Denpasar, Ditjen Aptika – Dalam menghadapi tuntutan tugas yang semakin kompleks dan dinamis, seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dituntut untuk melek digital dengan meningkatkan literasi digital. Prajurit TNI perlu memahami tren dan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka.
Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) TNI Laksamana Pertama TNI, Tri Harsono, pada acara Literasi Digital kepada Prajurit TNI bertema “TNI Makin Cakap Digital”, di Hotel Mercure Denpasar, Bali, Senin (21/08/2023).
“Tidak boleh ada lagi prajurit yang buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara, ataupun menyebarkan hal yang bertentangan dengan tugas-tugas TNI. Jika prajurit sudah melek digital, maka rasa percaya masyarakat kepada TNI akan semakin kuat,” tutur Tri Harsono.
Dalam konteks ini, lanjut Tri Harsono, prajurit TNI perlu memahami tren dan perkembangan teknologi digital yang sedang terjadi. Oleh karena itu, penting bagi prajurit untuk beradaptasi dengan cepat dan menguasai teknologi baru yang muncul agar dapat tetap relevan dan memiliki keunggulan di medan pertempuran yang semakin kompleks.
“Tuntutan tugas semakin kompleks dan dinamis, prajurit TNI perlu terus meningkatkan literasi digital mereka. Ini termasuk pengetahuan tentang teknologi terbaru, kemampuan dalam menggunakan perangkat digital, serta kepekaan terhadap isu-isu keamanan siber karena prajurit TNI akan menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara kita di dunia digital yang terus berkembang,” ujarnya.
Ia berharap, melalui peningkatan literasi digital seluruh prajurit dan keluarga besar TNI dapat lebih cerdas, teliti, dan berhati-hati dalam mengikuti dan mengamati informasi.
Selain itu, menurutnya, literasi digital sendiri juga memainkan peran penting dalam menunjang tugas dan fungsi prajurit TNI dalam beberapa aspek yang krusial, seperti:
- Memungkinkan prajurit TNI untuk berkomunikasi dan berkoordinasi secara efisien di antara unit-unit mereka dengan memanfaatkan jaringan internet;
- Memungkinkan prajurit TNI untuk mengakses, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif dengan menggunakan teknik pencarian dan analisis informasi untuk pengambilan keputusan;
- Memungkinkan TNI untuk melaksanakan pelatihan dan pengembangan yang efektif bagi prajuritnya melalui platform e-learning dan aplikasi lainnya;
- Mendukung operasi dan taktik militer;
- Melindungi jaringan dan sistem militer dari ancaman siber.
Pada akhir sambutannya, Tri Harsono mengajak seluruh prajurit TNI yang hadir agar dapat mengaplikasikan literasi digital secara bijak dan ikut menyebarkannya kepada rekan dan keluarga. “Jarimu harimaumu, kita harus memanfaatkan teknologi digital secara bijak. TNI Patriot NKRI, NKRI Harga Mati,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan, Niki Maradona menyampaikan bahwa acara literasi digital pemerintahan diselenggarakan secara kolaborasi antara Kementerian Kominfo dengan TNI. Para peserta diberikan materi yang terdiri dari empat pilar literasi digital.
“Empat pilar tersebut, digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety akan disampaikan melalui dua tema yakni transformasi digital pemerintah dan netralitas ASN, serta penguatan keamanan data dan medsos di lingkungan TNI,” tuturnya.
Menurut Niki, literasi digital bagi TNI ini penting, pasalnya perkembangan di era digital menimbulkan jenis-jenis ancaman baru terhadap kedaulatan negara yang harus diwaspadai oleh TNI dalam menjalankan tugas.
Ancaman tersebut antara lain serangan siber, yang dapat mencakup serangan DDoS (Distributed Denial of Service), pencurian data, dan sabotase sistem. Selanjutnya propaganda yang mengancam keamanan nasional, penggunaan propaganda akan mengancam keamanan nasional melalui media sosial dan platform digital lainnya.
Berikutnya cyber terorist, dimana teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan. Terakhir adalah state sponsored cyber attact, yaitu serangan siber yang disponsori negara atau kelompok yang bermaksud jahat dapat melakukan pengintaian atau pencurian informasi rahasia melalui jaringan digital.
Nikki menjelaskan bahwa para peserta yang mengikuti kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan di Denpasar Bali itu berjumlah 200 orang Prajurit TNI. Peserta terdiri dari tiga angkatan, yakni angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut. “Seratus prajurit TNI di tanggal 21 Agustus 2023 dan seratus prajurit di tanggal 22 Agustus 2023,” jelas Nikki.
Kegiatan literasi digital bagi TNI di Kota Denpasar itu juga merupakan kegiatan lanjutan, dimana sebelumnya sudah diselenggarakan di Kota Kupang pada tanggal 7 – 8 Agustus 2023. Acara tersebut turut hadiri oleh pemateri yang memberikan materi terkait pilar literasi digital, diantaranya Staf ahli Menkominfo (Widodo Muktiyo), Head of Laboratory of Psychology Universitas Binus (Cornelia Istiani), Founder Phytonesia (Andri Johandri) dan Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Sofian Lusa). (lry)
Galeri Foto Literasi Digital Kepada Prajurit TNI Kota Denpasar