Group (DEWG) G20 beberapa waktu ini ramai dibicarakan media. G20 merupakan forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan, yang anggotanya terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate membeberkan tiga isu prioritas dalam DEWG. Diketahui, pertumbuhan ekonomi digital menjadi pembahasan utama dalam Presidensi G20 ini. Untuk itu, Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan konsensus di tingkat global guna mengantisipasi pesatnya pertumbuhan ekonomi digital.
“Sebagai Presidensi G20 tahun ini melalui kepemimpinan pertama Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20, Indonesia mempromosikan tema mencapai pemulihan yang tangguh. Tema ini juga mencakup tiga isu prioritas,” kata Johnny, dikutip dari Tribunnews.com (27/4/2022).
Johnny menjelaskan, Indonesia mengusulkan kepada anggota G20 untuk mengakui peningkatan konektivitas digital sebagai isu prioritas pertama. Kemudian, isu prioritas kedua yakni soal perumusan toolkit G20 untuk mengukur keterampilan digital dan literasi digital. Toolkit itu digunakan sebagai kerangka kerja guna mengukur berbagai tingkat literasi dan keterampilan digital, termasuk keterampilan TIK. Tiga komponen itu, seperti keterampilan digital dasar, keterampilan digital menengah, dan keterampilan digital lanjutan.
Kemudian isu prioritas ketiga yakni pentingnya tata kelola data di tingkat internasional. Johnny menambahkan, para anggota G20 terus berupaya mengatasi masalah ini baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dua Aplikasi Diblokir Google Karena Mencuri Data Pribadi
Selain itu, isu soal ditemukannya 11 aplikasi yang mencuri data pribadi penggunanya saat ini juga masih ramai di pemberitaan media. Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Dedy Permadi mengatakan, saat ini Google telah memblokir akses aplikasi Simple Weather & Clock Widget dan Full Quran MP3-50. Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari temuan adanya 11 aplikasi smartphone, termasuk aplikasi azan dan penunjuk kiblat, yang diduga mencuri data pribadi pengguna.
“Saat ini pihak Google telah melakukan pemutusan akses terhadap aplikasi Simple Weather & Clock Widget dan Full Quran MP3-50. Kementerian saat ini sedang memverifikasi aplikasi dengan terus melakukan komunikasi dengan pihak kepolisian dan Google Indonesia,” kata Dedy, dikutip dari Harianjogja.com (27/4/2022).
Adapun aplikasi-aplikasi lain yang dimaksud adalah Speed Camera Radar, Al-Moazin Lite (Prayer Times), WIFI Mouse (remote control PC), QR & Barcode Scanner, Qibla Compass – Ramadan 2022, Handcent Nex SMS-Text w/MMS, Smart Kit 360, AI Quran MP3 – 50 Reciters & Translation Audio, Full Quran MP3 – 50+ Language & Translation Audio dan Audiosdroid Audio Studio DAW.
Dedy juga menegaskan bahwa Kemkominfo tengah melakukan pendalaman mengenai dugaan 11 aplikasi, yang berpotensi melanggar atau menyalahgunakan data pribadi masyarakat tersebut. Selain itu, Kemkominfo juga telah menyampaikan pemberitahuan secara resmi kepada Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dari aplikasi tersebut, untuk segera melakukan perbaikan sistem dan juga menutup fitur-fitur yang berpotensi untuk adanya pelanggaran perlindungan data pribadi. Bila dalam tenggat waktu tiga hari tidak dilakukan perbaikan sistem, maka Kemkominfo akan menutup aplikasi tersebut. (frs)