ASN Kominfo Diharapkan Jadi Teladan dalam Transformasi Digital

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, saat membuka acara Literasi Digital Sektor Pemerintahan bagi Sivitas Kementerian Kominfo di Jakarta, pada Selasa (04/04/2023).

Jakarta, Ditjen Aptika – Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Kominfo (Kemkominfo) sebagai instansi pemerintah yang membidangi bidang digital diharapkan dapat menjadi teladan bagi aparatur pemerintahan lainnya. Khususnya dalam penerapan transformasi digital nasional.

“Kita sebagai instansi pemerintah yang membidangi digital sudah seharusnya dapat menjadi contoh dan teladan bagi aparatur pemerintah lainnya dalam transformasi digital. Bagaimana kita menciptakan ruang digital yang kondusif dan nilai demokrasi bisa kita jaga kualitasnya,” terang Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan, saat membuka acara Literasi Digital Sektor Pemerintahan bagi Sivitas Kemkominfo di Jakarta, pada Selasa (04/04/2023).

Dirjen Semuel menjelaskan di era keterbukaan informasi, ASN tentunya menjadi sorotan masyarakat. Semua kegiatan dan tindak tanduk ASN di media sosial akan mendapat perhatian khusus oleh masyarakat.

“Oleh sebab itu kita perlu memahami untuk bagaimana kita menyikapi hidup di tengah situasi yang demikian. Setiap yang kita lakukan di ruang digital meninggalkan jejak, jadi harus kita perhatikan benar sebelum melakukan posting,” imbaunya.

Fenomena lainnya menurut Dirjen Semuel yang terjadi yakni terkait kemajuan teknologi turut memunculkan deep fake. Hal tersebut menurutnya perlu disikapi secara bijak. Kemajuan teknologi dapat membuat sesuatu yang fake bisa terlihat seperti asli.

“Ini pentingnya kita menguasai literasi digital agar bisa memilah dan tidak termakan isu hoaks yang semakin canggih. Kemajuan teknologi dibarengi tsunami infornasi membuat ASN Kominfo dituntut harus bisa memilah dan memilih informasi,” tegas Dirjen Semuel.

Pada kesempatan tersebut ia juga menyoroti semakin dekatnya tahun Pemilu. ASN pun dituntut untuk dapat bersikap netral. Ia mengajak ASN Kominfo bisa menjalankan tugas secara professional dan tidak memihak baik di ruang fisik maupun di ruang digital.

Pada akhir sambutannya Dirjen Semuel berharap program literasi digital sektor pemerintah yang akan dijalani dapat menjadi media untuk menimba ilmu dan menjadikan ASN Kominfo contoh bagi ASN lainnya. Ia juga berharap program tersebut dapat meningkatkan kapasitas seluruh ASN di Kominfo.

“Indonesia makin cakap digital untuk membuat Indonesia terkoneksi makin digital makin maju,” tandas Dirjen Semuel.

Lihat juga: ASN Penting Jaga Netralitas Jelang Tahun Pemilu

Sekjen Kominfo, Mira Tayyiba saat acara Literasi Digital Sektor Pemerintahan bagi Sivitas Kementerian Kominfo (4/23).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemkominfo, Mira Tayyiba berharap potensi digitaliasi harus bisa dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan publik yang prima kepada masyarakat. “Sebagai pelayan publik, merupakan kewajiban kita untuk terus mengasah kapasitas penugasan dan etos bekerja di era digital,” tutur Sekjen Mira.

Mengutip hasil studi Digital Skills Report 2021, Sekjen Kemkominfo menjelaskan saat ini hanya 19% tenaga kerja Indonesia yang mengaplikasikan literasi digital level dasar. Sementara hanya 6% lainnya yang mampu mengaplikasikan kecakapan digital teknis di level menengah.

“Dalam konteks ini, aparatur pemerintah harus menyadari posisi sebagai pelayan publik yang profesionalitasnya diukur salah satunya melalui kualitas layanan sekaligus kepuasan publik terhadap pelayanan yang diberikan baik di ruang publik maupun ruang digital,” tuturnya.

Sekjen Mira mendorong Sivitas Kemkominfo memanfaatkan teknologi digital dengan optimal agar dapat membantu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas pekerjaan. “Misalnya, aplikasi email dapat mempermudah pegawai untuk berkomunikasi dengan rekan kerja dan mitra kolaborasi, serta memastikan semua informasi penting diterima dan diteruskan dengan tepat waktu,” ujarnya. 

Ia menambahkan, literasi dan kecakapan digital Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Hal ini terlihat dari hasil Indeks Nasional Literasi Digital Indonesia pada skor 3,49 di tahun 2021 dan menjadi 3,54 di tahun 2022. 

“Walaupun skor indeks literasi digital 2022 mengalami peningkatan sebesar 0,5 poin, kita juga harus mampu terus beradaptasi terhadap kehadiran teknologi baru seperti Artificial Intellegence, Extended Reality, Quantum Computing, dan masih banyak lagi. Apabila tidak dimanfaatkan dengan lugas dan bijak, maka akan membuat kita makin tertinggal,” tandasnya.

Oleh karena itu, Sekjen Mira mendorong seluruh Sivitas Kemkominfo untuk terus meningkatkan keterampilan dan literasi digital mereka melalui pelatihan dan pembelajaran mandiri. 

“Potensi masif yang dibawa oleh digitalisasi maupun hal negatif yang ada di ruang digital harus dapat dimitigasi, sekaligus dikelola dengan baik oleh seluruh komponen masyarakat, termasuk aparatur pemerintah. Termasuk kapabilitas, kelugasan, sekaligus etos kerja dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima,” harapnya.

Literasi digital sektor pemerintahan di lingkungan ASN Kemkominfo ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian Program Indonesia Makin Cakap Digital. Program itu merupakan bagian dari peningkatan literasi digital untuk 50 juta warga Indonesia hingga tahun 2024.

Kegiatan yang diikuti seluruh sivitas Kementerian Kominfo tersebut juga menghadirkan pembicara dari Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Puadi), Guru Besar dan Peneliti Bidang Rekayasa Perangkat Lunak Fasilkom Universitas Indonesia (Eko Kuswardono), Inisiator Pemberdayaan Informatika Kabupaten Pemalang (Andri Johandri), Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Haryatmoko), dan Dosen Universitas Bina Nusantara Bekasi (Cornelia Istiani). (lry)

Print Friendly, PDF & Email