Balikpapan, Ditjen Aptika – Formula Play, Connect, dan Explore, atau disebut juga formula PCE, bisa menjadi solusi untuk mengurangi adiksi internet pada remaja. Hal tersebut disampaikan dalam acara Pekan Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika).
“Berdasarkan riset dari FKUI, 19,3% remaja di Indonesia mengalami adiksi internet. Ini menyebabkan mereka susah bergaul bersama teman-teman sebaya secara tatap muka. Ada formula yang disebut Play, Connect, dan Explore (PCE) untuk mengurangi adiksi tersebut,” terang Dewan Pengarah Siberkreasi, Diena Haryana pada acara Pekan Literasi Digital di Balikpapan, Kamis (16/03/2023).
Perempuan yang juga pendiri Yayasan Sejiwa itu mengatakan, formula PCE ini baik diterapkan untuk usia anak-anak hingga remaja karena usia tersebut merupakan waktu yang sangat baik untuk mengeksplorasi banyak hal.
“Tidak selalu eksplorasi ke tempat-tempat yang jauh, orang tua dapat mengajarkan anak untuk bermain, bercakap, dan berinteraksi dengan hal-hal yang biasa ditemui di rumah,” kata Diena.
Selain PCE, ada juga screen time, screen break, dan screen zone yang bisa diterapkan untuk mengurasi adiksi internet. Orang tua dapat memberikan screen time, atau batasan berapa lama anak bisa berada di depan layar dalam sehari.
“Pada anak usia 13 hingga 15 tahun, tiga jam dalam sehari adalah batasan waktu yang tepat. Selebihnya anak harus punya waktu untuk mengembangkan diri,” tambahnya.
Orang tua juga sebaiknya memberikan screen break, dengan memberi jeda setiap 20 hingga 30 menit saat anak menggunakan gawai.
“Terakhir, peran orang tua cukup krusial untuk memberikan screen zone, yaitu peraturan dimana dan saat apa saja anak bisa menggunakan gawai,” katanya.
Diena menyebut, adiksi terhadap internet juga menyebabkan remaja sulit berkomunikasi. Peran orang tua juga sangat berpengaruh untuk melatih mereka mengelaborasi opini dan mengungkapkan perasaan yang dimiliki.
Lihat Juga: Kominfo Bekali Pelajar SMK Provinsi Bali agar Makin Cakap Digital
Sementara itu, Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud yang dalam acara tersebut diwakilkan menyampaikan bahwa dirinya menaruh harapan kepada kaum milenial yang ada di Kota Balikpapan.
“Milenial disebut sebagai generasi yang potensial terhadap penguasaan teknologi, maka dari itu diharapkan dapat menjadi pelopor untuk meningkatkan penguasaan teknologi dan literasi digital di Kota Balikpapan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan menyambut baik Pekan Literasi Digital yang dilakukan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika.
“Melalui kegiatan ini saya berharap tidak ada lagi segmen masyarakat disini yang tertinggal dan memiliki tingkat literasi digital yang baik,” ungkapnya.
Lihat Juga: Indeks Literasi Digital Indonesia Kembali Meningkat Tahun 2022
Sementara itu, sebelumnya dalam sambutannya, Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan mengatakan bahwa masyarakat Indonesia masih perlu meningkatkan literasi digital karena Indonesia masih ada dalam kategori sedang.
“Indeks literasi digital menunjukkan Indonesia masih dalam kategori sedang, yaitu 3,54 dalam skala 4. Melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan diharapkan dapat membantu meningkatkan indeks tersebut kedepannya,” jelasnya.
Sejalan dengan yang diungkapkan Walikota Balikpapan, ia juga mengapresiasi semua pihak yang mengikuti rangkaian kegiatan literasi digital.
“Saat ini program literasi digital telah menjangkau 514 Kota/Kabupaten pada 34 provinsi di Indonesia. Kami tidak dapat bekerja sendiri, perlu kolaborasi dengan berbagai pihak. Apresiasi saya tujukan kepada semua pihak yang mau mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya.
Selain mengenai cara mengatasi adiksi internet, masih ada banyak hal yang dapat dipelajari melalui literasi digital #IndonesiaMakinCakapDigital. Masyarakat dapat mengakses berbagai modul melalui literasidigital.id, kelas daring melalui gnld.siberkreasi.id dan event.literasidigital.id, atau melalui kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta Siberkreasi. (pag)