Jakarta, Ditjen Aptika – Kasus kebocoran data Nasabah BRI Life masih mendominasi pemberitaan 24 jam terakhir dengan intensitas pemberitaan masih tinggi. Topik yang diangkat masih seputar awal mula isu kebocoran data muncul, hasil pertemuan Kominfo dengan BRI serta tindak lanjut investigasi kasus oleh pihak Kominfo dengan BRI serta Badan Siber Sandi Negara.
Media mengutip penjelasan Menkominfo Johnny G. Plate bahwa sesuai amanat Pasal 35 Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik (PP 71/2019), Kementerian Kominfo berwenang melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan Sistem Elektronik. Terkait kasus ini Kominfo akan menggandeng BSSN dan Polri dalam menyelidiki dugaan kebocoran data pribadi nasabah BRI Life.
Media turut mengutip penjelasan Jubir Kominfo Dedy Permadi bahwa Kementerian Kominfo tengah melakukan investigasi dugaan kebocoran data tersebut dan telah melakukan pemanggilan terhadap Direksi BRI Life. Dari hasil investigasi, diduga sumber kebocoran data berasal dari celah keamanan dalam sistem elektronik BRI Life yang disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Media juga mengangkat pernyataan BRI Life bahwa perusahaan bersama tim independent yang memiliki spesialisasi di bidang cyber security tengah melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka investigasi dan melakukan hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan perlindungan data pemegang polis BRI Life.
BRI Life juga telah mengambil langkah untuk menghentikan upaya akses secara tanpa hak tersebut. Saat ini BRI Life sedang melakukan pemeriksaan mendalam terhadap keamanan sistem elektronik yang mereka kelola dengan menggandeng Konsultan Forensik Digital dan Tim Internal di dalam perusahaan.
Kementerian Kominfo akan akan menindaklanjuti hasil temuan tersebut dengan melakukan komunikasi intensif dengan BRI Life dan memberikan pendampingan terhadap upaya BRI Life dalam mengamankan sistem maupun tata kelola data yang ada. Dijelaskan bahwa isu naik karena cuitan akun Twitter @UnderTheBreach yang mengabarkan ada kebocoran data di BRI Life sebesar 2 juta klien BRI Life dan 463 ribu dokumen, yang dijual di dark web dengan harga permintaan USD 7.000 atau di kisaran Rp 101 juta.
Indonesia Game Develpoment Exchange
Isu lain yang turut muncul dalam pemberitaan 24 jam terakhir adalah gelaran Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2021 yang diselenggarakan oleh Kemkominfo secara virtual hingga Oktober mendatang, menghadirkan para pelaku industri game lokal dan global untuk saling berbagi ilmu dan membangun jaringan antara pengembang (developer).
Media mengutip penjelasan Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan, bahwa event ini digelar untuk mendorong industri game lokal agar dapat bersaing di level global. IGDX juga diadakan untuk menyambut momentum industri game yang berkembang pesat di tengah pandemi. Menurut Dirjen Aptika, pemerintah ingin mendorong industri game terus tumbuh supaya bisa memberikan potensi yang sedang tumbuh-tumbuhnya di Indonesia.
Turut dijelaskan, ajang IGDX 2021 ini terbagi menjadi tiga kegiatan, yaitu IGDX Academy, IGDX Conference, dan IGDX Business. IGDX Academy merupakan pelatihan dari mentor yang sudah berpengalaman di industri game, baik lokal maupun asing, yang akan diselenggarakan selama tiga bulan penuh, dari 16 Agustus – 14 November mendatang.
Sementara dalam IGDX Business, pengembang bisa bertemu dengan penerbit (publisher) game, studio game, pemerintah, pengembang asing, sampai investor, yang akan digelar selama 2 hari, yaitu 17-12 November, secara online. Terakhir, IGDX Conference adalah ajang seminar dan lokakarya yang dilakukan secara online dan offline selama dua hari (20-21 November). (lry)