Jakarta, Ditjen Aptika – Menteri Komunikasi dan Informatika menyampaikan pengguna aplikasi PedulilLindungi telah mencapai 3.998.693 jiwa, atau 5 % dari total pengguna smartphone di Indonesia.
“Hingga tanggal 18 Juni 2020 total pengguna aplikasi PeduliLindungi mencapai 3.998.693 jiwa. Target pengguna ialah 25% dari total pengguna smartphone di Indonesia, yaitu sebanyak 62.926.718 pengguna,” papar Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, saat rapat kerja bersama Komisi I DPR-RI di Gedung Wisma Nusantara II, Jakarta, Senin (22/06/2020).
Target tersebut butuh penambahan 19 juta pengguna aplikasi. “Trend pengguna baru, baik pada android maupun ios saat ini menunjukan trend positif,” ungkap Menteri Johnny.
Seperti telah diketahui aplikasi PeduliLindungi merupakan aplikasi tracing, tracking, dan fencing berbasis bluetooth yang dikembangkan untuk upaya pencegahan sekaligus membangun alert system untuk menghentikan penyebaran COVID-19.
Saat ini (22/06) aplikasi PeduliLindungi memiliki rating 4.4 di Google Play Store. “Rating tersebut termasuk kedalam kategori baik jika dibandingkan dengan beberapa negara lain yang memiliki aplikasi sejenis dengan teknologi serupa,” tegas Menteri Johnny.
Johnny juga menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan adopsi aplikasi di beberapa negara. “Salah satu faktornya kepercayaan publik yang tinggi terhadap fungsi aplikasi. Kemudian satu aplikasi yang seragam untuk seluruh daerah, serta fokus terhadap fungsi utama juga akan mempengaruhi kesuksesan adopsi aplikasi,” ucapnya.
Pengembangan Fitur Aplikasi PeduliLindungi
Pada kesempatan tersebut Menteri Johnny juga menyampaikan mengenai fitur-fitur aplikasi PeduliLindungi, serta rencana pengembangan ke depannya.
Fitur yang sudah ada saat ini pada aplikasi PeduliLindungi, yaitu:
- Contact tracing hingga 14 hari ke belakang menggunakan teknologi Bluetooth;
- Tracking closed-contact user menggunakan GPS;
- Fencing untuk mendukung isolasi mandiri pengguna menggunakan GPS;
- QR Code untuk WNI pelintas batas negara pada tujuh pintu masuk dan ditetapkan sebagai ODP;
- Notifikasi zona terdampak dan informasi lokasi sekitar seperti kelurahan juga rumah sakit dan apotek dalam radius 2 KM;
- Histori perjalanan/lokasi pengguna menggunakan GPS;
- Teledokter/periksa kesehatan mandiri dengan Prixa dan BPPT, dan konsultasi dokter secara online dengan Halodoc dan Prosehat;
- Dashboard tracing dan tracking untuk melihat pengguna yang pernah closed-contact dengan pasien positif;
- Dashboard fencing untuk mellihat pergerakan orang dalam karantina mandiri.
Rencana dan target pengembangan aplikasi PeduliLindungi yaitu:
- QR Code untuk catatan perjalanan pengguna (sesuai dengan permintaan Presiden) ditargetkan selesai pada Minggu ketiga Juni;
- Registrasi hasil rapid test dan/atau PCR-swab test sebagai paspor pengguna pada masa relaksasi PSBB ditargetkan selesai pada minggu pertama Juli;
- Teknologi face recognition untuk pengecekan suhu tubuh dan penggunaan masker sebelum pengguna masuk ke area publik ditargetkan selesai pada minggu kedua Juli;
- PeduliLindungi untuk pengguna non-smart phone ditargetkan selesai pada minggu ketiga Juli;
- Membangun software development kit (SDK) untuk dapat dimanfaatkan dalam aplikasi lain ditargetkan selesai pada minggu keempat Juli. (lry)