Jakarta, Ditjen Aptika – Melalui Internet Governance Forum Pemerintah Republik Indonesia memberikan perhatian atas disinformasi dan misinformasi yang berkembang di dunia maya. Berbagai kebijakan dan langkah strategis telah diarahkan untuk membangun keadaban melalui penguatan literasi digital, termasuk dalam pemanfaatan teknologi Artificial Intelegence (AI).
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan Indonesia juga mengambil sejumlah praktik terbaik dari berbagai negara untuk mengembangkan tata kelola internet, terutama berkaitan dengan pengelolaan disinformasi dan misinformasi yang banyak beredar saat ini,
“Bagaimana pemerintah harus bersikap terhadap disinformasi dan misinformasi? Bagaimana masyarakat harus mengambil sikap terhadap penyebaran hoaks? Atau bagaimana mengembangkan kesadaran dalam menggunakan internet secara bertanggung jawab agar kita bisa menangkal hoaks?” ungkapnya dalam Podcast Interaktif Suara Indonesia dalam Internet Governance Forum (2023) yang tayang dari Kyoto, Jepang, Munggu (08/10/2023).
Sejak tahun 2012, Indonesia telah menjadi bagian dari IGF. Bahkan pada tahun 2012, Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan IGF. “Sejak itu kita sangat aktif untuk terlibat dalam tata kelola internet secara global,” ungkap Wamenkominfo.
Menurut Wamen Nezar Patria, kehadiran Indonesia dalam IGF 2023 akan memiliki arti penting dalam melakukan komparasi, mengambil inspirasi dan mempelajari inisiatif global tentang pembuatan kebijakan mengenai tata kelola internet.
“Ada banyak isu yang dibahas, mulai dari akses internet yang merata, bagaimana mengatasi ketimpangan akses ini dan isu yang cukup paling hype soal AI dalam kaitan dengan disinformasi dan misinformasi,” tuturnya.
Wamenkominfo juga optimis pertemuan dengan berbagai pihak baik dari kalangan pemerintah, akademisi, masyarakat sipil dan organisasi internasional akan menjadi pelajaran berharga.
“Salah satunya dari Uni Eropa yang membuat satu deklarasi Digital Future Internet. Bagaimana secara demokratis memecahkan persoalan terbaru, terutama soal AI,” ujarnya.
Lihat juga: Jelang Pemilu 2024, Menkominfo Imbau Masyarakat Bijak saat Terima Informasi di WhatsApp
Isu diinformasi dan penyebaran hoaks yang berkaitan dengan teknologi AI menjadi perhatian khusus Wamen Nezar Patria. Apalagi jelang Pemilihan Umum Serentak 2024, Pemerintah berupaya agar dapat medorong Pemilu berlangsung damai.
“Bagaimanapun negara kita kan sangat beragam, Saya kira sangat luar biasa untuk menjaga itu butuh satu tata kelola informasi yang benar supaya trust di antara masyarakat itu bisa terbangun,” tandasnya.
Wamenkominfo menilai literasi digital menjadi kunci dalam menangkal penyebaran disinformasi. Oleh karena itu, seiring dengan upaya pemerintah membangun infrastruktur digital, Kementerian Kominfo mengajak seluruh pemangku kepentingan menggiatkan pendidikan literasi digital.
“Literasi digital salah satu kunci .Saya kira untuk menangkal hoax memang antidot yang mungkin kita berikan adalah literasi digital. Indonesia cukup Intens melakukan itu program yang sudah dilakukan selama mungkin hampir satu dekade ini,” jelasnya. (lry)