Jakarta, Ditjen Aptika – Isu bidang aptika yang mendominasi pemberitaan dalam 24 jam terakhir ialah mengenai pertemuan Menkominfo RI Johnny G. Plate dengan Menteri Media Massa Sri Lanka Dullas Alahapperuma. Keduanya membahas tentang upaya melawan infodemi dan literasi digital serta potensi kerja sama bidang pendidikan.
“Pertemuan dengan Menteri Media Massa Sri Lanka pada hari ini membicarakan soal upaya Pemerintah dalam melawan penyebaran misinformasi dan disinformasi,” ujarnya usai pertemuan yang berlangsung di Hotel Apurva Kempinski Nusa Dua, Bali, seperti dikutip dari Sindonews.com, Jumat (25/03/2022).
Menteri Johnny menyatakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kominfo menginisiasi tiga lapis strategi untuk memerangi penyebaran hoaks, misinformasi, malinformasi, dan disinformasi. Tiga strategi itu mencakup tingkatan hulu, tengah dan hilir.
Menkominfo menegaskan Pemerintah Indonesia memberikan perhatian terhadap peningkatan literasi digital. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu fondasi utama dan solusi berkelanjutan untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap hoaks dan misinformasi.
“Menanggapi ancaman keamanan siber non-teknis seperti scam, phising, hoaks dan disinformasi, Indonesia harus memiliki kecakapan digital yang sangat baik. Hal itu menjadi ancaman paling signifikan di ruang digital saat ini. Ketahanan masyarakat digital tidak hanya terlihat dari aspek teknis melalui ancaman keamanan siber,” ucapnya.
Menteri Johnny menyatakan Indonesia pernah mendapat kehormatan menerima gelar World Summit Information Society (WSIS) Prizes tahun 2020 atas kontribusi dalam peningkatan kapasitas digital dan literasi di Indonesia.
Menkominfo: Kebijakan afirmatif mampu tingkatkan produksi dalam negeri
Isu bidang aptika terbanyak kedua tentang gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI), Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan pemerintah menerapkan kebijakan afirmatif demi meningkatkan produksi dalam negeri. Pemerintah melalui Kemkominfo terus mendukung sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), guna menyukseskan gerakan BBI.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menegaskan keberpihakan pada produksi dalam negeri bukan keberpihakan kosmetik, tetapi keberpihakan yang secara sungguh-sungguh menggunakan belanja produk dalam negeri Indonesia.
“Apabila ada yang bermain-main dengan mengubah atau meng-kosmetik-kan produk-produk asing dengan diberi label atau cap produk-produk dalam negeri, maka akan diambil langkah-langkah yang tegas secara khusus kepada marketplace,” kata Menkominfo dalam konferensi pers hibrida “Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia 2022” dari Grand Hyatt Hotel, Nusa Dua, Bali, seperti dikutip dari Antaranews.com, Jumat (25/03/2022).
Menkominfo mengingatkan pengelola platform digital untuk memperhatikan, memberikan peluang promosi, serta melakukan aksi nyata dan afirmatif untuk memberikan dukungan atas produk-produk dalam negeri. “Kepada pemerintah dan BUMN, Presiden Jokowi juga mengingatkan langkah afirmatif tidak di atas kertas saja, tapi harus diimplementasikan dan dilaksanakan secara konkret,” katanya. (lry)